Categories
Ilmu Sosial

3 Klasifikasi Desa – Potensi, Fungsi, dan Ciri-Ciri Desa (#Paling Lengkap)

Klasifikasi Desa bisa dikelompokkan menjadi 3 bagian. Apakah anda tinggal di desa ? jika tidak apa pikiran yang pertama kali terlintas ketika mendengar desa ? pasti banyak orang yang mengatakan bahwa desa berada di perkampungan yang jauh atau sejenisnya. Selain itu, banyak yang mengatakan bahwa desa akan berbeda dengan kota .Umumnya istilah desa sering digunakan oleh wilayah atau negara yang masih berbasis negara berkembang.

Baca Juga :

Klasifikasi Desa

Desa merupakan unit terkecil dari struktur pemerintahan dalam tingkat kabupaten di Indonesia (Baca: Persebaran Flora di Indonesia) dan memiliki satu kepala pemerintahan yakni kepala desa. Sedangkan pengertian secara universalnya, desa atau udik adalah sebuah aglomerasi permukiman di area pedesaan atau rural. Di Indonesia sendiri, desa adalah pembagian wilayah administratif tepat dibawah kecamatan yang dimimpin oleh kepala desa, yang umumnya memiliki panggilan yang berbeda setiap daerah seperti kepala kampung, petinggi, hukum tua, dan lainnya. Biasanya kantor yang digunakan disebut balai desa atau kantor kelurahan .

Klasifikasi Desa Menurut Aktivitasnya

Desa bisa dibagi kedalam 3 kelompok jika dilihat dari tingkat klasifikasi aktivitasnya, dimana :

1. Desa agraris

Desa agraris tentu berisikan mereka yang bekerja dengan pencaharian utama sebagai petani atau pemilik dan pengelola kebun. Terutama sejak dulu, Indonesia terkenal akan Negara agraris atau pertanian (Baca: Sumber Daya Alam Pertanian) dengan lahan yang sangat luas. Maka menemukan desa agraris di Indonesia bukanlah hal sulit. Sumber pendapatan utama desa ini juga pasti dengan menjual hasil ladang dan juga sawah yang dikonsumsi banyak orang, desa yang paling terkenal atau daerah agraris yakni seperti Indramayu atau Subang.

Baca:

2. Desa Industri

Desa industri merupakan desa yang mata pencaharian utamanya adalah penduduk yang bekerja di bidang industri baik berukuran kecil maupun besar. Desa industri (Baca: Pengolahan Limbah Industri) sudah tidak lagi sulit ditemukan terutama di jaman modern seperti ini. Seperti daerah yang menghasilkan barang lokal berkualitas dan juga desa yang bisa menghasilkan usaha dan menjadikannya sebagai potensi mendapatkan pendapatan utama. Contohnya seperti desa penghasil sandal cibaduyut di Bandung, atau desa yang menjual telur asin di Brebes.

3. Desa Nelayan

Dengan kondisi geografis yang tidak sepenuhnya daratan, nelayan merupakan mata pencaharian yang sangat wajar ada di Indonesia. Desa nelayan merupakan desa ketiga yang termasuk klasifikasi desa menurut aktivitasnya. Selain  mata pencaharian utamanya yang bekerja sebagai nelayan dan peternak ikan atau tambak, desa ini juga biasanya menghasilkan bahan utama dari hasil laut (Baca: Ekosistem Laut Dalam) seperti ikan dan juga hasil laut seperti mutiara. Sehingga laut menjadi tempat utama mereka untuk bertahan hidup.

Baca:

Klasifikasi Desa Menurut Perkembangannya

Menurut perkembangannya desa juga dibagi menjadi tiga klasifikasi, diantaranya :

1. Desa Swadaya

Desa swadaya merupakan desa yang memiliki potensi khusus yang dikelola dengan baik sehingga bisa membantu perekonomian warga disana. Dimana ciri desa swadaya yaitu :’

  • Daerah yang terisolir dari desa lain sehingga mempersulit beberapa warganya untuk melakukan transaksi dengan desa lain, selain itu cukup sulit mendapat fasilitas yang sama karena kondisi daerah yang cukup jauh
  • Penduduk yang jarang, biasanya terjadi jika desa berada di daerah pelosok dan sangat jauh dari pusat kota
  • Bersifat tertutup
  • Mata pencaharian homogen, dimana semua masyarakatnya rata-rata melakukan pencaharian yang sama dan umumnya pekerjaan yang dilakukan adalah agraris atau bercocok tanam
  • Hubungan antarmanusia yang sangat erat
  • Sarana dan prasarana sangat kurang menyebabkan desa sulit menjangkau berbagai daerah
  • Pengawasan sosial  dilakukan oleh keluarga saja

2. Desa Swakarya

Desa swakarya adalah klasifikasi desa peralihan atau transisi antara desa swadaya ke desa swasembada. Desa Swakarya memiliki ciri sebagai berikut :

  • Kebiasaan atau adat istiadat yang tidak mengikat penuh namun masih digunakan sebagai panduan
  • Sudah mulai menggunakan teknologi dan juga peralatan yang canggih
  • Desa swakarya sudah tidak terisolasi lagi seperti layaknya swadaya, sehingga letak desa swakarya tidak terlalu jauh dari pusat perekonomian kota
  • Telah memilih tingkat perekonomian, pendidikan (Baca: Negara Dengan Pendidikan Terbaik) , jalur lalu lintas dan juga prasarana lain
  • Jalur lalu lintas yang sudah lancar dan jarak tempuh yang bukan lagi menjadi penghalang

3. Desa Swasembada

Desa swasembada adalah desa yang masyarakatnya telah mampu memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam (Baca: Penanggulangan Bencana Alam) dan potensinya yang sesuai dengan kegiatan pembangunan regional. Ciri dari desa swasembada diantaranya :

  • Kebanyakan berlokasi di ibukota dan kecamatan
  • Penduduk padat-padat
  • tidak terikat lagi dengan adat istiadat daerah tersebut
  • telah memiliki fasilitas yang memadai dan juga maju dibanding warga dari desa lainnya

Klasifikasi Desa Menurut Ikatannya

1. Desa genealogis

Desa genealogis, yaitu suatu desa yang dipersatukan dengan penduduknya yang memiliki hubungan kekeluargaan atau hubungan darah, jika di Indonesia sendiri tidak sulit menemukan satu desa yang masih bersaudara baik jauh maupun dekat.

2. Desa territorial

Desa territorial, yaitu suatu desa yang dipersatukan oleh kesamaan kepentingan dan wilayah dengan batas-batas tertentu.

3. Desa campuran

Desa campuran, yaitu suatu desa yang dipersatukan baik dari hubungan darah maupun kesamaan kepentingan.

Potensi Desa

Potensi desa untuk negara diantaranya :

  • Potensi fisik yang meliputi iklim dan juga cuaca (Baca: Unsur Cuaca dan Iklim) , flora dan faunanya (Baca: Flora dan Fauna yang Dilindungi di Indonesia) dan juga tanah air
  • Potensi non fisik sedangkan untuk potensi non fisiknya terbagi menjadi beberapa yakni masyarakat desa, lembaga-lembaga sosial desa, dan aparatur desa. Jika potensi dimanfaatkan dengan baik, desa bisa berkembang dan memiliki fungsi bagi daerah lain atau pun bagi kota.

Potensi Desa Menurut Luas Wilayah : 

  1. Desa terkecil, luasnya wilayah kurang dari 2 km2
  2. Desa kecil, luasnya wilayah antara 2 km2 – 4 km2
  3. Desa sedang, luasnya wilayah antara 4 km2 – 6 km2
  4. Desa besar, luasnya wilayah antara 6 km2 – 8 km2
  5. Desa terbesar, luasnya wilayah antara 8 km2 -10 km2

Potensi Desa Menurut Tingkat Penduduknya : 

  1. Kepadatan penduduknya
  2. Desa terkecil, kepadatan penduduknya kurang dari 100 jiwa/km2
  3. Desa kecil, kepadatan penduduknya antara 100-500 jiwa/km2
  4. Desa sedang, kepadatan penduduknya antara 500-1.500 jiwa/km2
  5. Desa besar, kepadatan penduduknya antara 1.500-3.000 jiwa/km2
  6. Desa terbesar, kepadatan penduduknya antara 3.000-4.500 jiwa/km2

Fungsi Desa

Sedangkan fungsi desa untuk NKRI diantaranya adalah  :

1. Desa sebagai hinterland

Desa bisa menjadi hinterland dimana desa biasanya lebih banyak memproduksi dibanding mengkonsumsi. Seringkali kita mendapatkan banyak pasokan kebutuhan untuk perkotaan yang datang dari desa. Seperti layaknya bahan pangan, kopi(Baca: Negara Penghasil Kopi Terbesar di Dunia),  bahan kerajinan tangan, kayu untuk kebutuhan rumah hingga hal kecil seperti cabai atau bawang.

2. Desa sebagai sumber tenaga

Apakah anda sadar bahwa rata-rata pekerja di kota merupakan mereka yang berasal dari desa. Tak jarang masyarakat desa mau berpergian jauh atau merantau untuk bisa mendapatkan pekerjaan, tak hanya untung dari satu sisi saja. Perusahaan yang membuka cabang pekerjaanya di daerah yang jauh dan terpencilpun mudah mencari tenaga kerja yang mau bekerja yakni dari pedesaan. Terkadang mereka tak jauh berbeda dengan masyarakat perkotaan bahkan tak jarang lebih kreatif atau lebih cekatan dalam bekerja.

3. Desa sebagai bentuk pemerintahan

Desa merupakan bentuk pemerintahan terkecil di NKRI. Jika presiden harus mengurus setiap desa tentu saja hal ini akan menghabiskan waktu. Mengingat Indonesia (Baca: Patahan di Indonesia) merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan membentang. Adanya pemerintahan terkecil membantu banyak petinggi untuk dikelola dan diawasi oleh pihak pemerintahan yang lebih kecil dan lebih dekat dengan warga.

4. Desa merupakan mitra

Tanpa disadari desa merupakan awal terbentuknya kota, apa itukah kota bisa maju atau justru tidak berkembang semua bermula dari titik desa. Maka desa bisa disebut mitra bagi pembangunan kota.

Ciri-Ciri Masyarakat Desa

  • Kehidupan keagamaan di kota berkurang dibandingkan keagamaan desa apapun itu agamanya. Mereka juga cenderung lebih rukun dan juga mengenal sesama dengan baik
  • Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung, sedangkan masyarakat desa cenderung memiliki kehidupan sosialisasi yang sangat tinggi
  • Pembagian kerja di warga kota lebih tegas dibandingkan desa.Di kota juga memiliki batasan yang nyata
  • Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih banyak di kota dibandingkan desa. Hal ini terjadi karena di kota pekerjaan dan jenis usaha lebih heterogen dibanding di desa
  • Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi
  • Perubahan sosial tampak nyata di kota dibandingkan di pedesaan, sehingga perubahan sosial sering menimbulkan persaingan tinggi di kota
  • Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangatlah penting untuk dapat mengejar kebutuhan individu

Pola Persebaran Desa

Pola persebaran desa pada dasarnya terbagi menjadi 3, dimana persebaran merupakan pola yang dibuat desa dari satu titik hingga menyebar ke sebagian wilayah disekitarnya dan menciptakan desa lain dengan penduduk yang banyak, diantaranya :

1. Pola memanjang (liner)

  • Pola memanjang biasanya mengikuti jalan umum atau jalan besar, pola desa yang terdapat di sisi kanan atau kiri jalan raya atau jalan umum ini bisa anda temui di dataran rendah (Baca: Pengertian Dataran Rendah)
  • Pola yang mengikuti sungai (Baca: Pencemaran Air Sungai), pola desa ini berbentuk memanjang mengikuti bentuk sungai dan umumnya di daerah pedalaman. Seperti halnya di Kalimantan atau didaerah dekat sungai untuk di Indonesia
  • Pola mengikuti rel kereta api, umumnya ada diarah pulau Jawa dan juga di Sumatera karena penduduknya cukup dekat dengan fasilitas transportasi
  • Pola yang mengikuti pantai, umumnya desa ini merupakan desa nelayan yang menggunakan laut sebagai sumber mata pencaharian.

2. Pola tersebar

Pola desa tersebar terjadi karena adanya kesuburan tanah (Baca: Kerusakan Tanah) yang tidak merata, sehingga desa menjadi tidak teratur dan tumbuh tanpa pola. Dimana desa ini biasanya terjadi didaerah berkapur atau berawa. Masyarakat cenderung membuat sekelompok kecil rumah saja selama daerah tersebut masih ditemukan tanah subur, sedangkan jika sudah menemukan tempat lain maka desa harus tersebar ke tempat lain.

3. Pola Menyebar

Pola desa menyebar beda dengan tersebar, dimana menyebar cenderung terjadi karena relief yang kasar, misalnya kondisi dataran tinggi dan juga pegunungan(Baca: Pengertian Pegunungan). Mereka akan terbatas oleh hutan (Baca: Potensi Sumber Daya Alam Hutan) atau lereng yang cukup curam. Sehingga menyebar namun dalam satu wilayah yang sama.

Baca Juga :

Desa sendiri menurut klasifikasinya memang banyak, namun yang utama adalah menurut perkembangannya. Dimana desa yang diklasifikasikan menurut perkembangannya akan terlihat kemajuan untuk membantu pembangunan wilayah di sekitar desa tersebut.

Artikel Terkait” state=”closed

Artikel Lainnya