Jenis Komet bisa anda pelajari untuk mengetahui komet apa saja yang ada di jagat raya ini. Siapa yang tidak tahu komet, banyak orang yang suka melihat fenomena komet yang terlihat atau melintas melewati Bumi (Baca: Rotasi Bumi) . Bahkan banyak di legenda atau cerita bahwa komet sangatlah indah dan bisa dilihat manusia kapanpun juga. Sebenarnya apa itu komet ? mari kita bahas di bawah ini.
Baca Juga :
Jenis Komet
Komet adalah sebuah benda langit (Baca: Fenomena Alam di Langit) yang umumnya mengelilingi matahari. Biasanya komet memiliki garis edar yang bentuknya lonjong , parabolis maupun hiperbolis. Komet sendiri berawal dari bahasa Yunani yang berarti rambut panjang. Karena mengambil bentuknya yang umumnya memiliki ekor panjang. Ada juga yang menyebut bintang berekor, namun sebutan tersebut tidak bisa digunakan karena komet bukanlah bintang.
Hampir seluruh komet yang kita kenali mendekati Matahari dalam jarak antara 0.005 hingga 2.5 AU pada perihelion. Apabila perihelion komet lebih jauh dari 2.5 AU, komet biasanya tidak dapat diamati. Banyak diantara komet memiliki aphelion di sekitar orbit planet luar. Sekelompok yang terdiri dari sekitar 75 komet diketahui sebagai “keluarga dekat” Jupiter dan memiliki aphelion disekitar orbit planet tersebut. Beberapa diantaranya merupakan kelompok komet yang mengorbit secara bersama-sama. Komet jenis ini biasanya merupakan sisa-sisa dari sebuah komet raksasa yang kemudian pecah dikarenakan pengaruh gravitasi dari Matahari atau sebuah planet. Komet terbagi menjadi dua jenis jika dilihat dari bentuk dan panjang lintasannya. yaitu :
1. Komet Berekor Panjang
Komet berekor panjang merupakan komet yang memiliki garis lintasan terjauh dan melalui daerah yang sedikit tersentuh cahaya mataharinya, hal ini menyebabkan komet melewati suhu dingin (Baca: Pengertian Lahar Dingin). Karenanya ekor komet ini memiliki kesempatan untuk menyerap gas -gas dari daerah yang dilaluinya.
Saat komet mulai mendekati matahari, maka komet tersebut melepaskan gas dan membentuk koma serta ekor yang sangat panjang. Contohnya saja komet ekor panjang adalah komet Kohoutek yang melintas matahari (Baca: Bagian bagian Matahari) setiap 75.000 tahun sekali dan ada juga komet Halley yang melintas pada saat 76 tahun sekali menurut ukuran waktu bumi (Baca: Planet Bumi) . Dengan begitu komet panjang ini jika dilihat sangatlah indah.
2. Komet Ekor Pendek
Komet ekor pendek adalah komet yang memiliki garis lintas sangat pendek dan tidak melewati daerah dingin. Sehingga komet ini tidak memiliki kesempatan untuk menyerap banyak gas di tempat yang dilaluinya. Ketika jenis komet tersebut mendekati matahari, komet melepasan gas yang sangat sedikit dan hanya bisa membentuk koma serta ekor yang pendek. Bahkan beberapa peneliti mengatakan bahwa ekor komet ini seringkali tidak berbentuk sehingga hanya inti dan koma saja.
Contoh dari koma ekor pendek adalah komet Encke yang sering melintas mendekati matahari (Baca: Proses Terjadinya Gerhana Matahari) setiap 3.3 tahun sekali.Bahkan komet ini sering kali tidak berekor atau tidak memiliki ekor karena tidak adanya gas yang mengalami penguapan.
Baca Juga :
Asal Usul dan Susunan Komet
Selama berabad-abad, kemunculan sebuah komet dipercaya sebagai suatu pertanda akan datangnya sebuah malapetaka besar. Para Astronom Babylonia dan China mempercayai bahwa komet adalah objek yang beredar di angkasa sebagaimana halnya planet. Bangsa Yunani beranggapan bahwa komet adalah fenomena atmosfer (Baca: Fungsi Atmosfer) , sejenis dengan uap air yang berasal dari permukaan Bumi. Pandangan ini sempat diterima secara meluas hingga di abad XVI, saat Tycho Brahe memaparkan pandangannya bahwa komet tidak hanya sebuah fenomena alam, tetapi diyakini sebagai sebuah benda angkasa yang letaknya dari bumi lebih jauh daripada Bulan (Baca: Bulan Purnama)
Seabad kemudian, Sir Isaac Newton menemukan sebuah metode untuk menghitung orbit dari sebuah komet berdasarkan lintasan yang dapat diamati di angkasa. Newton menentukan bahwa komet yang nampak pada bulan Desember 1680 mengikuti orbit parabola yang sangat panjang. Edmund Halley, seorang ilmuwan yang hidup sezaman dengan Newton menemukan bahwa orbit dari komet yang pernah muncul pada tahun 1531, 1607, dan 1682 adalah hampir identik. Penemuan ini membawanya kepada suatu kesimpulan bahwa ketiga penampakan tersebut melibatkan komet yang sama. Ia kemudian meramalkan bahwa komet tersebut akan muncul lagi pada tahun 1758.
Komet berasal dari awan Oort yang terletak di sisi luar sistem tata surya. Awan Oort berisi triliunan komet. Seiring berjalannya waktu, komet-komet berpisah dari awan dan terlempar ke matahari. Inti komet terletak di pusat, terbuat dari gas serta debu batuan dan merupakan benda padat yang stabil. Pada saat komet mendekati matahari, sebagian materi tersebut terlontar dari kerak inti komet. (Baca Juga : Fenomena Alam di Langit )
Ekor ion, dapat mencapai 100 juta km, terbentuk dari proses ionisasi gas pada saat berinteraksi dengan angin matahari. Dan ekor komet selalu menjauhi matahari. Hal ini disebabkan oleh angin matahari menerpa awan gas yang melingkupi komet. Ketika komet mendekati matahari, ekornya terbentang ke belakangnya. Komet baru yang kita amati tampaknya berasal dari selubung benda es yang besar yang berada sekitar satu tahun cahaya dari Matahari. Model ini dikembangkan tahun 1950an oleh astronom Belanda Jan Oort (1900–1992). Awan Oort yang belum teramati tersebut dapat memuat 100 miliar benih komet.
Gangguan gravitasi dari bintang lain di sekitar Matahari dapat mengganggu keseimbangan awan ini dan mengirimkan beberapa komet secara acak menuju Matahari. Komet tersebut akan menjadi komet periode panjang, yang orbitnya hampir parabola dan periode revolusinya mengelilingi Matahari mencapai 200 hingga jutaan tahun. Komet dengan periode yang lebih pendek mengorbit seperti planet dan berasal dari Sabuk Kuiper. Sabuk ini berada lebih dekat ke Tata Surya (Baca: Susunan Tata Surya) dalam daripada Awan Oort.Bila sebuah komet lewat di dekat sebuah planet raksasa, terutama Yupiter, ia akan dipengaruhi oleh gravitasi planet tersebut. Komet dapat jatuh ke planet atau dipercepat dan keluar dari Tata Surya, atau bergerak dalam orbit lonjong lebih dekat lagi ke Matahari.
Komet seperti yang dikatakan sebelumnya bukanlah sebuah bintang, melainkan komet terbentuk dari kumpulan debu dan gas atau biasa terisi oleh metana, karbon dioksida dan juga air (Baca: Sumber Polusi Air ) , yang membeku ketika berada jauh sekali dari matahari. Karena umumnya benda angkasa yang terletak jauh dari matahari memiliki suhu yang sangat rendah termasuk komet. Sedangkan ekornya terbentuk arena terjadi penguapan sebagian materi penyusun komet ketika mendekati matahari (Baca: Lapisan lapisan Matahari ), maka dari itu terlihatah seperti ekor. Padahal itu materi yang menguap dan panjangnya bisa mencapai jutaan kilometer.
Hal ini juga mempengaruhi orbit komet yang membutuhkan waktu ribuan tahun untuk sekali mengorbit matahari. Lintasan komet sama halnya seperti planet yakni lonjong dan agak lebih panjang dari orbit planet. Komet yang berbentuk seperti batu dan bisa bercahaya karena cahaya tersebut berasal dari gesekan atom di udara.
Baca Juga :
Bagian-Bagian Komet
Komet memiliki beberapa bagian inti dalam keseluruhan tubuhnya, diantaranya :
1. Kepala Komet
- Inti
Inti komet merupakan benda yang padat layaknya batu atau bongkahan batu dan juga es . Dimana inti komet memiliki diameter yang bisa mencapai kiloanmeter dan sangat besar dan terbentuk dari penguapan bahan-bahan es penyusun komet yang nantinya berubah menjadi gas . Isi dari gumpalan es terdiri dari H2O, CO2, NH3 dan CH4. Inti komet ini merupakan pemberat yang mengarahkan kemana komet pergi dan mengorbit disekitar matahari (Baca: Proses Terjadinya Badai Matahari).
- Koma
Koma adalah kabut yang mengelilingi daerah yang mirip tabir di sekeliling inti. Kenapa komet selalu terlihat berbayang, karena dikelilingi koma dan juga gerakannya yang cepat dalam melintasi angkasa.
2. Lapisan Hidrogen
Lapisan hidrogen merupakan lapisan yang menyelubungi koma dan tidak terlihat oleh mata manusia. Diameter awan hidrogen mencapai 20 juta kilometer dan sangatlah besar.
3. Ekor
Ekor adalah gas bercahaya yang terjadi ketika komet melewati matahari (Baca: Gerhana Matahari) dengan jarak yang bisa dikatakan dekat. Ekor komet dibedakan menjadi dua bentuk yaitu ekor debu atau melengkung dan ekor gas atau lurus. Ekor komet yang panjangnya mencapai ribuan kilometer selalu bergera berlawanan dengan matahari dan menjauh dari matahari.
Kenapa hal tersebut terjadi ? karena adanya tekanan dari angin (Baca: Proses Terjadinya Angin) matahari atau biasa disebut solar wind dan radiasi matahari atau solar radiation. Uniknya komet bisa membentuk lebih dari satu ekor, jika gas yang mereka miliki cukup untuk membakar menjadi ekor.
Penampakan Komet Dari Bumi
Dari bumi komet juga terkadang terlihat jelas saat melintasi matahari. Peristiwa tampaknya lintasan komet ini memang direkam dalam sejarah manusia dan beberapa kali terlihat oleh mata manusia di bumi (Baca: Revolusi Bumi). Misalnya ketika tahun 1705, Edmund Halley memperkirakan bahwa komet pernah terlihat di tahun 1531, 1607, dan juga 1682. Kemudian akan terlihat lagi di tahun 1758.
Penampakan komet ini diketahui Edmund dan hal ini yang membuat adanya salah satu dari sekian banyak komet dan diberikan nama sebagai komet Halley. Rata-rata periode munculnya adalah 76 tahun sekali.
Inti dari komet Halley diperkirakan sebesar 16 x 8 x 8 KM yang memang besar dan intinya berwarna gelap. Jika sesuai dengan penelitian maka Halley akan melintas lagi di tahun 2061. Selain komet Halley ada juga komet lain yakni Hyakute dan juga komet Hale-Bopp.
Baca Juga :
Jenis Komet sendiri sebenarnya hanya ada dua terkait luas dan juga panjang orbitnya. Karena komet merupakan benda langit yang mengintari dan memanfaatkan gas sekitar luar angkasa untuk tetap bergerak. Banyak yang menyangka bahwa komet adalah bintang, namun komet tidak memancarkan cahaya sendiri yang menandakan bahwa komet bukanlah bintang melainkan benda langit yang bergerak dengan kecepatan tinggi dan memancarkan cahaya akibat gesekan atom yang sangat cepat.
Artikel Terkait” state=”closed
- Fenomena Alam yang Menakjubkan
- Akibat Pemanasan Global
- Fenomena Unik Matahari
- Proses Terjadinya El Nino dan La Nina
- Lapisan Troposfer
- Hujan Asam
- Fenomena Geosfer
- Proses Terjadinya Fatamorgana
- Proses Terjadinya Gerhana Matahari
- Dampak El Nino dan La Nina
- Gerhana Matahari
- Gerhana Bulan
- Hujan Es
- Hujan Frontal
- Proses Terjadinya Hujan Meteor
- Ciri-Ciri Galaksi
Artikel Lainnya
- Bendungan Terbesar di Dunia
- Negara dengan Angka Kelahiran Tertinggi
- Negara Penghasil Pisang Terbesar di Dunia
- Negara Penghasil Kopi Terbesar di Dunia
- Jenis-jenis Barang Tambang
- Sumber Daya Alam Nabati
- Kekayaan Alam Indonesia
- Potensi Sumber Daya Alam
- Sumber Daya Alam Pertanian
- Fungsi Hutan
- Jenis jenis Sumber Daya Alam
- Sumber Daya Alam Yang Dapat Diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui
- Pengertian Kekayaan Alam
- Cara Melestarikan Alam
- Bioma Hutan Gugur
- Potensi Sumber Daya Alam Hutan
- Hutan Terluas di Dunia
- Zona Laut
- Sumber Daya Alam Berdasarkan Jenisnya
- Bioma Taiga
- Manfaat Letak Astronomis Indonesia
- Sumber Daya Alam Biotik
- Proses Pengolahan Kelapa Sawit
- Kenampakan Alam di Indonesia
- Penyebab Kebakaran Hutan dan cara penanggulangannya
- Jenis Tanah yang Baik untuk Kelapa Sawit
- Ciri- ciri Lahan Basah
- Keanekaragaman Hayati di indonesia
- Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keanekaragaman Hayati
- Hutan Wisata
- Pengertian Geyser