Categories
Meteorologi

Hujan Es : Pengertian, Penyebab, Proses dan Fenomena

Bumi merupakan salah satu planet yang ada di sistem tata surya dan bagian dari galaksi Bimasakti. Tata surya kita ini terdiri dari delapan planet. Semula di tata surya ini terdiri dari sembilan planet tapi salah satu planet dikabarkan hilang. Planet yang dikabarkan hilang tersebut adalah planet Pluto. Sedangkan delapan planet lainnya adalah planet merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Itulah kedelapan planet secara berurutan dari yang terdekat dengan pusat tata surya (matahari) hingga yang terjauh. Planet- planet ini beredar secara beraturan mengelilingi matahari tanpa saling berbenturan. Hal ini karena masing- masing planet sudah memiliki orbitnya masing- masing, sehingga bisa teratur mengitari matahari sebagai pusat tata surya.

Diantara sekian planet di tata surya, yang bisa dibilang planet istimewa adalah Bumi. Planet Bumi ini dikatakan paling isitimewa karena planet ini menunjang adanya kehidupan atau dapat dibilang sebagai satu- satunya planet yang dapat dijadikan tempat tinggal manusia, hewan, tumbuhan, dan makhluk- makhluk lainnya. Planet Bumi merupakan planet yang mempunyai kandungan air cukup berlimpah dan mempunyai suhu hangat dan tidak terlalu panas, sehingga manusia dan makhluk lainnya dapat hidup di dalamnya. Selain itu oksigen juga banyak sekali terdapat di Bumi sehingga semakin membuat Bumi menjadi tempat yang bisa dihuni oleh manusia, hewan dan juga makhluk lainnya.

Planet Bumi ini jika dilihat dari luar angkasa akan tampak sangat indah dengan warna biru dan putih. Bumi ini tampak seperti kelereng yang sangat indah. Planet Bumi memiliki berntuk bulat dengan pepat di kedua kutubnya. Kutub- kutub planet Bumi berada di sebelah utara dan selatan planet tersebut. Kutub- kutub Bumi ini merupakan daerah yang paling sedikit mendapatkan cahaya matahari, sehingga suhu di kutub Bumi ini lebih dingin daripada daerah lain yang bukan di kutub.

Kelebihan planet bumi 

Berbicara mengenai kutub Bumi, Bumi ini mempunyai kutub di sebelah utara dan selatan sehingga sering dinamakan sebagai kutub utara dan kutub selatan. Kedua kutub Bumi ini mempunyai kesamaan, yakni banyak terdapat es- es dalam jumlah yang sangat banyak, bahkan saking banyak dan luasnya area yang mengandung es ini sampai- sampai di sebut- sebut sebagai benua sendiri, yaitu Benua Antartika. Antartika merupakan satu benua yang asing namun nyata bagi manusia. Antartika ini adalah kawasan di daerah selatan bumi atau daerah kutub selatan bumi. Antartika pada awalnya difungsikan sebagai laboratorium alami yang digunakan untuk meneliti tentang bumi dan lapisan atmosfer nya, perubahan kehidupan secara global, termasuk tentang perubahan yang berhubungan dengan kehidupan manusia.

Es yang ada di muka bumi ini jumlahnya sangat banyak. Tidak hanya terdapat di kutub saja, namun es alami ini juga terdapat di daerah- daerah lain seperti di tempat yang mempunyai ketinggian sangat tinggi dan juga di negara- negara yang mempunyai empat musim. Proses terjadinya hujan Es ini terkadang turun dari langit menyerupai hujan. Hujan es ini berbeda dengan hujan salju. Meskipun keduanya adalah sama- sama materialnya adalah es, namun kedua hal ini sangatlah berbeda. Salah satu perbedaannya adalah bahwa hujan salju hanya bisa turun di wilayah tinggi dan di negara empat musim. Sedangkan hujan es dapat terjadi di daerah tropis. Dari bentuk pun juga berbeda.

Pengertian hujan es

Hujan es ini dalam ilmu meteorologi disebut juga dengan hail. Hail atau hujan es ini adalah presipitasi yang terdiri atas bola-bola es. Slah satu pembentukan dari bola- bola es ini adalah melalui kondensasi uap air lewat proses pendinginan di atmosfer pada sebuah lapisan yang terdapat di atas level beku. Biasanya, hanya es yang berukuran besar saja yang terjadi dengan proses seperti ini. Karena ukurannya yang besar, sehingga meski es sudah turun ke suhu yang lebih hangat dan daerah lebih rendah, tidak semua es ini menjadi cair (mencair). Perlu diketahui, hujan es ini tidak hanya bisa tirun di daerah subtropis saja, namun hujan es ini juga dapat terjadi di daerah sekitar garis ekuator atau daerah pembagian musim tropis, termasuk di Indonesia. Hujan es ini biasanya terjadinya tidak terlalu kelihatan, dan terjadinya hujan es ini disertai dengan hujan air. Hujan es ini biasanya terjadi hanya sekitar beberapa menit saja, kemudian setelah itu akan kembali ke hujan air normal seperti biasanya.

Penyebab Terjadinya Hujan Es

Jika kita mengemati proses terjadinya hujan air, maka kita akan mengetahui bahwa hujan air bisa terjadi karena adanya penguapan air laut yang kemudian menjadi awan yang mengandung air, dan kemudia air tersebut turun menjadi jatuhan- jatuhan air yang disebut dengan hujan. Namun apakah hal ini sama dengan yang menyebabkan hujan es turun? Ya, hal ini ternyata tidak terlalu berbeda debgan yang menyebabkan terjadinya hujan es. Salah satu yang menyebabkan terjadinya hujan es adalah pembekuan. Dimana pada kondisi ini, uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih- benih es. Kemudian karena terjadi pengembunan yang mendadak, maka terjadi pembentukan es dengan ukuran yang sangat besar. Sebenarnya hujan es ini bukanlah fenomena alam yang aneh dan langka. Hujan es ini sudah seringkali terjadi. Dan terjadinya hujan es ini bisa saja menimpa daerah- daerah tropis bahkan bukan di saat musim penghujan. Butiran es yang jatuh saat hujan es merupakan kondensasi dari air hujan yang menggumpal di atas permukaan bumi yang disebut dengan awan gelap.

Hujan es yang biasanya disertai dengan angin puting beliung ini berasal dari jenis jenis awan yang memiliki sel tunggal berlapis- lapis dekat dengan permukaan bumi. Selain itu dapat pula berasal dari multi sel awan, pertumbuhannya ini secara vertikal dan luas area horisontalnya sekitar 3 -5 kilometer. Hujan es ini terjadi dengan durasi yang sangat singkat, antara 3 hingga 5 menit. Hujan es  yang paling lama adalah dengan durasi 10 menit, dan itupun sangat jarang terjadi. Maka biasanya huja es ini sifatnya lokal dan tidak merata. Dan jenis yang berlapis- lapis ini menjulang arah vertikal hingga ketinggian lebih dari 30.000 kaki. Jenis awan yang bentuknya berlapis- lapis menyerupai kembang kol ini disebut dengan awan Cumulo Nimbus atau CB yang juga merupakan musuh terbesar para pilot pesawat.

Proses Terjadinya Hujan Es

proses hujanMengenai hujan es yang sejatinya juga mirip dengan hujan air, muncul pertanyaan apakah proses terjadinya hujan es ini sama dengan proses terjadinya hujan air? Air di seluruh wilayah bumi ini mencapai dua per tiga bagian, yang sepertiga bagian lagi adalah daratan.

Berikut adalah proses terjadinya hujan es :

  1. Air yang banyak tersebut tersimpan dalam satu wadah yang dinamakan samudera, laut, sungai, danau, rawa, dan lain sebagainya. Kemudian air- air tersebut akan mengalami penguapan atau disebut dengan evaporasi melalui bantuan sinar matahari. Termasuk pula dengan air yang berada di dedaunan tumbuh- tumbuhan atau di permukaan tanah.
  2. Proses penguapan air (khususnya dari tumbuh- tumbuhan) tersebut dinamakan transpirasi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut akan mengalami pemadatan atau kondensasi yang kemudian menjadi awan. Kemudian awan- awan tersebut bergerak sendiri- sendiri ke tempat yang berbeda- beda dengan bantuan angin, baik angin yang berhembus vertikal maupun horisontal.
  3. Lalu awan yang mengandung uap air tersebut tertiup dan sampailah pada tempat yang suhunya lebih dingin dan mencapai dew point atau titik embun, lalu mengembun, dan karena beratnya embun ini maka turunlah menjadi titik- titik hujan.
  4. Ketika telah mengembun tersebut, sudah menjadi air, dan tertiup oleh angin thermis yang naik, ke ketinggian yang memiliki temperatur dibawah titik beku, embun tersebut akan berubah menjadi es yang akan jatuh ke bawah. Ikatan antar molekul es ini lebih kuat daripada antar molekul air, kare es merupakan benda padat. Hal itu menyebabkan es tersebut jatuh ke bawah dengan bentuk yang tidak rapi teratur, bisa seukuran kerikil, namun ada juga yang hingga seukuran kepalan tangan.

Tanda-tanda terjadinya hujan es

Sebenarnya datangnya hujan es ini dapat kita ketahui melalui tanda- tanda tertentu. Hujan es ini datangnya biasanya disertai dengan angin darat kencang atau kadang angin puting beliung. Turunnya hujan es ini dapat diprediksi dari sifat atau keadaan yang berada di sekitar kita. Hal ini menjadi sangat perlu diketahui oleh kita yang sedang berada di luar rumah.

  • Hujan es yag disertai dengan angin kencang ini biasa terjadi pada saat peralihan iklim di Indonesia pada musim kemarau ke musim penghujan. Sehingga pada waktu pancaroba demikian ini potensi terjadinya hujan es lebih besar bila dibandingkan waktu- waktu yang lainnya.
  • Hujan es ini lebih sering terjadi pada saat siang atau sore hari. Namun tidak menutup kemungkinan hujan es ini terjadi malam hari. Hanya saja pada saat siang atau sore hari lebih berpotensi terjadinya hujan es ini.
  • Satu hari sebelum hujan es turun, udara pada pagi hingga malam hari terasa sangat panas, dan pengap. Hal ini yang kemungkinan menyebabkan terjadinya penggumpalan awan hingga terbentuk awan yang berlapis- lapis sehingga akan menyebabkan terjadinya hujan es ini.
  • Apabila sekitar pukul 10.00 terlihat awan yang berlapis lapis atau cumulus, dan di antra awan tersebut terlihat satu jenis awan yang batas tepinya berwarna abu- abu jelas dan menjulang tinggi seperti bunga kol, lalu kemudia awan tersebut berubah warna menjadi hitam gelap dengan durasi yang cepat. Jika terlihat indikasi seperti ini, maka bisa diprediksi bahwa akan terjadi hujan es dan disertai dengan angin kencang.
  • Lihatlah tanaman atau pepohonan yang berada di sekitar kita. Apabila dahan dan rantingnya mulai bergoyang- goyang karena tertiup angin, maka itu tandanya hujan dan angin kencang akan segera tiba.
  • Udara yang ada di sekitar kita mulai terasa dingin yang membuat merinding.
  • Hujan es biasanya saat hujan pertama kali datang adalah hujan yang tiba- tiba deras. Apabila hujan yang turun pertama kali dengan gerimis, maka hal itu mengindikasikan bahwa angin sudah menjauh dari tempat kita berada.
  • Jika kita mendengar adanya sambaran petir yang cukup keras, maka ada kemungkinan bahwa hujan lebat disertai petir dan angin kencang akan terjadi.
  • Apabila saat memasuki musim penghujan, 1 hingga 3 hari tidak terjadi hujan, maka kemungkinan hujan pertama kali yang turun adalah hujan yang lebat dan disertai dengan angin kencang.

Jika Anda merasa mengalami atau menemui beberapa tanda tersebut, maka Anda perlu waspada terhadap datangnya hujan es yang biasanya disertai dengan angin kencang ini.

Fenomena Hujan Es di Indonesia

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa hujan es ini dapat melanda daerah- daerah yang dilalui garis ekuator atau khatulistiwa, berarti memiliki iklim tropis. Salah satunya adalah Indonesia. Hujan es ini bukanlah fenomena yang aneh dan langka di Indonesia. Beberapa hujan es telah terjadi di wilayah Indonesia, seperti Bandung, Banjarnegara, Medan, Madiun, Sumatera Barat, serta daerah daerah lainnya.

Hujan es ini dapat terjadi Indonesia karena beberapa sebab, sebabnya karena adanya faktor- faktor yang mendukung terjadinya hujan es tersebut ada di wilayah Indonesia. Hujan es ini jika ukurannya tidak terlalu besar, sebenarnya tidak berbahaya, namun jika hujan yang turun mempunyai ukuran yang besar sebesar bongkahan es, ini yang akan membahayakan. Hal ini karena ukuran yang begitu besarnya dan jatuh dimana- mana maka akan menjadi berbahaya dan dapat bersifat merusak. Seperti halnya fenomena yang terjadi di Sumatera Barat bulan Mei 2014, hujan es yang turun menyebabkan puluhan rumah rusak.