Categories
Fenomena Alam

Proses Terjadinya Angin dan Jenis-jenis Angin

Bumi adalah salah satu dari beberapa planet yang ada di tata surya. Bumi menyimpan banyak sekali energi dan juga sumber daya alam. Sumber daya alam yang ada di Bumi terdiri dari bermacam- macam. Dan semuanya itu mempunyai manfaat sumber daya alam masing- masing. Mengenai sumber daya alam di Bumi, kita mengenal ada beberapa jenis mengenai sumber daya alam yang dimiliki oleh Bumi, yakni sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Jenis sumber daya alam

Sumber daya alam yang dapat diperbaharui ini merupakan sumber daya alam yang dapat dengan mudah pulih dan dengan waktu yang relatif singkat. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui ini contohnya adalah jenis- jenis air, jenis- jenis angin, dan cahaya matahari. Sementara sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang memerlukan waktu relatif lama untuk melakukan regenarasi atau pemulihan kembali apabila jumlahnya sudah habis. Contoh dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ini adalah barang tambang, seperti minyak Bumi, gas alam, emas, perak, tembaga, dan lain sebagainya. Apabila jumlah cadangan barang- barang tersebut habis, maka diperlukan waktu berpuluh- puluh hingga berjuta- juta tahun untuk memulihkan kembali.

Salah satu jenis jenis sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah angin. Ya, angin ini termasuk ke dalam sumber daya alam karena mempunyai kekuatan atau energi yang dibutuhkan oleh manusia untuk bermacam- macam aktivitas atau kegiatan, salah satunya adalah untuk pembangkit listrik. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai angin secara lebih detail, melipiti pengertian, macam- macam atau jenis- jenis angin, serta proses terjadinya angin.

Pengertian angin

Angin tentu saja bukanlah sesuatu hal yang asing bagi kita. Setiap hari kita bertemu dengan angin dan merasakan kedatangan angin. Pengertian angin sendiri merupakan suatu udara yang bergerak dari daerah yang mempunyai tekanan tinggi ke daerah yang mempunyai tekanan rendah, atau dari daerah yang bersuhu rendah ke daerah yang bersuhu tinggi. Angin tidak dapat kita lihat, namun dapat dengan mudah kita rasakan.

Picture9Seperti halnya proses terjadinya hujan, angin ini juga tidak datang dengan sendirinya tanpa melalui suatu sebab tertentu. Adanya angin ini karena melalui suatu proses atau suatu siklus. Pada dasarnya, terjadinya angin adalah karena adanya perbedaan tekanan udara dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Perbedaan suhu udara dan tekanan udara ini juga berkaitan dengan panas matahari yang diterima oleh daerah tersebut.  Secara lebih terstruktur, proses terjadinya angin ini melibatkan 3 langkah khusus, yaitu:

  1. Terjadinya perbedaan penyinaran oleh panas matahari

Matahari yang memancarkan sinarnya tidak bisa menyinari dengan intensitas penyinaran yang sama antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Pastilah ada perbedaan di beberapa wilayah atau tempat perihal penerimaan sinar matahari ini. Nah, perbedaan radiasi atau cahaya matahari ini lah yang menjadi dasar terbentuknya angin.

  1. Terjadi pengembangan udara atau pemuaian udara

Dalam proses terjadinya angin, setelah terjadi perbedaan suhu dan tekanan selanjutya terjadi pengembangan udara auat pemuaian udara (baca: cara melestarikan udara). Hal ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan atau suhu yang ada di suatu wilayah tersebut. Pada daerah yang mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak, udara akan mengalami pengembangan atau pemuaian, sehingga mempunyai tekanan udara yang lebih rendah dibandingakan dengan daerah yang hanya mendapatkan sedikit sinar matahari. Karena terjadinya pemuaian udara atau pengembangan udara ini, maka terjadi perbedaan tekanan udara diantara kedua daerah atersebut.

  1. Terjadinya gerakan udara

 Adanya perbedaan tekanan udara yang diakibatkan oleh pemuaian udara ini akan memicu terjadinya pergerakan pada udara. Udara yang berada di daerah dengan tekanan lebih tinggi akan bergerak menuju daerah yang mempunyai tekanan udara lebih rendah. Sehingga dapat dikatakan bahwa daerah yang mendapatkan sinar matahari rendah akan lebih mempunyai banyak angin menuju daerah yang lebih panas. Dan inilah akhir dari proses terjadinya angin, dan terbentuklah angin.

Itulah  proses terjadinya angin dari asal sinar matahari hingga terbentuklah angin. Proses tersebut terjadi secara berurutan tanpa ada satu yang terlewati. Agar lebih jelas memahami proses terjadinya angin, dapat dilihat pada gambar disamping.

Jenis- jenis Angin

Sebagai salah satu sumber daya alam, angin mempunyai beberapa jenis. Jenis- jenis dari angin ini dilihat dari beberapa klasifikasi. Berikut ini kan dijelaskan mengenai macam- macam angin yang dapat kita jumpai.

1. Angin darat dan angin laut

Jenis angin pertama dan yang mudah kita jumpai adalah angin darat dan angin laut. Angin darat dan angin laut merupakan jenis angin yang dapat kita rasakan di daerah pesisir pantai.

  • Angin darat adalah angin yang bertiup dari darat menuju ke laut. Angin darat ini terjadi ketika malam hari, yakni sekitar pukul 20.00 hingga pukul 06.00 pagi. Karena bertiup dari darat ke laut, maka angin darat ini seringkali dimanfaatkan oleh nelayan untuk pergi melaut dengan menggunakan perahu tradisional yang mengandalkan kekuatan angin. Maka dari itu seringkali kita menemui bahwa neayan pergi melaut pada malam hari dan bukan di siang hari. salah satu alasannya adalah karena angin darat ini.
  • Angin laut merupakan kebalikan dari angin darat, yakni angin yang bertiup dari laut ke darat. Merupakan kebalikan dari angin darat, maka angin laut ini berhembusnya pada waktu pagi atau siang hari, yakni sekitar pukul 09.00 hingga pukul 16.00. Angin ini seringkali dimanfaatkan oleh para nelayan untuk pulang dari melaut. Maka dari itu seringkali kita menamui pare nelayan yang pulang dari melau di pagi hari, disamping untuk menjaga kesegaran ikan dan tangkapan lainnya, juga karena memanfaatkan angin laut.

2. Angin lembah dan angin gunung

Jenis angin yang selanjutnya adalah angin lembah dan angin gunung. Dinamakan angin lembah dan angin gunung ini dilihat dari tempat dia bertiup.

  • Angin lembah adalah angin yang bertiup dari lembah menuju arah puncak gunung. Sehingga dapat dikatakan bahwa angin lembah ini bertiup dari atas ke bawah. Umumnya, angin lembah ini bertiup pada waktu siang hari.
  • Angin gunung adalah angin yang merupakan kebalikan dari angin lembah. Angin gunung merupakan jenis angin yang bertiup dari arah puncak gunung menuju arah lembah. Angin gunung ini umumnya terjadi ketika malam hari.

3. Angin muson

Jenis angin selanjutnya adalah angin muson. Angin muson ini merupakan angin yang bertiup di antara benua Asia dan Auatralia. Karena Indonesia terletak diantara kedua benua tersebut, maka Indonesia merasakan angin ini. Angin muson juga disebut dengan angin musim. Angin muson ini merupakan angin yang bertiup minimal 3 bulan sekali, dan terjadi di antara periode yang berbeda. Pola hembusan angin ini akan berganti arah secara berlawanan, di setidaknya setengah tahun sekali. Angin muson ini dibagi menjadi dua bagian. Angin muson ini dibagi menjadi angin muson barat dan angin muson timur.

  • Angin muson barat adalah jenis angin yang bertiup dari arah benua Asia menuju benua Australia. Angin muson barat ini memliki kandungan curah hujan yang tinggi karena angin ini bersifat basah. Angin ini bersifat basah karena melalui tempat dengan cakupan yang luas dan mengandung banyak air seperti samudera. Ketika angin ini bertiup maka Indonesia mengalami musim penghujan.
  • Angin muson timur adalah angin yang bertiup dari benua Australia menuju ke Benua Asia. Angin ini merupakan kebalikan dari angin muson barat. Jika angin muson barat mempunyai sifat basah, maka angin muson timur mempunyai sifat kering. Maka dari itu ketika bertiup angin ini Indonesia memiliki musim kemarau. Alasan mengapa angin ini bersifat kering karena melewati ruang yang sempit dan melewati gurun- gurun.

4. Angin Fohn

 Jenis angin yang selanjutnya adalah angin fohn. Angin fohn ini juga disebut dengan angin jatuh. Angin jatuh atau fohn ini merupakan angin ynag terjadi dan bergantung pada hujan orografis. Angin fohn ini dapat bertiup di suatu wilayah yang mempunyai temperatur berbeda- beda. Angin ini memiliki sifat yang tergolong panas, dan angin juga merupakan salah satu angin yang sering memakan korban ketika terkena tiupan angin ini. Tiupan angin ini seketika akan akan membuat korban layu dan mati karena daya tahan tubuh yang tidak kuat untuk menahannya.

baca juga: angin puting beliung

Itulah beberapa jenis angin yang sering kita temui. Beberapa angin tersebut terjadi di Indonesia, namun beberapa angin juga tidak terjadi di Indonesia. Adanya angin ini dapat diukur dengan menggunakan alat tertentu.

Alat Pengukur Angin

Angin ini merupakan sumber daya yang tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan. Salah satu mengetahui keberadaan angin adalah dengan menggunakan alat pengukur angin. Alat untuk mengukur angin ini ada beberapa macam, diantaranya adalah anemometer untuk mengukur kecepatan angin, wind vane untuk mengetahui arah angin, dan windsock yang digunakan untuk memperkirakan besar kecepatan angin.

Baca juga : proses terjadinya awan, proses terjadinya pelangi, proses terjadinya hujan meteor, proses terjadinya aurora