Awan merupakan sekumpulan uap air yang naik dari permukaan bumi menuju permukaan atmosfer dan berubah bentuk menjadi air melalui proses Kodensasi. Uap air tersebut dapat menjadi air atau larutan karena mengalami proses pendinginan yang terjadi pada ketinggian atmosfer. Seiring dengan terjadinya pengembunan, uap air melepas energi panas laten ke daerah sekitar sehingga tak heran udara terasa gerah sebelum menjadi proses terjadinya hujan.
Kodensasi terjadi melalui beberapa tahapan atau skenario seperti yang pertama jika suhu udara telah mencapai suhu dimana terjadi proses pengembunan tanpa adanya tambahan jumlah uap air, yang kedua jika ada penambahan uap air namun tanpa penambahan panas dan yang ketiga jika kemampuan udara menampung uap air berkurang akibat kenaikan tekanan atau penurunan suhu.
Berikut adalah penjelasan mengenai proses terjadinya awan beserta gambarnya
Awan tidak terbentuk begitu saja secara instan, melainkan terdapat proses atau tahapan yang menyertainya, berikut tahap demi tahap proses terbentuknya awan.
1 – Naiknya Massa Uap Air, Sebelum terjadinya awan harus ada syarat dan kondisi seperti naiknya masaa udara yang menguap dari permukaan bumi menuju atmosfer dan setelah itu mengalami pendinginan Adiabatik pada ketinggian tertentu.
2- Munculnya awan menjadi salah satu indikator penting yang menunjukan telah terjadi perubahan uap air menjadi titik titk air.
3- Untuk bisa menjadi hujan diperlukan proses pendinginan, adanya inti kodensasi dan volume titik air di awan sudah berada pada titik jenuh.
4- Proses Kodensasi Berlangsung, Setelah kumpulan uap air dari bumi naik pada ketinggian tertentu lantas mengalami proses perubahan bentuk uap air menjadi titik titik air, suhu yang rendah pada daerah yang tinggi mendukung terjadinya kodensasi, indicator yang bisa menujukan telah terjadinya proses pegembunan yakni dengan terbentuknya awan.
5- Jika sudah terdapat awan maka uap air sudah sepenuhnya berubah menjadi titik air.
6- Terbentuknya Titik Air, Pada daerah tertentu dimana suhu udara sangat rendah, titik titik air tadi dapat berubah menjadi butiran es yang ringan sehingga masih bisa melayang mengkuti arah angin yang membawanya.
7- Jadi faktor yang menentukan hujan adalah proses pengembunan dan pasokan uap air, jika volume uap air yang naik sangat besar dan proses kodensasi berlangsung cepat maka hujan dapat segera terjadi.
Lantas apa perbedaan antara kabut dan awan? Sebenarnya sistem pembentukannya sama namun yang membedakan-nya hanyalah ketinggian tempat berlangsungnya kodensasi. Kabut atau frost proses pengembunan terjadi dekat dengan permukaan bumi dan umumnya terjadi pada malam hari dimana mana uap air yang tersebar di suatu tempat dapat langsung berubah menjadi titik air. Namun karena prosesnya terjadi pada malam atau pagi hari uap air tadi tidak mampu naik lebih tinggi lagi sehingga hanya berada di sekitar permukaan bumi dan langsung menguap pada pagi harinya.
Video Proses terjadinya Awan
Jenis Jenis Awan
Pada dasarnya awan dapat dibedakan berdasarkan bentuk, ketinggian dari permukaan bumi dan corak atau warna. Secara umum jenis jenis awan terbagi menjadi 4. Berikut adalah penjelasannya :
1. Kelompok Awan Tinggi
Kelompok awan tinggi yaitu yang berada di atas ketinggian 8.000 meter. Ada terdapat beberapa jenis awan yang berada pada kelompok ini salah satunya Cirrus, Cirrocumulus, Cirrostratus. Sering berbentuk seperti bulu dan kapas sehingga sangat mudah dikenali.
- Awan Cirrus (Ci) merupakan awan tertinggi dari kelompok ini yang berada pada ketinggian diatas 9.000 meter dpl, berbentuk sangat halus seperti benang sutra dan mengandung kristal es sering terlihat apabila cuaca cerah.
- Awan Cirrocumulus (Cc) merupakan awan yang berada pada ketinggian antara 7.500 dpl hingga 9.000 meter, bentuk umum dari jenis ini seperti gumpalan bulu domba dan berwarna putih serta dapat terhimpun menjadi globuler.
- Awan Cirrostratus (Cs) merupakan jenis awan yang berada di ketinggian antara 6.000 hingga 7.500 meter dpl, berbentuk tipis dan putih seperti susu. Awan ini juga yang sering menghasilkan sebuah lingkaran (Hallo) yang diyakini oleh sebagian orang sebagai tanda akan terjadinya angin topan atau badai.
2. Kelompok awan menegah
Kelompok awan menengah yang terdiri dari 2 jenia awan yaitu Altocumulus dan Altostratus. Jenis awan itu sering berada pada ketinggian antara 3.000 hingga 6.000 meter dari permukaan laut.
- Awan Altocumulus (Ac) merupakan awan yang terletak pada ketinggian 4.000 meter hingga 6.000 meter. Jenis awan ini sering berbentuk seperti gumpalan bulu domba namun lebih tebal jika dibandingkan dengan awan Cirrocumulus. Berwarna kelabu hingga kelabu kebiru biruan.
- Awan Altostratus (As) merupakan kelompok awan yang tingginya 3.000 hingga 4.000 meter , bentuk awan jenis ini seperti lembaran kain rapat yang berwarna kelabu yang merupakan globuler horizontal dan awan Altostratus ini sering membentuk bayangan.
3. Kelompok awan rendah
Kelompok awan rendah yang sering berada pada ketinggian dibawah 3.000 meter. Jenis awan ini terbentuk dekat dengan permukaan bumi dan terdiri atas awan Stratocumulus, Nimbostratus dan Stratus.
- Startocumulus (Sc) merupakan jenis awan yang berbentuk bertumpuk dan berlapis sehingga sering terlihat berbentuk seperti gumpalan.
- Nimbostartus (Ns) merupakan awan yang berada di ketinggian antara 1.000 hingga 1.500 meter dpl. Berbentuk globuler tebal dan meluas kearah horizontal.
- Stratus (St) merupakan awan yang warnanya cenderung sama dan tebal dengan posisi paling rendah yakni dibawah 1.000 meter.
4. Kelompok Awan Cumulus dan Cumulusnimbus
Kelompok awan cumulus dan cumulusnimbus merupakan awan yang terbentuk akibat proses pendinginan adibatik uap air. Sering disebut sebagai awan hujan yang dapat menjulang tegas hingga kebatas lapisan Troposfer.
- Cumulus (Cu) merupakan awan yang berada pada ketinggian 450 hingga 900 meter dan terentuk dari masaa uap air yang menguap secara vertical dan mengalami kodensasi.
- Cumulonimbus (Cb) merupakan awan yang penyebab badai, jenis awan ini dapat berkembang dan menjulan tinggi dan padat seperti menara hingga menyentuh batas troposfer pada ketinggian 15.000 meter. Awan inilah yang paling banyak mengandung petir dan angin.
Kegunaan Awan Bagi Kehidupan Manusia
Dibalik semua bahaya tersebut sebenarnya awan juga memiliki banyak sekali manfaat dan kegunaan yang dapat di nikmati oleh semua makhluk hidup seperti.
- Sebagai Indikator Cuaca Dan Iklim – Keberadaan awan sangatlah penting bagi manusia untuk bisa mengukur kondisi cuaca dan iklim di bumi. Tanpa adanya awan maka Badan Metreologi dan Geofisika (BMKG) akan kesulitan memetakan cuaca sehingga tidak aka nada lagi perkiraan cuaca. Awan juga berfungsi sebagai petunjuk arah angin, karena dengan melihat pengerakan awan, kita dapat mengetahui secara pasti kemana angin bergerak dan seberapa kecepatannya
- Sebagai Pengatur Cuaca – Karena terdapat kandungan air dalam jumlah besar didalamnya, awan juga bisa menjadi pengatur suhu dan cuaca melalui proses hujan. Daerah yang mengalami kekeringan dan panas akan segera ternetralisir jika sudah terjadinya hujan.
- Sumber Air Bagi Bumi – Dengan adanya hujan maka airnya akan segera terserap kembali kebumi dan akan dikembalikan dalam bentuk mata air kemudian menjadi sungai yang dapat menjadi sumber ruang publik untuk kehidupan bagi semua makhluk hidup. Perputaran air ini sering disebut dengan Siklus Hidrologi.
- Pemantul Radiasi Matahari – Tidak semua radiasi surya dapat terpantul oleh atmosfer, kadangkala-nya juga radiasi sinar Ultaviolet sebagian masuk ke bumi. Beruntung dengan adanya awan, radiasi yang sempat lolos tersebut langsung dipantulkan kembali ke luar angkasa. (baca : bagian bagian matahari).
Bahaya Dari Proses Terbentuknya Awan
Kehadiran awan seringkali menjadi indikator penentu jadwal penerbangan, apabila lapisan atmosfer dipenuhi dengan awan badai maka biasanya terjadi penundaan karena sebenarnya awan dapat mempengaruhi kinerja mesin pesawat terlebih pada awan yang mengandung butiran butiran es yang berukuran besar yang bisa saja masuk kedalam mesin jet dari pesawat. Selain itu pada beberapa jenis awan terdapat banyak petir dan angin sehingga hal ini sangat berbahaya.
Longsoran angin pada awan badai juga sangat menganggu keseimbangan pesawat, sehingga ada beberapa jenis awan dan jenis jenis hujan yang sangat dihindari oleh pilot, mereka memilih membelokan arah pesawat atau menaikkan ketinggian daripada berhadapan langsung dan menerobos gumpalan awan badai tersebut. Tak sedikit kecelakaan udara sering terjadi yang disebabkan oleh gangguan awan badai.