Categories
Ilmu Sosial

7 Negara Yang Dihapus Dari Peta Dunia

Sebagian besar dari kita tentu sudah tidak asing dengan peta dunia. Peta dunia sendiri merupakan bentuk gambaran dari dunia termasuk daratan hingga lautannya dalam bentuk dua dimensi. Namun seiring berjalannya waktu, peta dunia mengalami perubahan demi menambah keakuratan dan menyesuaikannya dengan kondisi permukaan bumi.

Ada banyak kasus hilangnya suatu negara dengan dihapuskannya dari peta dunia bahkan hingga saat ini. Ada beragam faktor mengapa sebuah negara dihilangkan atau dihapus dari peta dunia, seperti akibat perang hingga perubahan kepemerintahan.

Tidak heran jika banyak orang tidak tahu jika pernah ada negara yang pernah ada di peta dunia. Dan berikut ini adalah daftar negara yang dihapus dari peta dunia!

Uni Soviet (1922 – 1991)

Perlu diketahui jika terdapat perbedaan antara Uni Soviet dengan Rusia. Dahulu Uni Soviet adalah sebuah negara adidaya terkuat di dunia selama 7 dekade yang didirikan saat terjadi kekacauan setelah pecahnya Imperial Rusia pasca Perang Dunia I.

Keberhasilan Uni Soviet yang terkenal yakni mengalahkan Nazi saat tidak ada satupun negara yang mampu menghentikan Hitler. Tidak hanya itu saja kekuatan Uni Soviet juga terlihat dari kemampuannya untuk menguasai wilayah Eropa Timur selama lebih dari empat puluh tahun.

Awal permulaan runtuhnya Uni Soviet sudah terlihat setelah runtuhnya tembok Berlin di Jerman pada tahun 1989 yang disusul dengan hancurnya komunisme di kawasan Eropa Timur. Hingga akhirnya Uni Soviet terpecah di tahun 1991 dan menghasilkan 15 negara baru yang berdaulat hingga saat ini.

Jerman Timur (1949 – 1990)

Jerman Timur berasal dari sebagian wilayah negara Jerman yang dikuasai oleh Uni Soviet pasca Perang Dunia II. Saat itu Jerman Timur terkenal akan keberadaan Tembok Berlin dan tidak akan segan untuk menembak siapapun yang berusaha melewati tembok tersebut.

Perlu diketahui jika Tembok Berlin membagi Jerman menjadi dua bagian yakni Jerman Barat dan Jerman Timur. Keberadaan Tembok Berlin membuat banyak kerugian termasuk kesenjangan sosial antara penduduk di Jerman Barat dengan Jerman Timur, hingga akhirnya tembok ini berhasil diruntuhkan dan menjadi pertanda telah berakhirnya eksperimen gagal komunis di Jerman Timur di tahun 1990.

Cekoslowakia (1918 – 1992)

Pada mulanya Cekoslowakia merupakan hasil dari perpecahan Kekaisaran Austro-Hungaria Tua yang akhirnya bersatu menjadi sebuah negara yang terbentuk akhir Perang Dunia I tepatnya pada bulan Oktober 1918. Seiring berjalannya waktu Cekoslowakia menjadi wilayah yang banyak diincar oleh beberapa negara.

Di tahun 1939, negara ini sempat dikuasai seluruhnya oleh negera Jerman dan menjadikan negara ini hilang dari peta. Kemudian Cekoslowakia juga sempat diduduki oleh Uni Soviet dan mengubahnya menjadi sebuah negara satelit sampai Uni Soviet runtuh di tahun 1991.

Setelah berdiri menjadi sebuah negara yang independen dan berdaulat, Cekoslowakia memutuskan untuk membagi dua wilayahnya pada tanggal 1 Januari 1993 menjadi negara Ceko dan negara Slovakia. Pisahnya kedua negara ini dilakukan secara damai sekaligus menjadi pertanda Cekoslowakia telah hilang dari peta dunia.

Yugoslavia (1918 – 1992)

Tidak berbeda jauh dengan Cekoslowakia, Yugoslavia adalah hasil pecahnya Kekaisaran Austro-Hungaria setelah Perang Dunia I. Menurut sejarah, Yugoslavia terdiri dari bagian-bagian dari Hungaria serta negara asli Serbia yang mempertahankan monarki otokratik sampai pada akhirnya Nazi melakukan invasi negara di tahun 1941.

Setelah Nazi runtuh di tahun 1945, Yugoslavia berhasil menjadi negara yang tidak diduduki oleh Uni Soviet. Selama Perang Dunia II, Yugoslavia tetap menjadi sebuah republik sosialis non blok otoriter hingga tahun 1992.

Runtuhnya Yugoslavia di tahun 1992 menghasilkan beberapa negara berukuran kecil antara lain negara Slovekia, negara Bosnia, negara Kroasia, negara Macedonia, negara Serbia,dan Montenegro.

Austria-Hungaria (1867 – 1918)

Kekaisaran Austria-Hungaria merupakan sebuah kerajaan dualistik antara Kerajaan Hongaria dan Kekaisaran Austria. Seiring berjalannya waktu, perang yang dialami oleh Austria-Hungaria penurunan setelah perencanaan yang dilakukan oleh Jerman akibat kekurangan bekal, moril rendah, hingga tingginya korban yang meninggal sangat mempengaruhi pasukan Austria-Hungaria.

Hingga pada tahun 1918 Austria-Hungaria melakukan gencatan senjata dengan sekutu dan menjadi pertanda berakhirnya Kekaisaran Austria-Hungaria. Runtuhnya Austria-Hungaria melahirkan banyak negara-negara baru antara lain Austria, Hungaria, Cekoslowakia, Yugoslavia (Negara Bangsa Slovenia, Kroasia, dan Serbia), dan Polandia.

Vietnam Selatan (1955 – 1975)

Pada tahun 1954, negara Vietnam sempat terbagi menjadi dua bagian. Pembagian ini berdasaran pada Perjanjian Jenewa setelah sekutu berhasil mengalahkan Perancis yang saat itu sedang menjajah Vietnam.

Akibat pembagian wilayah tersebut, negara ini terbagai menjadi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan di mana keduanya saling berperang selama 1957 dan 1975. Sebenarnya perang ini adalah perang dingin antara kubu Komunis (Vietnam Utara) dan Pseudo-demokrasi (Vietnam Selatan).

Karena perang yang berkepanjangan membuat penduduk dari Vietnam Utara dan Vietnam Selatan melakukan eksodus besar-besaran ke Amerika Serikat. Bahkan pihak Amerika Serikat yang menjadi salah satu negara pendukung Vietnam Selatan menyatakan jika perang ini adalah paling menguras biaya dan tenaga.

Akhirnya setelah sekian lama berperang, kedua belah pihak memutuskan untuk bersatu. Lagu kebangsaan dan lambang negara menggunakan pihak Vietnam Utara dan menjadikan Ho Chi Minh City sebagai ibu kota negara Vietnam.

Tibet ( 1913 – 1951)

Sebenarnya Tibet sudah ada sejak abad ke-7 dan menjadi tempat tinggal bagi Gunung Tertinggi di dunia, Gunung Everest. Dan setelah terjadi Revolusi Xinhai di tahun 1912, Tibet menjadi sebuah negara yang berdaulat pada tahun 1913.

Saat berada dipengawasan Dalai Lama, negara Tibet berhasil diduduki oleh Komunis Cina (pasukan Mao) di tahun 1951. Kondisi Tibet saat itu sangat tegang hingga akhirnya negara ini melakukan pemberontakan pada 1959 yang berdampak pada pengambilan paksa tanah (wilayah), orang (negara) lain atau aneksasi untuk disatukan dengan Cina.

Peristiwa tersebut menjadi pertanda berakhirnya pemerintahan negara Tibet yang menjadikan negara ini sebagai bagian dari Republik Rakyat Tiongkok.