Bumi ini terdiri dari berbagai jenis ekosistem (baca : Jenis jenis Ekosistem). Terdapat ekosistem air dan ekosistem darat. Ada pula ekosistem alam dan juga ekosistem buatan (baca juga : Lingkungan Buatan). Salah satu jenis ekosistem buatan yang berada di daratan adalah sawah. Sawah merupakan suatu ekosistem berupa lahan pertanian dengan permukaan tanah yang rata dan terdapat pematang sebagai pembatas. Sawah termasuk dalam ekosistem buatan karena sengaja dibuat manusia untuk memenuhi kebutuhan pangan. Manusia menanam berbagai jenis tanaman di ekosistem sawah. Diantara tanaman yang sering ditanam adalah padi dan kacang- kacangan. Tanaman lain yang ikut tumbuh di ekosistem sawah adalah rerumputan yang sebenarnya menjadi gulma bagi tanaman. selain tanaman, terdapat pula hewan- hewan yang mendiami ekosistem sawah seperti ulat, serangga dan burung. Hewan dan tanaman yang berada di suatu ekosistem sawah berbeda dengan ekosistem sawah yang lainnya. Terdapat beberapa contoh ekosistem sawah yang ada di Indonesia. Diantara contoh ekosistem sawah tersebut yaitu :
- Ekosistem sawah tadah hujan
Sawah tadah hujan merupakan contoh ekosistem sawah yang mengandalkan air hujan untuk mengairi lahan pertanian (baca : Pemanfaatan Air Hujan). Seperti namanya, sawah ini hanya dapat ditanami ketika musim penghujan. Sementara itu ketika musim kemarau, sawah dibiarkan begitu saja. Hal ini membuat tingkat produktivitas sawah tadah hujan tergolong rendah. Tidak seperti sawah lain yang bisa panen 3 kali dalam setahun, sawah tadah hujan hanya bisa dipanen sekali saja tiap tahunnya. (baca juga : Manfaat Air Hujan)
- Ekosistem sawah pasang surut
Contoh ekosistem sawah selanjutnya adalah sawah pasang surut. Sawah ini dibuat di dekat sungai, rawa- rawa atau di dekat pantai (baca : Ekosistem Pantai). Sawah pasang surut memanfaatkan debit air untuk sistem irigasinya. Ketika debit air banyak, air yang tidak tertahan akan meluber dan mengairi sawah- sawah. Karena dibuat di dekat pantai, tanaman yang ditanam di sawah pasang surut harus tahan terhadap kontaminasi air garam. Jika tidak, maka tanaman akan cepat mati dan tidak dapat dipanen. Ekosistem sawah pasang surut dapat ditemukan di daerah pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera dan Kalimantan bagian barat. (baca juga : Manfaat Pasang Surut Air Laut)
- Ekosistem sawah lebak
Ekosistem sawah lebak merupakan ekosistem sawah yang dibuat diantara dua sungai yang besar (baca : Ekosistem Sungai). Sistem irigasinya memanfaatkan aliran air kedua sungai besar di kanan kirinya. Ketika musim kemarau para petani tidak perlu menunggu air hujan karena debit air di sungai besar masih cukup untuk mengairi sawah. Yang perlu dikhawatirkan adalah ketika musim penghujan. Ketika debit sungai begitu banyak, maka sawah lebak rawan terhadap banjir atau tergenang air. Sistem irigasi yang baik harus dibangun untuk mengatasi permasalahan tersebut. Jika sistem irigasi sudah tepat, maka sawah lebak sangt menguntungkan bagi petani karena tidak memerlukan banyak biaya selama bercocok tanam. Ekosistem lebak dapat dijumpai di sekitar Sungai Musi dan Sungai Ogan di Sumatera. (baca juga : Sungai di Sumatera)
Komponen Ekosistem Sawah
Ekosistem sawah terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik meliputi semua makhluk hidup yang berada di ekosistem sawah. Sedangkan komponen abiotik meliputi tanah, air dan cahaya matahari yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup komponen biotik. Berikut adalah penjelasan masing- masing komponen dalam ekosistem sawah.
1. Komponen biotik
Komponen biotik di ekosistem sawah bisa dikelompokka n dalam 3 jenis yakni tumbuhan primer, tumbuhan sekunder dan hewan.
- Tumbuhan primer – Yang termasuk dalam tumbuhan primer adalah tumbuhan yang sengaja ditanam dan dirawat oleh petani agar dapat dipanen di kemudian hari. Tumbuhan primer berbeda- beda sesuai dengan jenis sawah dan juga musim tanam. Contoh tumbuhan primaer yakni padi, kacang hijau, kacang kedelai dan lain- lain.
- Tumbuhan sekunder – Yang disebut dengan tumbuhan sekunder yakni tumbuhan liar yang ikut tumbuh di sekitar tumbuhan primer. Tumbuhan liar ini sebenarnya adalah gulma atau hama tanaman yang harus dihilangkan karena dapat mengganggu pertumbuhan tumbuhan primer. Jika tumbuhan sekunder dibiarkan maka dapat merebut unsur hara di tanah yang sebenarnya dipersiapkan untuk tumbuhan primer. Contoh dari tumbuhan sekunder adalah rumput dan tumbuhan semak.
- Hewan – Terdapat berbagai jenis hewan di ekosistem sawah. Ada hewan yang tidak mengganggu perkembangan tumbuhan primer, tetapi lebih banyak hewan yang merugikan. Diantara hewan yang tidak mengganggu yakni cacing, ular, ikan, burung hantu dan elang. Sedangkan beberapa hewan yang merugikan yakni tikus, burung pemakan biji- bijian, ulat, serangga dan keong mas. Hewan- hewan tersebut saling berinteraksi (baca : Interaksi dalam Ekosistem), sehingga membentuk rantai makanan dan aliran energi dalam ekosistem Salah satu contoh rantai makanan dalam ekosistem sawah yakni padi di makan tikus, kemudian tikus dimakan ular.
2. Komponen abiotik
Komponen abiotik dalam ekosistem sawah merupakan unsur- unsur yang sudah disediakan oleh alam dan dapat diolah manusia. Unsur- unsur alam tersebut meliputi :
- Tanah, merupakan komponen abiotik yang paling penting (baca juga : Sumber Daya Alam Tanah). Sebelum digunakan untuk bercocok tanam, tanah harus diolah terlebih dahulu. Para petani biasanya mengolah tanah dengan cara membajak menggunakan mesin traktor atau dengan tenaga hewan. Kegiatan membajak tanah ini bertujuan agar jumlah oksigen yang terkandung di dalam tanah menjadi lebih banyak. Kadar oksigen yang cukup sangat baik untuk organisme yang membantu menyuburkan tanah. (baca juga : Ciri Ciri Tanah Subur dan Tidak Subur)
- Air, adalah komponen abiotik yang tak kalah penting. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Jika ketersedian air tidak mencukupi maka sawah akan mengalami kekeringan dan gagal panen. Sebaliknya, jika jumlah air yang mengairi sawah terlalu berlebihan maka dapat menyebabkan banjir dan juga gagal panen. Oleh karena itu, sistem irigasi atau pengairan di sawah harus dibuat sebaik mungkin agar sawah menjadi produktif.
- Cahaya matahari, dibutuhkan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Ketika tanaman berfotosintesis maka akan menghasilkan glukosa yang digunakan untuk tumbuh dan sebagian besarnya disimpan dalam salah satu bagian tubuhnya. Bagian tumbuhan yang mengandung glukosa itulah yang nantinya dapat dipanen oleh manusia. (baca juga : Lapisan Lapisan Matahari