Categories
Biogeografi

Aliran Energi Dalam Ekosistem Mangrove

Energi yang mempunyai berbagai macam bentuk, dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup agar bisa beraktivitas. Energi tersebut tidaklah diciptakan oleh makhluk hidup. Makhluk hidup memperoleh energi dengan cara mengubah bentuk energi yang sudah ada di alam. Dalam sebuah ekosistem, setiap makhluk hidup atau organisme pasti saling berinteraksi dengan yang sesama organisme maupun dengan lingkungannya.

Interaksi tersebut menyebabkan terjadinya perpindahan energi dari satu organisme kepada organisme lain. Proses perpindahan energi tersebut dikenal dengan istilah aliran energi dalam ekosistem. Terjadinya aliran energi berbeda- beda menurut ekosistemnya (baca : Keanekaragaman ekosistem). Berikut adalah penjelasan mengenai aliran energi dalam ekosistem mangrove (baca : Ciri Ciri Hutan Mangrove dan Keunggulan Hutan Mangrove).

Tingkat Trofik Ekosistem Mangrove

Tingkatan dari suatu kelompok organisme yang mempunyai sumber makanan tertentu disebut dengan istilah tingkat trofik. Jumlah tingkat trofik dari suatu ekosistem berbeda dengan ekosistem lainnya, tergantung dari banyaknya organisme yang mendiami ekosistem tersebut. Akan tetapi, secara umum tingkat trofik dikategorikan menjadi 3 yaitu produsen, konsumen dan dekomposer.

  • Produsen

Organisme yang berperan sebagai produsen yaitu semua organisme yang memiliki klorofil dan dapat melakukan fotosintesis sehingga dapat menghasilkan makanannya sendiri. Karena menghasilkan makanan sendiri, maka disebut dengan organisme autotrof. Contoh organisme autotrof dalam ekosistem hutan mangrove ialah pohon bakau.

  • Konsumen

Konsumen yaitu setiap organisme yang tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri. Konsumen dikelompokkan menjadi beberapa tingkat, yakni konsumen tingkat I, konsumen tingkat II dan konsumen tingkat III. Dalam ekosistem hutan mangrove, yang bertindak sebagai konsumen tingkat I adalah semua organisme herbivora yang memakan pohon bakau, misalnya udang dan ikan- ikan kecil. Konsumen tingkat II dan III adalah setiap organisme pemakan daging (omnivora), contohnya ikan- ikan pesar dan burung pemakan ikan.

  • Dekomposer

Dekomposer disebut juga dengan istilah detrivor. Detrivor berfungsi sebagai pengurai. Organisme tersebut mendapatkan energi dari materi organik organisme lain yang telah mati yang disebut detritus. Contoh dekomposer dalam ekosistem mangrove yang berdekatan dengan ekosistem air bakteri dan kepiting.

Proses Aliran Energi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa aliran energi berbeda menurut ekosistemnya. Hal ini dikarenakan setiap ekosistem mempunyai berbagai jenis organisme yang berbeda dari organisme dalam ekosistem lainnya. Misalnya organisme dalam ekosistem padang rumput berbeda dengan organisme yang mendiami ekosistem gurun. Dalam ekosistem mangrove, tahapan proses aliran energinya meliputi :

  1. Pertama, energi yang berasal dari cahaya matahari masuk ke dalam lingkungan hutan mangrove (baca : Fungsi Hutan Mangrove). Selain cahaya matahari, materi organik lain yang masuk ke dalam ekosistem adalah nitrogen, fosfat dan karbon organik.
  2. Berikutnya, setengah dari energi cahaya matahari tersebut digunakan oleh pohon bakau untuk proses fotosintesis. Setelah pohon bakau berfotosintesis maka akan menghasilkan energi kimia yang didapatkan dari perubahan energi cahaya. Energi kimia tersebut kemudian disimpan di dalam pohon bakau yang berperan sebagai produsen.
  3. Selanjutnya, serasah pohon bakau seperti bunga, ranting dan daun bakau akan jatuh ke air . Partikel- partikel kecil dari serasah tersebut dimakan oleh udang atau organisme herbivora lain sehingga energi berpindah dari produsen ke konsumen I atau konsumen primer. Energi yang disimpan konsumen tingkat I hanya berkisar 10 persen dari energi produsen.
  4. Kemudian udang dimakan ikan atau organisme karnivora lainnya. Dengan demikian, energi konsumen I berpindah ke tubuh konsumen tingkat II. Energi yang disimpan konsumen II juga berjumlah 10 persen dari energi konsumen tingkat I.
  5. Jika pohon bakau tidak dimakan oleh konsumen tingkat I, maka energi akan diteruskan ke detrivor atau dikeluarkan dari ekosistem mangrove sebagai materi organik. Karena ekosistem bersifat terbuka, maka materi organik bisa saja keluar ke ekosistem lain, misalnya ekosistem air laut.

Jenis Aliran Energi

Ada beberapa jenis aliran energi. Dua diantaranya adalah rantai makanan dan jaring- jaring makanan. Berikut adalah penjelasan tentang keduanya.

  1. Rantai makanan

Rantai makanan merupakan perpindahan energi dari organisme satu ke organisme lainnya yang berlangsung dalam proses mangsa dan dimangsa satu arah. Jumlah organisme atau populasi yang berada dalam suatu ekosistem berpengaruh terhadap keseimbangan siklus rantai makanan. Jika populasi salah satu organisme berkurang, maka akan mempengaruhi populasi organisme yang lain.

Contohnya dalam ekosistem mangrove yang merupakan bagian dari ekosistem pantai, jika populasi ikan pemakan udang berkurang maka populasi burung pemakan ikan juga kan terancam. Populasi ikan yang pemakan udang yang berkurang juga berdampak pada jumlah udang yang semakin meningkat. Rantai makanan dalam ekosistem mangrove terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

  • Rantai makanan langsung

Rantai makanan ini diawali dari serasah pohon bakau berupa daun, bunga atau ranting yang jatuh ke air. Serasah yang terbawa arus air kemudian dimakan oleh konsumen tingkat I yaitu udang dan ikan- ikan kecil di terumbu karang. Konsumen I lalu dimangsa oleh konsumen tingkat II yakni burung- burung pemakan ikan serta ikan- ikan besar. Ketika konsumen tingkat II mati, maka dekomposer akan menguraikannya sehingga menjadi senyawa organik yang kembali dimanfaatkan oleh pohon bakau atau tumbuhan mangrove (baca : Manfaat Hutan Mangrove).

  • Rantai makanan detritus

Rantai detritus disebut juga rantai makanan tak langsung. Organisme yang terlibat dalam rantai makanan ini lebih banyak daripada rantai makanan langsung. Awalnya, serasah mangrove yang jatuh ke air diuraikan oleh detrivor. Detrivor kemudian dimakan oleh organisme perairan seperti alga, mollusca dan kepiting (crustacea). Konsumen tingkat I tersebut lalu dimakan konsumen tingkat II yakni protozoa.

Konsumen tingkat II selanjutnya dimakan oleh amphipoda sebagai konsumen tingkat III. Kemudian organisme tersebut dimakan oleh ikan- ikan kecil (konsumen IV) yang selanjutnya dimangsa oleh ikan- ikan besar maupun burung- burung laut (konsumen V). Jika konsumen terakhir mati, maka akan diuraikan kembali oleh detrivor sehingga menghasilkan senyawa organik yang dimanfaatkan lagi oleh tumbuhan bakau (baca : Fungsi Hutan Bakau).

  1. Jaring- jaring makanan

Jaring- jaring makanan ialah kumpulan dari berbagai rantai makanan yang kompleks. Jaring makanan disebut kompleks karena interaksi mangsa dan dimangsa yang terjadi  tidak hanya melibatkan 2 organisme saja, akan tetapi melibatkan berbagai jenis organisme yang saling memangsa. Produsen dimakan oleh berbagai konsumen I. Kemudian masing- masing dari konsumen I akan dimangsa oleh konsumen II yang berbeda- beda pula. Hal tersebut memunculkan banyak rantai makanan yang saling berinteraksi menjadi jaring- jaring makanan. Contohnya, serasah dari pohon bakau dimakan oleh udang dan ikan kecil. Udang kemudian dimakan ikan lain, sedangkan ikan kecil dimakan burung laut.