Hutan mangrove adalah merupakan jenis-jenis hutan yang terdapat di tepian pantai atau berkembang di sekitar muara sungai, salah satu contoh adalah hutan bakau. Fungsi hutan bakau seperti akar dari pohon bakau ada yang mencuat ke atas (akar tunjang) dan ada pula yang terendam air. Hutan bakau Indonesia termasuk dalam salah satu yang paling luas di dunia yaitu sekitar 47,8% (8,6 juta hektar) dari 18 juta hektar hutan bakau di seluruh dunia. Namun kini banyak hutan bakau yang telah rusak bahkan musnah. Dikarenakan adanya aktivitas penebangan pohon bakau untuk dibuat tambak ikan atau arang. Penyebaran hutan bakau antara lain di sepanjang pantai timur Sumatera, pantai selatan Kalimantan, pantai utara Jawa, dan lainnya.
Ciri-ciri Hutan Mangrove
- Tanah yang digenangi oleh air laut
- Dipengaruhi pasang surut air laut
- Tidak dipengaruhi oleh iklim
- Tidak memiliki struktur tajuk
- Jenis pohonnya adalah bakau, pedada, api-api, lacang.
Karena kebanyakan hutan mangrove adalah pohon bakau, maka orang-orang menganggap hutan bakau sebagai hutan mangrove. Padahal di hutan mangrove terdapat bermacam jenis pohon dan jenis sumber daya alam lainnya (tidak hanya bakau) seperti yang dibahas di atas. Berikut adalah keunggulan hutan mangrove :
1. Membuat wilayah pantai stabil – Akar dari pohon bakau dapat menjaga wilayah tepian pantai tetap stabil. Ombak yang menghantam bisa ditangkal oleh akar-akar tanaman bakau yang mencuat ke permukaan sehingga pantai terhindar dari pengikisan (abrasi). (baca : manfaat pantai)
2. Memberikan nutrisi bagi makhluk hidup di sekitarnya – Adanya hutan bakau dapat memberikan nutrisi kepada ikan-ikan dan binatang yang hidup di perairan hutan tersebut. Tak hanya itu, hutan bakau dapat memberi mereka perlindungan dari hewan pemangsanya.
3. Awal rantai makanan – Daun-daun bakau yang rontok atau jatuh akan masuk ke air dan diuraikan oleh mikroorganisme yang berupa bakteri atau jamur agar tidak menjadi penyebab pemanasan global. Hasil dari penguraiannya adalah makanan bagi larva dan hewan-hewan kecil di sekeliling hutan bakau. Hewan kecil dan larva tersebut dapat menjadi makanan hewan lebih besar yang habitatnya juga di sekitar hutan bakau.
4. Menambatkan kapal – Ketika cuaca buruk terjadi, pohon bakau dapat menjadi pelindung bagi kapal yaitu dengan cara mengikat kapal ke batang bakau. Akan tetapi jangan sering-sering dilakukan karena bisa membuat batang tanaman bakau rusak dan akan memberikan dampak akibat kerusakan hutan.
5. Penjernih air – Akar yang mencuat ke permukaan (akar tunjang) tidak hanya berfungsi sebagai alat pernapasan pohon bakau, tetapi juga mampu menyaring zat-zat kimia, polutan, endapan yang terkandung dalam air laut sehingga menjadi jernih dan bersih. Air sungai yang masuk ke laut kebanyakan membawa berbagai macam sampah yang menjadi penyebab banjir dan zat kimia. Dengan adanya hutan bakau di sekitar perairan tersebut, maka kebersihan air di pantai akan terjaga.
6. Pengawet dan pewarna – Buah pohon tancang berguna untuk mengawetkan dan memberi warna kain atau jaring. Air rebusan buah ini memberi efek warna cokelat tua atau cokelat kemerahan pada kain batik. Air rebusan dari kulit pohon tingi bisa dipakai sebagai pengawet jaring payang (oleh nelayan daerah Labuhan, Banten).
7. Bahan makanan – Daun pohon api-api yang masih muda bermanfaat untuk diolah menjadi sayur. Sedangkan daun lain dari api-api bisa jadi pakan ternak. Buahnya pahit, akan tetapi masih bisa dikonsumsi bila dimasak dengan baik dan hati-hati. Nektar bunga api-api dihisap oleh tawon-tawon dan dapat menjadi madu.
8. Bahan bakar dan bangunan – Kayu pohon mangrove bisa dipakai sebagai kayu bakar atau arang. Jika sudah cukup besar, berguna untuk bangunan rumah (sebagai tiang atau balok konstruksinya). Sangat cocok sebagai balok konstruksi rumah karena sifat kayunya yang tahan air dan kokoh.
9. Obat – Tanaman mangrove dapat digunakan untuk membuat aneka macam obat-obatan. Mengobati radang kulit dan gatal-gatal dapat memakai campuran kulit batang beberapa spesies mangrove. Tanaman ini juga bermanfaat mengatasi gangguan pencernaan, rheumatik, dan gigitan ular.
10. Menahan air asin supaya tidak merembes ke darat – Adanya hutan atau pohon-pohon bakau dapat menjadi benteng agar air asin tidak merembes jauh ke daratan. (baca : manfaat pasang surut air laut)
11. Pariwisata – Luasnya hutan bakau yang masih alami dapat dikelola dengan baik sehingga menjadi destinasi wisata yang menarik dan banyak orang yang mengunjungi kawasan mangrove ini untuk berlibur bersama keluarga atau teman-terdekat.
12. Tempak berkembangbiak dan berlindung aneka hewan dan ikan – Udang, ikan kecil, dan kepiting banyak yang tinggal di wilayah perairan hutan bakau. Mereka dapat berkembangbiak dengan baik dan terhindar dari predator (hewan pemangsanya), juga ombak kuat.
13. Membantu perekonomian masyarakat sekitar pantai – Salah satu contohnya adalah membuat makanan dari buah mangrove (seperti cake mangrove) sehingga buahnya tidak terbuang sia-sia, tetapi bisa diolah untuk membantu ekonomi warga sekitarnya.
14. Dapat hidup di darat dan air – Mangrove yang mulanya tubuh di bibir pantai, dapat tumbuh hingga ke laut. Mangrove adalah tanaman yang khas karena bisa tumbuh di antara daratan dan laut untuk mengurangi terjadinya erosi tanah dan sementara tanaman lainnya tidak dapat bertahan.
Penyebab Kerusakan Hutan Mangrove
Dengan segala keindahan dan pemandangan di hutan yang menjadi penyebab mudahnya membuat kerusakan pada hutan mangrove, dengan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab merusak dan memanfaatkan hutan mangrove secara sembarangan sehingga membuat hutan mangrove perlu mendapatkan perlindungan hukum yang kuat.
Hutan mangrove yang rusak diakibatkan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Penghasilan warga rendah
Masyarakat pesisir pantai kebanyakan bekerja sebagai nelayan tradisional. Meskipun begitu, penghasilan yang mereka dapat setiap hari masih belum memadai, tidak cukup memenuhi kebutuhan harian. Apabila dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang lain. Dalam sebulan, pasti ada saat para nelayan tidak melaut karena berbagai sebab, misalnya Iklim di Indonesia sedang dalam cuaca tidak mendukung atau ada badai. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, mereka pun memanfaatkan keberadaan hutan mangrove. Mereka beternak udang, kepiting, bahkan mencari kayu untuk dijual. Pencarian kayu mangrove yang berlebihan tersebut dapat berdampak buruk pada kelestarian hutan mangrove. Dan mungkin akan merusak hutan.
2. Pembukaan tambak liar
Banyaknya orang yang membuka tambak liar dengan membabat hutan mangrove disebabkan oleh naiknya harga udang. Mereka yang tidak peduli dengan cara menjaga kelestarian air dan lingkungan terus melakukan pembukaan tambak udang liar dan membuat hutan mangrove sedikit demi sedikit mengalami pengurangan.
3. Penebangan liar
Dampak penebangan hutan secara liar yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak peduli pada lingkungan, dikarenakan arang dari kayu bakau merupakan yang terbaik dan dapat dijual dengan harga tinggi akan menyebabkan sekitar hutan akan terganggu dan tercemar.
4. Hukum yang lemah
Banyaknya pelanggaran yang dilakukan berkaitan dengan mangrove ini dikarenakan hukum yang lemah. Peraturan perundang-undangan sudah jelas mengatur tentang pelestarian hutan mangrove, namun ketika banyak terjadi pelanggaran, hukum tidak dapat ditegakkan dengan baik.
Pandangan Mengenai Hutan Mangrove
Hutan mangrove sangat bermanfaat tidak hanya bagi kehidupan manusia, tapi juga untuk hewan, seperti ikan, udang, dan kepiting. Mangrove melindungi mereka dari hewan pemangsanya dan merupakan habitat hidup hewan-hewan itu. Kekurangan hutan mangrove hampir tidak ada. Namun beberapa berpendapat bahwa hutan mangrove adalah tempat yang kotor, tempat berkembangbiak nyamuk (utamanya malaria), dan perkembangbiakan berbagai serangga yang dapat menyebarkan bibit penyakit. Sehingga banyak terjadi penebangan mangrove berlebihan guna menangkal munculnya wabah penyakit.