Categories
Ilmu Bumi

Tenaga Eksogen: Pelapukan, Erosi dan Sedimentasi

Tenaga eksogen dalam pembahasannya kita akan sangat berkaitan dengan beberapa hal seperti pelapukan, erosi dan hasil sedimentasi. Utuk lebih jelasnya kita akan mebahasnya bersama.

Pelapukan

Pernah dengar kata pepatah bahwa sekeras- kerasnya batu pasti akan cekung jika ditetesi air secara terus- menerus. Pepatah tersebut menggambarkan mengenai hati manusia yang bisa lunak apabila terus- menerus diisi dengan kebaikan. Namun secara ilmiah hal itu memang benar bahwa batu yang keras memang bisa lunak. Bahkan tidak hanya cekung saja dan terkena air (baca: jenis air), namun batu (baca: batuan beku) yang terlalu lama termakan usia akhirnya akan lunak bahkan akan hancur. Hal ini memang salah satu bagian dari siklus batuan, yakni batuan akan mengalami sebuah pelapukan. Pelapukan batuan ini terjadi apabila batu telah mempunyai usia yang lama atau tua. Proses pelapukan batuan ini berupa meleburnya batuan dan pada akhirnyaa batuan tersebut berubah menjadi tanah. Mengenai pelapukan batuan ini terjadi dengan beberapa tipe. Tipe- tipe pelapukan ini juga dikenal dengan jenis- jenis pelapukan. Beberapa jenis pelapukan antara lain sebagai berikut:

  1. Pelapukan Fisika

Jenis pelapukan batuan yang pertama adalah pelapukan fisika. Pelapukan fisika juga disebut dengan pelapukan mekanik. Pelapukan fisika atau pelapukan mekanik merupakan pelapukan batuan yang diakibatkan oleh adanya pengaruh faktor fisik yang terjadi pada batuan. Dalam pelapukan fisika, ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam proses pelapukan seperti suhu udara (baca: ciri udara yang bersih dan sehat), tekanan udara dan kristalisasi garam. Pelapukan batuan secara fisika banyak ditemukan di wilayah- wilayah yang memiliki iklim ekstrim (baca: iklim tropis), seperti di daerah gurun (baca: gurun terluas di dunia), pesisir pantai (baca: manfaat pantai) dan juga daerah- daerah yang memiliki topografi yang curam. Banyak sekali contoh pelapukan- pelapukan fisika di dunia ini. Beberapa contoh pelapukan fisika antara lain sebagai berikut:

  • Melapuknya batuan di wilayah gurun akibat perubahan iklim yang ekstrim

Salah satu contoh peristiwa pelapukan fisika adalah melapuknya batuan di wilayah gurun pasir. Wilayah gurun pasir sangat banyak terdapat bebatuan, dan bebatuan tersebut pada akhirnya akan mengalami pelapukan. Pelapukan batuan yang terjadi di wilayah gurun ini disebabkan karena adanya perubahan cuaca yang ekstrim. Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya cuaca di gurun sangat panas apabila siang hari dan sangat dingin ketika malam hari. perbedaan suhu yang sangat mencolok ini disebut dengan suhu ekstrim. Suhu panas yang terjadi di siang hari membuat batuan menjadi memuai, sementara suhu yang sangat dingin ketika malam hari membuat batuan menjadi mengkerut. Proses ini terjadi berulang ulang hingga pada akhirnya pun membuat ikatan mineral dalam batuan menjadi melemah dan membuat batuan (baca: batuan sedimen, batuan metamorf) menjadi hancur menjadi beberapa bagian.

  • Kristalisasi air garam di permukaan batuan di pantai

Contoh lain dari pelapukan fisika adalah proses kristalisasi air garam yang ada di permukaan batuan yang ada di pantai (baca: ekosistem pantai). Seperti yang kita tahu bahwa garam terbuat dari air laut yang mengkristal sehingga mempunyai rasa yang asin. Air garam yang mengkristal di permukaan batuan akan menekan batuan secara endogen sehingga kemungkinan akan membuat batuan menjadi pecah. Batuan yang pecah inilah yang merupakan batuan yang mengalami pelapukan fisika.

Itulah beberapa contoh pelapukan fisika yang ada di sekitar kita. pelapukan fisika yang telah dicontohkan di atas berproses dengan menggunakan pengaruh suhu udara dan juga kristalisasi garam. Selain kedua contoh di atas, masih banyak lagi contoh- contoh pelapukan fisika lainnya yang bisa kita temukan di sekitar kita baik yang kita sadari maupun tidak.

  1. Pelapukan Kimia

Jenis pelapukan batuan yang kedua adalah pelapukan kimia. Pelapukan kimia merupakan pelapukan batuan yang juga dengan menggunakan bantuan faktor- faktor tertentu. Faktor yang mempengaruhi proses pelapukan kimia khususnya adalah kandungan yang terdapat pada batuan itu sendiri maupun karena tercamput oleh zat- zat lainnya hingga menimbulkan rekasi tertentu. Pelapukan kimia merupakan proses pelapukan pada batuan yang diakibatkan oleh perubahan struktur kimiawi yang ada pada batuan melalui reaksi tertentu. Dalam proses pelapukan kimia, terdapat beberapa reaksi tertentu. reaksi yang terjadi ini dibedakan menjadi empat macam, yakni hidrasi, hidrolis, oksidasi dan karbonasi. Adapun penjelasan dari macam- macam reaksi tersebut adalah sebagai berikut:

  • Hidrasi, yaitu proses batuan yang mengikat batuan di atas permukaannya saja.
  • Hidrolisa, yaitu proses penguraian air di atas unsur- unsurnya menjadi ion- ion yang mempunyai sifat positif dan negatif.
  • Oksidasi, yakni merupakan proses pengkaratan pada besi.
  • Karbonasi, yakni pelapukan batuan yang disebabkan karena karbondioksida atau CO2.

Nah itulah beberapa proses dalam pelapukan secara kimiawi. Pelapukan secara kimiawi ini tidak hanya terjadi pada batuan saja namun  juga bisa terjadi pada logam, seperti besi. Beberapa contoh pelapukan secara kimiawi antara lain sebagai berikut:

  • Pelapukan batuan karena air hujan

Pelapukan secara kimia atau kimiawi bisa terlihat dari pelapukan batuan karena air hujan (baca: jenis hujan). Air hujan mengandung zat- zat asam yang bisa menyebabkan pelapukan pada batuan. Batuan yang terkena air hujan bisa mengalami pelapukan. Pelapukan karena air hujan antara jenis batuan satu dengan jenis batuan yang lainnya kemungkinan mengalami perbedaan, hal ini disebabkan oleh berbagai macam hal seperti kerasnya batuan yang berbeda- beda. Batuan yang bertekstur keras pastinya akan mengalami pelapukan yang lebih lama dari pada batuan yang lebih lunak.

  • Pengkaratan pada besi karena air hujan

Selain terjadi pada batuan, pelapukan secara kimiawi juga bisa kita temukan terjadi pada besi. Besi yang mengalami pengkaratan pastinya lama- kelamaan akan mengalami pelapukan. Pelapukan ini akan membuat besi menjadi rapuh dan mudah hancur.

Itulah beberapa contih pelapukan kimia yang terjadi pada batuan dan juga besi. Pelapukan- pelapukan tersebut dapat kita temukan  di sekitar kita. selain kedua contoh di atas, masih banyak lagi contoh pelapukan kimiawi yang ada di sekitar lingkungan kita.

  1. Pelapukan Biologi

Jenis pelapukan yang selanjutnya adalah pelapukan biologi. Selain ada pelapukan fisika dan pelapukan kimia, kita juga mengenal pelapukan biologi. Pelapukan biologi juga disebut dengan pelapukan organik. Pelapukan biologi merupakan pelapukan batuan yang terjadi karena bantuan makhluk hidup. Adapun beberapa makhluk hidup yang berperan dalam proses pelapukan batuan secara biologi ini antara lain binatang, tumbuhan, jamur, bakteri dan juga manusia. proses pelapukan batuan secara biologi melibatkan dua cara yakni dengan cara biokimia dan juga cara mekanis. Beberapa contoh pelapukan batuan secara biologi dapat kita temukan di sekitar kita, diantaranya adalah:

  • Pelapukan batuan karena tumbuhnya lumut di atasnya

Salah satu contoh pelapukan batuan yang merupakan pelapukan secara biologi adalah karena tumbuh tanaman lumut di atas batuan. Lumut yang tumbuh di atas batuan lama kelamaan akan membuat batuan yang ditumpanginya menjadi hancur. Hal ini karena lumut akan membuat batuan mengalami degradasi. Korosi yang terjadi di atas batuan ini akan terjadi karena kelembaban di permukaan batuan akibat adanya proses penyerapan akar disertai dengan tingginya pH di sekitar permukaan batuan tersebut. Jika hal ini terjadi dan berlangsung secara lama, maka batuan akan mengalami kehancuran dan melapuk menjadi tanah.

  • Penetrasi akar pohon di sela- sela batuan

Selain pelapukan batuan karena tumbuhnya lumut di atas batuan, contoh pelapukan biologi lainnya adalah penetrasi akar- akar tumbuhan yang menjulur ke sela- sela batuan. Contoh seperti ini sering kita temukan di daerah- daerah yang memang banyak terdapat pohon- pohon besar. Akar- akar pohon bisa tumbuh dan menjalar menembus batuan- batuan. Penekanan pada batuan yang disebabkan karena akar- akar pepohonan ini akan mambuat batuan menjadi mudah hancur dan inilah yang merupakan sebuah pelapukan.

Nah itulah beberapa contoh pelapukan batuan yang terjadi karena proses biologi. Proses pelapukan secara biologi ini terjadi karena bantuan makhluk hidup. Dan itu pula penjelasan mengenai macam- macam pelapukan batuan dari beberapa proses, baik secara kimia, fisika dan juga biologi. jenis- jenis pelapukan seperti yang telah dijelaskan di atas merupakan pelapukan yang dapat terjadi pada tanah maupun batuan. Tanah atau batuan sendiri apabila telah mengalami pelapukan maka bisa menjadi batuan atau tanah dengan tipe yang lain.

Erosi

Apabila kita membahas mengenai tenaga eksogen, tentu bahasan kita juga akan menyangkut tentang erosi. Erosi (baca: jenis erosi) merupakan sebuah peristiwa alam yang erat kaitannya dengan pengikisan. Pengikisan ini bisa terjadi pada tanah dan juga terjadi pada padatan- padatan yang lainnya seperti batuan, sedimen dan partikel- partikel yang lainnya. Erosi (baca: erosi pantai) dapat terjadi karena berbagai macam faktor. Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab erosi antara lain angin, air dan juga es (baca: hujan es). Air, angin  dan juga es ini juga disebut sebagai penyebab erosi. Secara lebih jelas mengenai penyebab erosi, kita akan membahasnya sebagai berikut:

  • Erosi karena air

Jenis erosi yang pertama adalah erosi yang disebabkan karena aliran atau arus air. Erosi yang disebabkan karena air disebut juga dengan ablasi. Air yang bisa menyebabkan terjadinya erosi adalah aliran air sungai (baca: ekosistem sungai) ataupun air hujan. Erosi yang disebabkan oleh iar sungai juga disebut dengan erosi sungai. Erosi sungai merupakan proses berpindahnya massa tanah maupun massa batuan karena adanya air yang mengalir secara terus menerus. Erosi yang disebabkan oleh aliran air sungai ini bisa terjadi di bagian dasar maupun di bagian tepi sungai. Erosi yang terjadi di dasar sungai akan membuat sungai menjadi lebih dalam, sementara erosi yang terjadi di tepi sungai akan membuat sungai menjadi lebih lebar dari semula. Erosi sungai terdiri dari tiga proses, yakni sebagai berikut:

  1. Pemindahan regolith

Proses pertama dari erosi sungai yakni pemindahan regolith. Pemindahan regolith merupakan proses erosi yang melibatkan pemindahan tanah dan hasil pelapukan batuan.

  1. Penggerusan

Proses yang kedua adalah penggerusan, yakni proses yang melibatkan peranan pasir dan juga gravel yang ada di dalam aliran air. Penggerusan yang dilakukan oleh pasir dan gravel ini biasanya terjadi di kanal sungai.

  1. Erosi ke arah hulu

Proses selanjutnya ini merupakan proses yang disebabkan karena adanya hubungan antara lereng regional dan juga lembah.

Itulah proses dan juga penjelasan singkat mengenai erosi air yang disebabkan oleh aliran air sugai. Selain air sungai. Air hujan juga sangat berpengaruh terhadap erosi tanah, terlebih di daerah lerang yang gundul. Air hujan yang mengalir ke bawah akan membawa serta tanah (baca: jenis tanah di Indonesia) serta batuan yang ada sehingga tanah akan mudah sekali untuk terkikis, terlebih apabila tidak ada kekuatan yang menopangnya seperti akar- akar pohon.

  • Erosi karena angin

Selain disebabkan karena air, erosi juga bisa terjadi karena kekuatan atau hembusan angin (baca: angin pasat). Erosi yang disebabkan oleh angin juga disebut dengan deflasi. Erosi karena angin bisa terjadi karena kekuatan angin. Erosi yang disebabkan karena angin atau deflasi hanya bisa terjadi di daerah- daerah yang mempunyai tekstur tanah berpasir seperti di pantai ataupun di gurun. Erosi karena kekuatan angin ini tidak bisa terjadi begitu saja, namun harus memenuhi satu syarat tertentu, dan syaratnya adalah kekuatan anginnya cukup besar untuk mampu menerbangkan pasir. Angin yang cukup besar ini akan mampu mengangkat butiran- butiran pasir yang merupakan struktur tanah. Akibatnya tanah yang dipindahkan pasirnya tersebut akan terkikis dan menipis, dan pasirnya akan berpindah ke tampat lain. Hal ini seringkali kita temukan di area pantai, misalnya di pantai Parangtritis Jogja, maupun di wilayah padang pasir atau gurun pasir.

  • Erosi karena es atau gletser

Jenis erosi yang selanjutnya adalah erosi karena es atau gletser. Erosi yang disebabkan karena es atau gletser ini tentu saja terjadi di daerah- daerah yang memiliki banyak es. Es atau gletser yang mencair berupa cairan kental yang mengalir turun di lereng gunung menuju ke lembah gunung. Pergerakan es yang mencair yang  disebabkan gaya beratnya ini akan menimbulkan kikisan pada bagian kanan dan juga kiri lembah. Dan batuan yang terkena aliran gletser akan tergores kemudian terkikis terbawa oleh gletser. Peristiwa ini dikenal dengan nama plucking yang banyak ditemukan di wilayah- wilayah gunung es.

Hasil pengikisan batuan yang terbawa oleh es atau gletser ini akan menggores dinding- dinding lembah yang letaknya lebih dalam. Yang menarik dari erosi oleh glester ini bahwa erosi ini akan membentuk suatu bentang alam yang indah, misalnya adalah lembah yang terpotong menjadi bentuk segitiga (trucated spurs), lingkaran (cirques), pecahan batuan (bergsrund), lereng tajam (aretes) dan danau di pegunungan es (rock basin lake).

  • Erosi karena gelombang air laut

Jenis erosi yang keempat adalah erosi yang disebabkan karena gelombang air laut atau yang kita kenal dengan istilah abrasi. Erosi yang disebabkan karena gelombang laut ini mempunyai sifat merusak. Erosi ini tentu hanya ditemukan di wilayah- wilayah pantai karena wilayah itulah yang mempunyai banyak gelombang laut. Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap proses abrasi ini, diantaranya adalah kekuatan gelombang laut tersebut dan juga intensitas waktu. Selain itu juga dipengaruhi oleh pemanasan global, ketidakseimbangan antara ekosistem pantai dan ekosistem air laut, hembusan air laut ataupun pasang surut air laut. Kekuatan gelombang laut menjadi faktor yang sangat berpengaruh karena apabila kekuatan gelombang laut besar maka akan menyebabkan abrasi semakin cepat terjadi. Sementara itu intensitas waktu menggambarkan seberapa sering gelombang tersebut menerpa pantai. jika gelombang laut sering atau bahkan sangat sering menerpa wilayah pantai maka abrasi akan cepat terjadi daripada yang tidak terlalu sering diterpa gelombang laut.

Abrasi menjadi ancaman yang sangat berarti bagi kelestarian alam khususnya yang berada di wilayah pantai. maka dari itulah berbagai upaya telah dilakukan untuk menghalau terjadinya abrasi, seperti contohnya menanam pohon bakau di pantai, melestarukan terumbu karang, melakukan kegiatan pengisian pantai untuk membentuk suatu garis pantai, membangun pemecah ombak dan juga sea wall, dan melarang kegiatan penambangan pasir yang terlalu berlebihan. Abrasi atau pengikisan yang dilakukan oleh gelombang laut banyak kita temukan di Indonesia mengingat Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pantai.

  • Korosi

Jenis erosi yang selanjutnya adalah korosi. Sebenarnya korosi tidak jauh berbeda dengan deflasi yang merupakan pengikisan karena angin. Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada partikel- partikel yag dibawa oleh angin. Deflasi terjadi karena adanya kekuatan angin tanpa melibatkan partikel- partikel yang dibawanya. Sementara korosi merupakan erosi yang disebabkan karena angin membawa serta butiran- butiran pasir. Butiran- butiran pasir yang terbawa angin tersebut akan menyebabkan gesekan batuan yang terkena angin tersebut. Akibat adanya gesekan tersebut maka batuan menjadi terkikis dan pada akhirnya akna menjadi pelapukan.

Nah seperti yang telah diutaran di atas itulah yang disebut dengan jenis- jenis erosi atau pengikisan. Seperti yang telah kita jelaskan di atas bahwasannya yang bisa membuat suatu tanah atau suatu tempat mengalami erosi tidak hanya air seperti yang kita tahu pada umumnya, namun erosi juga bisa disebabkan karena angin, es ataupun faktor- faktor yang lainya.

Hasil proses sedimentasi

Dalam pembahasan dua persoalan di atas, semuanya merupakan proses yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.Material tanah atau batuan yang tekah mengalami pelapukan atau erosi akan terbawa ke suatu tempat dan kemudian mengendap menjadi suatu bentuk tertentu. pengendapan dan prosesnya menjadi keras inilah yang dinamakan sebagai proses sedimentasi. Tahukah kamu bahwa proses sedimentasi ini pada akhirnya bisa menciptakan bentuk permukaan bumi yang sangat indah dan menakjubkan? Nah, berikut ini akan kita bahas mengenai bentang alam apa saja yang dihasilkan oleh proses sedimentasi, yakni sebagai berikut:

  1. Delta

Bentang alam hasil bentukan dari proses sedimentasi yang pertama adalah delta. Delta ini terbentuk di muara sungai, yakni tempat bertemunya air sungai dengan air laut. Ketika air sungai bertemu dengan laut maka arusnya menjadi lemah karena beradu dengan gelombang laut. Akibatnya material0 material yang dimawa arus sungai akan mengendap di tempat ini dan akhirnya membentuk sebuah delta.

  1. Tanggul alam

Bentukan alam yang selanjutny adalah tanggul alam. Tanggul alam merupakan bentukan alam yang terbentuk ketika waktu banjir, hal ini berakibat pada material- material yang dibawa sungai meluap di sisi kanak dan kiri sungai. Ketika banjir sudah mereda maka material- material itu juga mengendap, jika proses ini berulang- ulang maka material itupun akan bertumpuk- tumpuk menyerupai tanggul.

  1. Kipas aluvial

Kipas auvial terdapat di kaki gunung. Di tempat ini terjadi perubahan kemiringan pengunungan ke daratan, sehingga energi pengangkut air menjadi lemah dan materia- materi hasil erosi bisa terendapkan.

  1. Dataran banjir

Mirip dengan tanggul alami, dataran banjir (baca: banjir rob) merupakan dataran yang berada di kan kiri sungai. Ketika proses ini berlangsung lama, hingga terbentuk datran banjir.

  1. Meander

Dari keempat yang telah kita bahas, meander lah yang terlihat asing. Meander merupakan salah satu bentuk sungai yang khas, yakni sungai dengan kelokan yang tertentu dari pengendapan.

Nah itulah kelima jenis bentang alam atau bentukan alam yang  terjadi karena proses sedimentasi baik air, udara maupun tanah. Demikian pula informasi- informasi mengenai tenaga eksogen, semoga bermanfaat.