Categories
Geomorfologi

Erupsi Magma Berdasarkan Tempat Keluarnya

Pada peristiwa meletusnya gunung berapi tentunya muncul istilah-istilah seperti vulkanisme, magma, erupsi, lava, awan panas dan lain sebagainya. Vulkanisme sendiri merupkan proses yang memiliki hubungan dengan peristiwa keluarnya magma ke permukaan bumi. Sedangkan magma adalah material yang merupakan campuran dari batuan dalam beku dalam keadaan cair dan sangat panas yang berada di dalam perut bumi. Vulkanisme dan magma adalah dua hal yang saling berhubungan, akan tetapi ada yang lebih berhubungan lagi yaitu tentang erupsi magma.

Artikel terkait : Pengertian Vulkanisme – Gejala Vulkanisme

Erupsi magma adalah proses keluarnya magma dari dalam perut bumi yang terjadi karena adanya tekanan gas dari dalam perut bumi yang cukup besar. Erupsi magma ini tidak dapat diprediksi kapan terjadinya, akan tetapi kita dapat menganalisisnya dengan alat seismograf yang dapat merekam pergerakan gunung berapi.

Jenis Erupsi Magma

Berdasarkan lubang tempat erupsinya, erupsi magma terbagi atas 3 jenis, yaitu erupsi linier, erupsi sentral dan erupsi areal. Berikut adalah pembahasannya:

  • Erupsi Linear – Adalah erupsi magma yang proses keluarnya celah atau retakan yang berada di kerak bumi. Pada erupsi ini biasanya menghasilkan lava cair yang kemudian membentuk sebuah plato. Contoh dari erupsi ini antara lain adalah sebuah Plato Dekan di India yang tertutup lava dengan ketebalan rata-rata 667 meter serta luasnya 5×10,5 km2 sebagai akibat dari erupsinya.
  • Erupsi Areal – Adalah erupsi magma yang terjadi karena dinding atas atau atau batholith runtuh secara mendadak sehingga menyebabkan magma keluar ke permukaan yang kemudian menyebar ke daerah yang luas. Proses keluarnya magma ini sering disebut sebagai de roofing karena prosesnya yang menimpa bagian atap dari batholith. Contoh dari erupsi ini antara lain adalah Gunung Api Lumpur yang berada di Sumatera Selatan.
  • Erupsi Sentral – Adalah erupsi magma yang terjadi melalui pipa kepundan dan biasanya berlangsung secara singkat. Apabila magma sedikit mengental, maka pipa kepundan tersebut akan tersumbat oleh magma yang membeku dimana nantinya akan disebut sebagai sumbatan lava (lava plug). Lava plug tadi akan menghalangi jalan keluarnya magma yang kemudian gas-gas yang berada dibawahnya akan semakin memberikan tekanan yang kuat sehingga apabila tekanan tersebut semakin kuat maka yang terjadi adalah terjadilah erupsi yang berikutnya. Terkadang lava plug tadi akan sangat kuat sehingga magma akan mencari jalan keluar lain dengan menerobos batuan yang lebih lemah dan kemudian terbentuklah kepundan baru.

Artikel terkait : Erupsi Eksplosif dan Efusif

Dampak Positif dan Negatif

Erupsi magma gunung berapi yang menyebar ke berbagai daerah tentunya menimbulkan dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Adapun dampak positif dan negatif dari erupsi magma akan dijelaskan dibawah ini.

Dampak Positif

  • Tanah yang dilalui oleh abu vulkanik dari gunung berapi akan menjadi lebih subur dan sangat baik untuk pertanian, tentunya tanah tersebut akan meningkatkan hasil panen. Hal ini sangat menguntungkan bagi mereka yang bermatapencaharian sebagai petani. ( baca : Cara Melestarikan Tanah )
  • Batuan yang keluar dari perut bumi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan bagi warga sekitar atau bahkan dapat ditambang kemudian dijual.
  • Munculnya sumber mata air panas yang keluar disekitar pegunungan yang meletus tersebut dan tentunya sumber mata air panas ini sangat baik untuk kesehatan kulit manusia.
  • Munculnya sumber mata air baru yang bersih dan tentunya memiliki kandungan mineral yang sangat melimpah. ( baca : Proses Terjadinya Mata Air )
  • Pada daerah yang terkena abu vulkanik akan berpotensial terjadi hujan orografis, dimana hujan ini sangat memiliki potensi yang cukup baik.

Dampak Negatif

  • Udara menjadi tercemar dan juga tercampur oleh bermacam-macam gas beracun seperti sulfur dioksida, nitrogen dioksida, karbon monoksida, belerang dan beberapa partikel debu yang sangat mengganggu aktivitas bahkan menggangu kesehatan tubuh manusia. ( baca : Ciri-ciri Udara yang Bersih dan Sehat )
  • Aktivitas penduduk disekitar wilayah letusan gunung berapi menjadi terhambat dan kondisi ekonomi ikut melemah.
  • Pemukiman warga sekitar rusak akibat material dari erupsi.
  • Rusaknya hutan dan ladang warga karena terjangan dari lahar dingin.
  • Ada kemungkinan warga sekitar akan mengidap penyakit ISPA yang disebabkan oleh material yang dikeluarkan dari gunung berapi tersebut.
  • Sulit untuk mencari air bersih dan juga tempat tinggal sementara yang terkadang tidak memadai ( baca : Cara Menjaga Sumber Air )

Artikel terkait : Dampak Letusan Gunung Berapi

Tipe Gunung

Gunung berapi yang mengalami erupsi magma tentunya memiliki bentuk, ukuran dan sifat masing-masing. Contohnya terdapat gunung yang memiliki puncak yang sangat tinggi sehingga puncaknya tertutup oleh salju dan ada pula gunung yang puncaknya berada di bawah permukaan laut ( baca : Bahaya Gunung Api Bawah Laut ). Berikut adalah pembagian tipe gunung berapi berdasarkan keaktifannya dan berdasarkan bentuknya.

1. Berdasarkan Keaktifannya

Berdasarkan keaktifannya gunung berapi dibedakan menjadi 3 yaitu gunung api aktif, gunung api tidur dan gunung api mati. Gunung api aktif adalah gunung api yang dalam jangka waktu tertentu akan mengeluarkan material berupa abu vulkanik, lava dan juga bau belerang yang sangat menyengat.

Gunung api tidur adalah dunung api yang akan meletus dalam jangka waktu yang tidak dapat diprediksi akan tetapi letusannya lebih mengerikan dibandingkan gunung api aktif. Gunung api mati adalah gunung api yang tidak memiliki catatan letusan dan tidak ada tanda-tanda akan meletus lagi.

Artikel terkait : Ciri-ciri Gunung Api Akan Meletus

2. Berdasarkan Bentuknya

Bentuk sautu gunung berapi dipengaruhi oleh material yang dikandung, aliran lavanya dan kekuatan letusannya. Adapun pembagian gunung berapi berdasarkan bentuknya terbagi atas 4 macam, yaitu Gunung Api Perisai, Gunung Api Kubah, Gunung Api Strato dan Gunung Api Lava Pijar dengan Abu. Gunung Api Perisai merupakan gunung api yang bentuknya kerucut, lerengnya landai serta aliran lavanya berasal dari saluran tengah, penyebaran magmanya cukup luas disertai proses pendinginan dan pembekuannya pelan.

Frekuensi letusan gunung api ini sedang dengan jumlah cairan lava yang cukup banyak. Gunung Api Kubah merupakan gunung api yang bentuknya kerucut cembung dan memiliki lereng curam. Aliran lavanya cukup kental dan berpusat dari saluran pusat yang mengakibatkan aliran lava menjadi lambat dan kemudian akan membentuk lapisan yang cukup tebal. Letusan dari gunung api ini sangat keras karena tekanan dari dalam perut bumi yang sangat kuat.

Gunung Api Strato adalah gunung api yang memiliki bentuk seperti kerucut curam yang memiliki banyak lapisan lava yang terbentuk dari aliran lava yang mengalir secara berulang-ulang. Aliran lavanya berasal dari sisi kerucut gunung dan memiliki sifat letusan yang keras. Gunung Api Lava Pijar dan Abu adalah gunung api yang memiliki bentuk kerucut simetris dengan berntuk lereng yang cekung dan landai. Material yang terkandung biasanya berupa asap, debu dan bau sulfur yang menyengat, adapun sifat letusannya adalah sedang.

Artikel terkait : Gunung Tertinggi di Dunia – Gunung Tertinggi di Indonesia