Categories
Bencana Alam

23 Upaya Penanggulangan Banjir

Banjir merupakan fenomena alam yang dapat mengakibatkan bencana bagi umat manusia. Terdapat berbagai macam jenis-jenis banjir yang sering terjadi di alam ini seperti banjir air, banjir lumpur, banjir lahar, dan banjir rob. Banjir air terjadi karena tidak seimbangnya air yang mengalir dengan ruang saluran untuk mengalir dan kurangnya daya serap tanah terhadap air yang ada di atasnya (Baca: Jenis Jenis Banjir: Pengertian dan Penyebabnya). Umumnya banjir terjadi dalam kondisi curah hujan yang tinggi.

Penyebab curah hujan tinggi 

Air walaupun secara umum memiliki manfaat bagi mahluk hidup tetapi apabila berlebihan dapat menimbulkan bencana banjir (Baca: Manfaat Air bagi Kehidupan Manusia dan Sekelilingnya). Bukankah fenomena hujan ini telah ada sejak dahulu, tetapi kenapa akhir-akhir ini dengan meningkatnya curah hujan menimbulkan banyak terjadinya banjir di Indonesia. Apa yang menjadi penyebab tingginya curah hujan akan mengakibatkan banjir (Baca: Pengertian dan Faktor Penyebab Banjir Air).

  • Sungai yang mengalami pendangkalan

Sungai yang pada awalnya dalam, saat ini mulai mengalami pendangkalan. Hal ini terjadi akibat endapatan lumpur dan sampah (Baca: Ekosistem Sungai: Pengertian, Ciri-ciri, komponen, Manfaatnya). Gaya hidup masyarakat di sekitar sungai yang ingin segalanya praktis kadang-kadang tidak memperhatikan lingkungan sehingga memiliki kebiasaan buruk dengan membuang sampah ke sungai. Dengan banyaknya sampah yang dibuang ke sungai, sampah tidak akan terurai dan akan mengalami pengendapan di sungai. Akibatnya sungai menjadi dangkal. Ketika curah hujan meningkat, sungai yang dangkal tidak mampu menampung air yang mengalir ke sungai sehingga sungai meluap dan menyebabkan banjir.

  • Lahan yang rusak

Penambangan liar yang banyak terjadi di wilayah Indonesia dapat mengakibatkan rusaknya lahan. Lahan ini tadinya berfungsi sebagai penahan air menjadi tergerus dan dapat menyebabkan bencana banjir.

  • Hutan yang gundul

Kerusakan hutan telah banyak terjadi di Indonesia. Penebangan hutan yang tidak memperhatikan konsep reboisasi dapat menyebabkan hutan menjadi gundul dan tandus (Baca:5 Dampak Penebangan Hutan Secara Liar Terhadap Lingkungan). Kondisi ini mengakibatkan daya serap tanah untuk menyimpan air menjadi berkurang. Air hujan tidak sepenuh terserap sehingga mengalir terus yang semakin lama semakin banyak. Hal inilah yang dapat menjadi salah satu penyebab banjir.

  • Pemukiman yang tidak teratur

Pemukinan yang tidak teratur karena tidak didasari dengan penataan wilayah yang baik dapat menjadi salah satu penyebab banjir. Perumahan yang banyak didirikan di sekitar wilayah sungai dapat menjadi pemicu menyempitnya sungai sehingga mengurangi ruang aliran air.

Setelah mengetahui apa yang menjadi penyebab terjadinya banjir, maka dapat dilakukan pencegahan agar tidak terjadi banjir (Baca: Cara Mencegah Banjir dan Longsor) . Namun demikian, kondisi saat ini di Indonesia usaha pencegahan dan penanggulangan banjir ini membutuhkan waktu yang tidak singkat. Ketika pencegahan telah dilakukan tetapi bencana banjir tetap terjadi maka perlu upaya penanggulangan banjir yang komprehensif.

Upaya penanggulangan ini tidak hanya terbatas pada pencegahan tetapi juga meliputi upaya-uapaya pada saat sebelum terjadi banjir, pada saat banjir, dan pasca terjadinya banjir. 23 upaya penanggulangan banjir ini terbagi kedalam empat tahap. 8 upaya penanggulangan pada tahap kesiapsiagaan, 7 upaya penanggulangan pada tahap sebelum banjir, 5 upaya penanggulangan pada saat terjadi banjir, dan  3 upaya penanggulangan setelah terjadi banjir.

Penanggulangan Banjir pada Tahap Kesiapsiagaan

Beberapa upaya penanggulangan banjir yang perlu dilakukan pada tahap kesiapsiagaan adalah berikut ini.

  1. Melakukan pertemuan masyarakat untuk membahas evaluasi banjir yang pernah terjadi dan melakukan perencanaan untuk menghadapi banjir yang mungkin akan datang. Kegiatan ini bisa dilakukan pada saat menjelang musin hujan.
  2. Memberdayakan masyarakat dengan menyatukan semua sumberdaya masyarakat yang dapat diatur oleh organisasi kemasyarakatan dan pemerintah.
  3. Memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyebab banjir dan dampaknya.
  4. Kampanye keterlibatan masyarakat dan pertolongan diri sendiri. Tujuannya adalah untuk menjaga masyarakat agar siap siaga dan memahami apa yang harus dilakukan pada saat sebelum, ketika dan setelah banjir.
  5. Membuat sistem peringatan dini. Sistem peringatan dapat mengacu pada standar level peringatan seperti siaga I, Siaga II, Sigas II, AWAS dan lain sebagainya. Sistem peringatan dini dapat berupa sirine, pengeras suara atau kentongan.
  6. Pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan pengetahuan terhadap masyarakat mengenai bencana banjir, dampak yang ditimbulkan dan bagaimana harus bersikap dalam menghadapi bahaya banjir.
  7. Menyiapkan tempat pengungsian. Tempat ini merupakan tempat yang diperkirakan aman dari banjir dan mampu menampung masyarakat yang akan mengungsi bila banjir terjadi.
  8. Menyiapkan proses pengungsian. Ketika nantinya banjir benar-benar terjadi, proses evakuasi ke pengungsian akan menjadi lebih mudah apabila telah dipersiapkan sebelumnya. Kesiapan ini dapat berupa pembuatan dan menandai jalur evakuasi, melakukan simulasi evakuasi, dan membentuk tim pencarian dan evakuasi.

Penanggulangan Banjir pada Tahap Sebelum Banjir Terjadi

 Tahap sebelum banjir perlu adanya mitigasi dengan bantuan masyarakat setempat. ketika banjir tidak sepenuhnya dapat dihindari, masyarakat dapat melakukan upaya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya banjir dan dampaknya dengan cara-cara berikut ini.

  1. Membersihkan sungai dan got atau selokan dari sampah dan endapan lumpur untuk memperlancar aliran sungai.
  2. Tidak membuang sampah sembarangan. Cara yang efektif untuk memudahkan membuang sampah adalah menyediakan tempat sampah dengan pengelolaan yang baik.
  3. Membuat drainase yang baik dengan membuat tanggul penampung air, sistem sumur resapan yang terhubung dengan sistem drainase (Baca: Manfaat Penampungan Air Alami).
  4. Memindahkan bangunan atau konstruksi yang berada pada jalur banjir sehingga tidak menghambat aliran air agar tidak mampet atau tergenang.
  5. Melakukan penghijauan pada area kosong yang dapat berfungsi sebagai hutan buatan.
  6. Membuat tempat penyerapan air. Tampat penyerapan air ini dapat berupa sumur-sumur resapan atau area dengan lubang biopori.
  7. Melakukan koordinasi dengan wilayah sekitar untuk merencanakan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam menanggulangi banjir.

Penanggulangan Banjir Ketika Banjir Terjadi

Ketika banjir benar-benar terjadi maka perlu tindakan yang harus segara dilakukan. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa dan melindungi harta benda yang dimiliki. Upaya yang perlu dilakukan ketika banjir terjadi adalah berikut ini.

  1. Badan koordinasi yang baik

Melakukan komunikasi dan kordinasi dengan pihak-pihak terkait baik dari pihak masyarakat ataupun pemerintah. Pihak-pihak tersebut adalah kelurahan, institusi pemerintahan dan organisasi lain seperti PMI dan SAR.

  1. Pencarian dan penyelamatan

Melakukan pencarian dan penyelamatan untuk warga masyarakat yang membutuhkan pertolongan. Pencarian dan penyelamatan ini dilakukan oleh tim seperti regu SAR.

  1. Pendataan dan logistik

Pendataan terhadap korban perlu dilakuan untuk mengetahui siapa saja yang selamat dan yang belum. Pendataan lainnya perlu dilakukan untuk mengetahui kesiapan logistik, tempat pengungsian, tenaga medis dan bantuan diperlukan.

  1. Mengungsi

Mengungsi merupakan tindakan penyelamatan dengan cara berpindah ketempat yang aman dari bencana. Prioritas utama dalam mengungsi adalah ibu hamil, anak-anak dan manula.

  1. Melindungi daerah pemukiman

Selama banjir berlangsung dan masyarakat pergi meninggalkan tempat pemukiman maka sangat penting untuk membangun sebuah kelompok dari masyarakat yang bertugas untuk melindungi daerah pemukiman setelah ditinggal mengungsi.

Penanggulangan Banjir Setelah Terjadi Banjir

Upaya penanggulangan banjir yang dilakukan ketika banjir sudah tejadi adalah rehabilitasi dan rekonstruksi. Upaya dalam tahap ini adalah:

  1. Melakukan analisa kerusakan dan kebutuhan perbaikan

Analisa kerusakan sangat penting dilakukan oleh masyarakat agar terdapat dokumentasi mengenai hal-hal penting yang harus diperbaiki. Data ini nantinya dapat disampaikan kepada lembaga atau orgasnisasi terkait untuk ditindak lanjuti.

  1. Pembangunan gedung dan infrastruktur yang baik

Pembangunan gedung dan infrastruktur harus memperhatikan dan mengacu pada tindakan kesiapsiagaan dan mitigasi banjir agar dampak banjir yang mungkin datang berikutnya dapat ditekan.

  1. Pendekatan terhadap organisasi dan lembaga lain yang dapat membantu

Pendekatan terhadap organisasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh dukungan, bantuan dan upaya pemulihan dan kesiapan tanggap bencana banjir untuk waktu yang akan datang.

23 upaya penanggulangan banjir oleh masyarakat ini merupakan upaya yang komprehensif. Dengan upaya ini maka wilayah-wilayah yang saat ini mengalami banjir, kedepan akan dapat di tanggulangi dengan baik sehingga banjir tidak perlu lagi menjadi bencana yang terus menerus terjadi di setiap tahunnya.