Categories
Biogeografi

Ekosistem Pesisir – Ciri-ciri, Komponen dan Fungsinya

Pesisir merupakan bentang alam berupa sebidang lahan yang tidak lebar dan membentang ratusan kilometer dari garis pantai ke arah pedalaman. Pesisir mempunyai garis yang berhimpit dengan garis pantai jika terjadi gelombang yang tinggi (baca : Ekosistem Pantai). Pada daerah pesisir juga terdapat persebaran biota  pantai dan persebaran vegetasi. Biota pantai dan vegetasi tersebut saling memberikan timbal balik antara satu dengan yang lain sehingga membentuk sebuah ekosistem. Ekosistem pesisir merupakan daerah peralihan antara ekosistem darat dengan ekosistem laut, yang mana organisme penghuni ekosistem darat dan laut berkumpul dan saling berinteraksi. Berikut adalah penjelasan mengenai ciri- ciri, komponen dan fungsi dari ekosistem pesisir.

Ciri- Ciri Ekosistem Pesisir

Ekosistem pesisir mempunyai ciri- ciri yang menarik. Ekosistem ini terdiri dari beberapa ekosistem berbeda, diantaranya yakni estuaria, hutan mangrove, padang lamun dan terumbu karang. Keanekaragaman ekosistem tersebut masih berada di lingkup wilayah pesisir. Berikut adalah ciri- ciri dari masing- masing ekosistem yang tergabung dalam ekosistem pesisir.

  1. Estuaria

Estuaria ialah bentang alam berupa muara pasang surut dari sebuah sungai yang besar. Muara ini biasanya menjadi pusat pemukiman masyarakat pesisir karena dapat digunakan untuk jalur transportasi, tempat mencari ikan, serta sebagai sumber air bagi masyarakat . Karakteristik dari estuaria adalah tubuh perairan pantainya bersifat semi tertutup, terhubung dengan laut terbuka, dan mempunyai air laut yang tercampur dengan air tawar yang berasal dari saluran drainase daratan.

  1. Hutan Mangrove

Hutan mangrove merupakan suatu hutan yang sering digunakan untuk mengatasi abrasi pantai. Ciri dari hutan mangrove yakni berada pada daerah yang mempunyai air payau atau air tawar. Ciri lainnya adalah terdiri dari semak dan pohon yang tingginya dapat mencapai 30 meter. Selain itu, dalam suatu area hutan mangrove biasanya mempunyai 20 sampai 40 species mangrove yang berbeda. (baca : Fungsi Hutan Mangrove dan Manfaat Hutan Mangrove)

  1. Padang Lamun

Padang lamun atau sea grass beds dapat dijumpai pada perairan dangkal atau eustaria jika sinar matahari cukup banyak. Karakteristik dari sea grass beds adalah mempunyai habitat di perairan laut dangkal yang bersuhu subtropis atau tropis, memiliki pertumbuhan yang cepat yakni antara 1.300 sampai 3.000 gram berat kering per meter persegi per tahun. Binatang yang hidup di padang lamun juga mempunyai ciri tersendiri, antara lain habitatnya di daun lamun, mencari makan di akar kanopi daun, beraktivitas di bawah kanopi daun dan berlindung di padang lanun.

  1. Terumbu Karang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat keragaman terumbu karang yang tinggi. Sekitar 18 persen terumbu karang dunia berada di wilayah Indonesia. Banyaknya keragaman terumbu karang menjadi habitat yang baik bagi berbagai macam biota laut. Selain itu, terumbu karang juga bermanfaat sebagai pemecah gelombang alami sehingga dapat mengurangi terjadinya erosi pantai (baca : Macam – Macam Erosi). Ciri dari ekosistem terumbu karang adalah adanya proses fotosintesis sehingga membutuhkan cahaya matahari yang cukup, berada pada perairan dangkal dengan kedalam 50 meter, batas salinitas habitatnya sekitar 30 sampai 35 ppt. (baca : Fungsi Ekosistem Terumbu Karang)

Komponen Ekosistem Pesisir

Ekosistem pesisir terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik penyusun ekosistem pesisir terbagi menjadi empat, yakni produsen, konsumen primer, konsumen sekunder dan dekomposer.

  1. Produsen – yang berperan sebagai produsen dalam ekosistem pesisir adalah mereka yang mempunyai klorofil dan berfotosintesis sehingga dapat menghasilkan zat organik kompleks dari zat anorganik sederhana, atau disebut dengan vegetasi autotrof. Contohnya algae dan fitoplankton.
  2. Konsumen primer – biota laut yang memakan tumbuhan (herbivora) merupakan konsumen primer atau konsumen pertama dari suatu ekosistem pesisir.
  3. Konsumen sekundersemua organisme yang memakan hewan (karnivora) berperan sebagai konsumen sekunder dalam ekosistem pesisir. Konsumen sekunder ini selanjutnya bisa menjadi mangsa bagi konsumen tersier. Mereka umumnya tergolong dalam predator.
  4. Dekomposer – pengurai dalam ekosistem pesisir ialah organisme avertebrata dan bakteri yang memakan materi organik mati seperti dedaunan yang mati dan bangkai biota laut.

Selanjutnya komponen abiotik dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

  1. Unsur dan senyawa anorganik – Unsur- unsur penyusun ekosistem yang terlibat dalam ekosistem pesisir tersebut merupakan unsur hara atau substansi biogenik yang penting bagi kehidupan biota. Contohnya : nitrogen, fosfor, karbon, mangnesium, besi, seng dan air.
  2. Bahan organik – Senyawa atau bahan organik yang mengikat komponen abiotik dan biotik terdapat dalam bentuk terlarut dan partikel. Jika bahan organik terurai, maka bahan tersebut akan menjadi humus atau zat humik. Contoh senyawa tersebut adalah karbohidrat, lemak dan protein.
  3. Faktor fisik – Komponen abiotik ini membatasi kondisi kehidupan Faktor-faktor ini selalu berada dalam satu seri gradien. Kemampuan menyesuaikan diri organisme berubah secara bertahap sepanjang gradien tersebut, akan tetapi ada juga titik perubahan yang berbaur yang disebut dengan ekoton. Contoh faktor fisik tersebut seperti iklim, suhu, kelembapan dan curah hujan.

Fungsi Ekosistem Pesisir

Ekosistem pesisir yang terdiri dari berbagai ekosistem lain di bawahnya serta kaya akan biota dan vegetasi tentu mempunyai banyak fungsi bagi kehidupan. Fungsi- fungsi tersebut diantaranya adalah :

  • Sebagai penyedia sumber daya alam, baik sumber daya alam hayati seperti terumbu karang dan rumput laut, maupun sumber daya alam non-hayati seperti minyak bumi dan gas alam. (baca : Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Cara Melestarikan Sumber Daya Alam di Bumi)
  • Sebagai penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan, misalnya ruang untuk aktivitas manusia dan air bersih. Fungsi tersebut bergantung pada fungsi penyedia sumber daya alam. Jika sumber daya alam tidak dilindungi maka akan berdampak pada kehidupan masyarakat itu sendiri. (baca : Pemanfaatan Sumber Daya Alam)
  • Sebagai penampung limbah dari aktivitas manusia. Fungsi ini tentu harus disesuaikan dengan jenis dan volume limbah yang dibuang. Jika limbah tersebut melebihi batas kemampuan ekosistem pesisir dalam menampung limbah, maka akan terjadi kerusakan atau pencemaran lingkungan ekosistem. (baca : Pencemaran yang Mengakibatkan Perubahan Alam)
  • Sebagai penyedia jasa-jasa kenyamanan, seperti kenyamanan memandang keindahan pesisir yang sering dijadikan tempat wisata atau rekreasi. Fungsi ini sangat bergantung pada fungsi penampung limbah. Jika ekosistem pesisir tidak mampu menampung limbah maka fungsi sebagai penyedia jasa kenyamanan juga akan hilang.