Permukaan Bumi merupakan suatu bentuk keindahan alam (baca: bentuk permukaan Bumi lautan). Kita ketahui bahwa permukaan Bumi ini terdiri dari daratan (baca: ekosistem darat) dan juga perairan. Perairan yang meliputi permukaan bumi ini disebut dengan samudera (baca: daftar samudera di dunia) atau lautan (baca: macam-macam laut). Sementara daratan adalah tanah yang kita pijak. Di daratan ini kita juga dapat menjumpai perairan, seperti danau (baca: macam-macam danau), waduk (baca: waduk terbesar di Indonesia), sungai (baca: ekosistem sungai) dan lain sebagainya.
Daratan merupakan bentuk permukaan Bumi yang mempunyai tinggi rendah yang berbeda- beda. Permukaan daratan yang tidak rata ini disebabkan karena berbagai hal yang berasal dari dalam bumi. Jika pada asalnya permukaan bumi ini adalah rata, maka yang mulai mengubah bentuk permukaan bumi menjadi tidak rata adalah tenaga endogen.
Tenaga endogen
Mengenai tenaga endogen, pasti kita sudah mengetahui atau minimal mendengar nama ini dari sejak di bangku sekolah. Yang dimaksud dengan tenaga endogen merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen yang bersifat vertikal dapat menghasilkan berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah bentuk tonjolan yang menyerupai kubah. Kubah yang terbentuk mengalami retakan- retakan hingga bagian tengahnya merosot, yang pada akhirnya akan membentuk lembah patahan yakni slenk atau graben, dan berdampingan dengan puncak patahan atau horst.
Patahan
Patahan merupakan hasil dari tenaga endogen yang bentukannya dapat kita lihat di permukaan Bumi. Patahan yang terbentuk di permukaan bumi ini dibagi menjadi bermacam- macam sesuai dengan bentuk dan juga gejalanya. Salah satu bentuk patahan adalah patahan vertikal. Seperti halnya namanya, yang dimaksud dengan patahan vertikal adalah patahan yang arah geraknya ke atas maupun ke bawah. Patahan vertikal ini mempunyai beberapa hasil, yakni horst, graben, fleksur dan pegunungan patahan. Penjelasan masing- masing hasil dari patahan vertikal adalah sebagai berikut:
- Horst
Horst merupakan dataran yang mengalami kenaikan akibat adanya tenaga endogen. Jika dilihat di permukaan Bumi maka horst ini akan tampak seperti bukit karena wilayahnya yang lebih tinggi daripada dataran- dataran (baca: pengertian dataran tinggi) yang ada di sekitarnya, termasuk juga kanan dan kiri dari horst tersebut.
- Graben
Graben juga disebut dengan Slenk atau Terban. Graben merupakan dataran yang mengalami penurunan akibat adanya tarikan tenaga endogen yang berasal dari dalam Bumi. Penurunan ini terjadi secara cepat. Graben ini terbentuk karena akibat dari gerakan tektogenesa yang semakin memusat, dan menarik sesar atau patahan ke arah bawah yang mempunyai dua titik. Graben ini apabila dibiarkan tersisi oleh air, maka bisa menjadi sebuah danau (baca: ekosistem danau). Beberapa contoh graben yang ada di Indonesia adalah Danau Toba dan juga Danau Tempe.
- Fleksur
Bentuk patahan vertikal yang ketiga adalah Fleksur atau yang disebut dengan Fault Scrap. Fleksur merupakan bentuk patahan yang terjadi oleh akibat dorongan dari salah satu sisi. Dorongan satu sisi ini menyebabkan salah satu bagian sesar atau patahan menjadi naik sehingga membentuk sebuah dinding yang terjal yang mana memiliki posisi lebih tinggi daripada di daerah yang ada di sekitarnya. Patahan yang satu ini dapat disebut dengan tebing atau cliff.
- Pegunungan patahan
Bentuk patahan vertikal yang terakhir adalah pegunungan patahan. Pegunungan patahan disebut juga dengan step faulting, yakni bentuk patahan yang menyerupai tangga. Bentukan ini terjadi akibat adanya gerakan penurunan oleh beberapa sesar dengan tempo dan juga gerakan yang hampir sama.
Itulah beberapa hasil dari patahan vertikal yang terbentuk di permukaan Bumi. Selain hasil- hasil dari patahan vertikal, ada pula patahan memusat dan juga patahan menyebar. Pada kali ini kita akan membicarakan mengenai patahan memusat.
Patahan Memusat
Patahan merupakan salah satu bentuk permukaan Bumi yang ditimbulkan dari tenaga- tenaga endogen yang berasal dari dalam Bumi. Patahan yang disebabkan oleh tenaga endogen ini mempunyai beberapa arah yang berbeda. Salah satu arah tenaga endogen ini adalah memusat. Arah dari pola memusat ini disebut juga sebagai zona konvergensi.
Zona konvergensi atau memusat merupakan perbatasan lempeng (baca: lempeng tektonik) yang saling bertumbukan, atau yang memiliki gerak memusat ke satu tituk temu yang disebut juga dengan subduksi. Di perbatasan lempeng ini lempeng- lempeng saling bertumbukan sehingga terjadi patahan- patahan (baca: jenis patahan) atau sesar. Maka dari itu patahan atau sesar yang timbul ini juga dinamakan sebagai patahan memusat. Pada patahan atau sesar memusat ini, lempeng yang satu masuk ke dalam bumi di bawah lempang yang lainnya. Hal ini akan memudahkan timbulnya jalur gunung api yang sejajar dengan zona perbatasan ini, yang disebut sebagai parit dalam atau palung laut atau trench.
nah, itulah penjelasan mengenai patahan memusat, yakni pengertian dan juga asalnya. Ada pula yang menyatakan bahwa patahan meusat merupakan fenomena, gejala, fakta atau peristiwa yang terjadi di permukaan Bumi yang mempunyai sifat memusat. Patahan memusat ini dapat juga kita temukan di bumi.
Contoh Patahan Memusat
Patahan memusat merupakan sebutan bagi patahan yang dihasilkan dari tenaga endogen yang memusat. Seperti penjelasan mengenai graben di atas, yang terbentuk karena ada gerakan yang semakin memusat. Dengan demikian contoh patahan memusat adalah danau Toba dan Danau Tempe.
Itulah beberapa penjelasan mengenai patahan secara umum dan patahan memusat khususnya. Semoge bermanfaat.