Categories
Geologi

Jenis jenis Patahan beserta Penjelasannya

Fault atau patahan merupakan kondisi dimana terjadi pergerakan atau pergeseran batuan akibat adanya gaya geologi. Cara paling mudah untuk melihat apakah ada patahan atau tidak di suatu daerah adalah dengan melihat adanya offset di daerah tersebut karena itu merupakan ciri yang paling banyak digunakan untuk menemukan sebuah patahan di muka bumi ini. dalam patahan, bidang yang mengalami patahan disebut dengan sesar. Di Indonesia sendiri patahan yang paling terkenal adalah patahan semangko yang berada di pulau sumatera yaitu dari sumatera utara hingga lampung atau hampir seluruh pulau sumatera. Patahan semangko ini terbentuk karena lempeng Eurasia terdesak oleh lempeng indo Australia dan hal ini menyebabkan terjadinya patahan serta membuat pulau sumatera terbelah.

Sesar sendiri kemudian membagi daerah menjadi dua blok yaitu hanging wall dan foot wall. Hanging wall merupakan bidang yang terletak di atas bidang yang mengalami sesar sedangkan sebaliknya foot wall merupakan bidang yang terletak di bagian bawah sesar. Untuk bisa membedakan mana yang merupakan hanging wall dan mana yang foot wall bisa dilihat secara mudah yaitu dengan melihat struktur batuannya jika ada yang berbentuk menyerupai kaki berarti itu adalah foot wall. Di dalam lingkungan patahan atau fault juga terdapat beberapa istilah yaitu horst dan graben. Graben merupakan lapisan tanah yang turun sedangkan horst merupakan lapisan tanah yang naik.

Ada beberapa jenis jenis patahan atau sesar yang dapat dikategorikan berdasarkan macam gerakannya, selengkapnya sebagai berikut :

1. Normal Fault

Patahan dikatakan masuk ke dalam normal fault jika patahan tersebut memungkinkan satu block misalnya bagian foot wall memiliki lapisan yang bergerak searah namun relatof naik terhadap blok lainnya yaitu hanging wall. Ciri yang sangat mudah ditemukan pada jenis normal fault adalah tingkat kemiringannya yang hampir 90 derajat.

2. Reserve Fault

Kebalikan dari normal fault, untuk jenis reserve fault ini merupakan patahan yang terjadi dengan arah foot wall yang relatif turun dibandingkan dengan hanging wall. Ciri yang mudah ditemukan pada jenis patahan ini adalah tingkat kemiringannya yang relatif kecil yaitu sekitar 45 derajat saja atau setengah dari kemiringan normal fault.

3. Strike Fault

Untuk jenis strike fault ini merupakan patahan yang memiliki arah relatif mendatar baik itu ke kiri maupun ke kanan. Arah patahan ini memang tidak seluruhnya bergerak dengan arah mendatar namun juga bisa dengan arah vertikal. Pada patahan jenis ini yang bergerak ke arah kiri disebut dengan dekstral sedangkan untuk patahan yang bergerak ke kanan disebut dengan sinistral.

Ada juga pengelompokan sesar atau patahan lainnya yang dikemukakan oleh ahli E.W Spencer (1977), menurutnya sesar atau patahan dapat dikelompokan menjadi berikut ini:

a. Sesar Tranlasi – merupakan kondisi dimana tidak adanya gerakan rotasi dari masing-masing blok namun garis-garis sejajar dari masing-masing blok yang berlawanan tetap sejajar.

b. Sesar rotasi – merupakan kondisi dimana terjadi rotasi pada masing-masing blok yang membuat kedudukan kedua blok tidak sejajar dan berlawanan arah.

Sesar juga dikelompokkan menjadi 3 kelompok menurut ahli Billinge tahun 1977, seperti berikut ini:

  • Strike Skip Fault – Sebuah patahan akan dikatakan masuk dalam kategori strike skip fault jika memiliki rake sebesar 0° dan memiliki arah sejajar terhadap bidang sesar.
  • Dip Slip Fault – Merupakan kondisi dimana terdapat patahan yang memiliki rake 90° dan memiliki arah gerak tegak lurus pada masing-masing bidangnya.
  • Diagonal Fault – Sebuah patahan akan dikatakan sebagai diagonal fault jika tidak memiliki rake 0° dan 90°.

Pengelompokan sesar atau patahan

Selain itu ada juga pengelompokan sesar atau patahan berdasarkan tingkat keaktifan dari sesar itu sendiri, yaitu adalah sebagai berikut:

1. Menurut Tjia tahun 1976, tingkat keaktivan sesar atau patahan adalah sebagai berikut:

  • Sesar aktif, merupakan sesar yang terjadi pada masa holosen atau saat sejarah geologi sudah ditemukan
  • Sesar aktif potensial, merupakan sesar yang memiliki usia pada kwarter dan ini biasanya terjadi pada daerah yang memiliki gunung api di dalamnya.
  • Sesar aktif tidak pasti, sesar ini merupakan sesar yang terjadi lebih lama dari kwarter sehingga usianya pun sudah sangat tua dan hal ini membuat apakah sesar tersebut masih aktif atau tidak menjadi tidak pasti. Sesar jenis ini biasanya terjadi pada daerah yang memiliki lereng curam dan terdapat batu gamping.

2. Menurut Lensen tahun 1980, keaktifan sesar dibedakan menjadi berikut ini:

  • Sesar aktif kelas 1, merupakan sesar yang pernah mengalami pergerakan atau pergeseran paling tidak kurang lebih 5000 terakhir.
  • Sesar aktif kelas II, adalah sesar yang mengalami pergerakan dan pengulangan pergerakan setidaknya 5000 hingga 50.000 tahun yang lalu. Sesar jenis ini termasuk yang kurang aktif karena sudah lama sekali mengalami pergerakan.
  • Sesar aktif kelas III, adalah sesar yang sangat tidak aktif karena paling tidak terjadi pengulangan gerakan pada kurun waktu 50.000 hingga 500.000 tahun yang lalu. Biasanya jenis sesar ini sudah sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi pengulangan gerakan.

Berdasarkan kumpulan kekhasan yang dimiliki oleh bidang daerah sesar dapat dibedakan menjadi berikut ini:

  • Concetring fault, merupakan kumpulan sesar yang memiliki konsentris pada satu pusat.
  • Radial Fault, merupakan kumpulan sesar atau patahan yang membentuk suatu pola
  • Rectilinier Fault, adalah kumpulan sesar yang membentuk pola hampir tegak lurus
  • Parallel fault, merupakan kumpulan sesar yang membentuk pola sejajar satu sama dengan yang lain.

Berdasarkan pada pola utama yang menyebabkannya menurut Anderson tahun 1951 dapat dibedakan menjadi berikut ini:

  • Thrust Fault, adalah pola yang berbentuk tegasan utama pada maksimum dan intermediate adalah pola posisi horizontal.
  • Normal fault, adalah patahan yang memiliki ketegasan utama adalah vertikal
  • Wrench Fault, merupakan patahan yang tegasan utamanya adalah gorizontal.

Struktur fault sendiri terbentuk Karena adanya gaya endogen dari dalam bumi yang berupa tekanan-tekaan yang ada di dalam dinding lapisan batuan. Akibat adanya hal ini mengakibatkan intensitas terjadinya gempa pada daerah disekitarnya cukup tinggi. selain itu biasanya pada daerah ini juga kerap kali ditemukan beberapa fenomena alam seperti air terjun, gawir, sungai yang memiliki pola rectangular serta adanya cadangan minyak dan gas.

Mekanisme Sesar atau Patahan

  1. Sesar Naik

Pada jenis sesar ini biasanya tidak berdiri sendiri dan di dalam satu kawasan bisa terjadi beberapa daerah sesar. Pada masing-masing sesar ini juga biasanya akan memiliki pola yang sama seperti kemiringan sesar dan struktur sesar yang sama. Sesar naik ini bisa dibedakan berdasarkan posisi bidang sesar terhadap sumbu tektonik transport. Sesar yang terbentuk di belakang sumbu lipatan atau tektonik transport disebut dengan forelimb thrust sedangkan untuk sesar yang terbentuk di depan sumbu lipatan disebut dengan back limb thrust. Terbentuknya sesar naik ini tidak bisa terjadi secara bersamaan namun secara berurutan. Contoh dari jenis sesar naik ini seperti di daerah majalengka dan beberapa daerah lainnya di Kalimantan timur. Pembentukan sesa ini dimulai dari sisi yang paling dekat dengan gunung dan diikuti oleh daerah lainnya yang jauh dari gunung api.

  1. Sesar Mendatar

Bidang sesar pada sesar mendatar ini seperti bidang vertikal biasa oleh karena itu istilah hanging fault dan foot wall tidak lazim digunakan oleh sesar atau patahan jenis ini. sesar mendatar ini memiliki bentuk yang mendatar dan agak berbeda dengan jenis sesar naik yang memiliki bagian depan dan belakang. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melakukan deteksi pada jenis sesar mendatar ini.

  1. Sesar Normal

Sesar normal merupakan bidang yang posisinya saling sejajar satu sama lain, bagian bidang sesar yang berada di bawah dikenal dengan graben sedangkan untuk bidang sesar yang berada di bawah dinamakan dengan graben. Kemudian jika hanya ada salah satu dari dua bidang tersebut yang mengalami pergerakan tunggal maka bisa dinamakan dengan half graben atau half horst tergantung pada situasi yang terjadi. contoh dari jenis sesar normal ini adalah patahan semangko yang berada di pulau sumatera. Akibat adanya sesar ini membuat terbentuknya beberapa danau di dalamnya karena cekungan dari sesar atau patahan ini. sesar ini juga bisa membantu menentukan adanya cadangan minyak dan gas di daerah tersebut atau tidak melalui celah dari sesar atau patahan yang terjadi.

Demikian informasi mengenai jenis jenis patahan yang bisa membantu anda lebih mengerti mengenai apa itu patahan atau sesar beserta dengan cara mengidentifikasinya. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membuat sesar atau patahan ini ditemukan jenisnya. Namun jika anda ingin lebih mendalami mengenai apa itu sesar dan patahan tentu saja anda bisa mempelajarunya lebih dalam lagi, sekian dan terima kasih.