Categories
Biogeografi

Jenis Flora dan Fauna Endemik Sumatera Selatan

Pulau Sumatera dikenal sebagai salah satu pulau yang berada di Indonesia, memiliki keanekaragaman hayati terbanyak serta beberapa di antaranya masuk ke dalam kategori endemik atau hanya dapat ditemukan di Sumatera saja setelah Kalimantan dan Papua. Keanekaragaman tersebut bisa dilihat dari ragam fauna dan flora yang berbeda – beda pada setiap provinsi di Sumatera. Salah satu provinsi yang mempunyai flora dan fauna yang khas yaitu Provinsi Sumatera Selatan.

Provinsi yang mempunyai ibu kota bernama Palembang dan termasuk kota terpadat di Indonesia serta tertua ini menjadi tempat bagi beberapa flora dan fauna yang sudah diakui keberadaannya. Apa sajakah flora dan fauna endemik Sumatera Selatan? Berikut daftarnya:

Flora di Sumatera Selatan

1. Duku (Lansium domesticum)

Duku merupakan tanaman yang masuk ke dalam suku Meliaceae. Masih memiliki kedekatan dengan tanaman langsat, kokosan, pisitan dan lain sebagainya. Duku termasuk tumbuhan bertajuk menengah dan biasanya tumbuh dengan baik di dalam sebuah kebun campuran atau wanatani. Selain itu, tanaman duku sangat menyukai tempat – tempat yang lembab serta teduh. Sebuah perkebunan duku biasanya juga ditanamai tanaman lain seperti durian, jengkol, petai dan tanaman buah serta jenis pohon kayu – kayuan lainnya, meskipun tanaman duku sangat mendominasi.

Ciri pohon duku yaitu:

  • Memiliki tajuk besar
  • Dedaunan yang cukup padat dan berwarna hijau cerah
  • Tandan buah relatif pendek dan jumlah buah yang cukup dikit
  • Setiap buah memiliki ukuran yang cukup besar, cenderung bulat, berkulit tebal, daging buah tebal dan mempunyai rasa manis atau asam serta beraroma harum.

Duku ditanam di wilayah dataran rendah sampai dengan ketinggian 600 meter di atas permukaan laut serta memiliki curah hujan antara 1.500 hingga 2.500 mm setiap tahun. Duku dapat hidup pada lahan latosol, podsolik kuning hingga aluvial. Buah duku akan muncul setiap satu tahun sekali, dan kemunculan buahnya dapat berbeda untuk setiap tempat, akan tetapi umumnya terjadi setiap awal musim hujan.

2. Tembesu (Fagrea fragrans Roxb)

Tembesu atau dalam bahasa inggris yaitu ironwood adalah salah satu jenis tanaman yang dapat tumbuh di hutan rawa atau tanah gambut sekalipun. Tembesu termasuk tanaman lokal yang hanya tumbuh di Sumatera Selata, Jambi, Lampung hingga Kalimantan Barat, jadi tembesu tidak akan ditemukan di tempat lain. Tembesu mempunyai nilai unggulan di bidang ekonomi dan ekologi. Kayu yang dihasilkan oleh tembesu termasuk ke dalam kategori kelas Awet I dan kelas kuat I – II, setiap tahunnya permintaan kayu tembesu meningkat untuk pasar lokal, Palembang. Dan jika dilihat secara ekologi, tembesu dapat menjadi tanaman pionir yang dapat hidup di lahan bekas terbakar serta padang rumput.

Tinggi tanaman ini mencapai 40 meter dengan jenis pohon yang selalu hijau sepanjang tahun atau evergreen. Tembesu memiliki bunga tunggal berwarna putih yang sangat harum. Buah tembesu berbentuk bulat dengan diameter antara 0,5 – 1 cm dan berubah menjadi oranye atau merah jika telah matang. Tembesu dikenal juga sebagai “kayu raja” sebab dahulu perlu mendapat izin terlebih dahulu dari kepala adat sebelum melakukan penebangan. Sehingga jika menebang satu pohon tembesu harus diganti dengan menanam sebanyak 10 pohon tembesu.

Fauna Di Sumatera Selatan

1. Ikan Belida

Ikan yang mempunyai nama lain ikan lopis masuk ke dalam suku Notopteridae atau ikan berpunggung pisau. Nama belida lebih populer di kalangan masyarakat dan nama tersebut berasal dari nama salah satu sungai yang ada di Sumatera Selatan di mana sungai tersebut adalah tempat ikan tersebut berasal.

Saat ini keberadaan ikan belida cukup sulit ditemui akibat telah rusak kualitas air sungai. Ikan belida banyak ditangkap untuk dijadikan bahan baku pembuatan pempek (makanan khas Sumatera Selatan) serta kerupuk. Ikan belida dewasa dapat memiliki berat 1,5 sampai dengan 7 kg. Ikan ini juga mempunyai ciri punggung meninggi dan bagian perut terlihat lebar serta pipih. Larva ikan belida termasuk kanibal, mereka tidak akan segan – segan memakan saudaranya sendiri. Sehingga dalam pemeliharaannya larva ikan belida sudah dapat diberi udang artemia saat berusia 3 hari.

2. Harimau Sumatera

Harimau ini hanya dapat ditemukan di Sumatera yang merupakan habitat aslinya dan termasuk satu dari 6 subspesies harimau yang masih hidup hingga saat ini, meskipun telah masuk ke dalam daftar hewan yang terancam punah. Di alam liar setidaknya terdapat 400 – 500 ekor yang hidup di beberapa Taman Nasional di Sumatera. Harimau sumatera merupakan subspesies terkecil dengan warna bulu paling gelap di antara semua subspesies harimau yang ada, pola hitamnya lebih lebar dengan jarak yang cukup rapat.

Harimau sumatera jantan mempunyai panjang dari kepala hingga ekor yaitu sekitar 250 cm, tinggi 60 dan rata – rata berat 140 kg. Sedangkan harimau sumatera betina memiliki panjang tubuh yaitu 198 cm dan berat sekitar 91 kg. Harimau termasuk keluarga kucing yang senang dengan air, tidak heran jika saat berburu mereka akan mengarahkan mangsanya menuju tempat air terutama bagi hewan yang lambat saat berenang. Perdagangan hingga perburuan menjadikan terus menurunnya populasi harimau di alam bebas, sehingga pemerintah sudah menetapkan aturan dan memberikan hukuman penjara 5 tahun dan denda maksimal 100 juta bagi pihak yang memperjual belikan harimau.

3. Burung Bangau Migran Bluwok (Mycteria cinerea)

Burung ini sering berada di wilayah perairan dangkal, pantai berpasir, rawa, sungai hingga sawah berlumpur. Hal ini disebabkan karena makanan utamanya yaitu ikan, katak dan hewan – hewan air lainnya. Panjang tubuh dari burung bangau bluwok yaitu sekitar 110 cm dengan ciri paruh yang panjang dan besar. Bulu burung berwarna putih dengan bercak hitam di sayap primer serta muka serta kaki berwarna merah muda. Burung Bluwok banyak tersebar di Malaysia, Sumatera, Jawa dan Indocina, namun mereka akan berkembang biak di pesisir timur Sumatera Selatan saja. Tidak heran jika setiap tahunnya, burung bangau bluwok akan datang ke Sumatera Selatan hanya untuk berkembang biak.

Demikian penjelasan mengenai flora dan fauna endemik Sumatera Selatan. Semoga informasi di atas dapat menambah pengetahuan.