Indonesia merupakan salah satu negara yang tersusun atas pulau – pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Maka tidak heran jika Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia sendiri terdapat 5 pulau – pulau besar seperti, Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Pulau Papua. Dan pulau paling besar di Indonesia yaitu Pulau Papua dan juga masuk ke dalam pulau terbesar kedua di dunia. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini akan dijelaskan tentang karakteristik Papua lebih mendalam. Mari disimak!
Karakteristik Pulau Papua
Selama ini kita tahu jika Papua merupakan salah satu tempat yang berada di bagian timur dari Indonesia. Tepatnya berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Sebelum bernama Provinsi Papua, dahulu provinsi ini lebih dikenal dengan sebutan Provinsi Irian Jaya yang mencangkup keseluruhan Papua Barat. Namun sejak tahun 2003, Provinsi Papua telah terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian barat yang disebut dengan Provinsi Papua Barat sedangkan untuk bagian timur tetap menggunakan nama Papua.
Luas wilayah Papua sendiri sekitar 316.553,07 km persegi dengan Ibu Kota Jayapura. Sedangkan untuk Papua Barat memiliki luas wilayah sekitar 102.955 km persegi dan beribu kota Manokwari. Di Papua juga terdapat tempat tertinggi dan termasuk tempat paling tinggi di Indonesia yaitu Kabupaten Puncak Jaya yang selalu tertutupi salju setiap tahunnya. Sedangkan kota terendah di Papua yaitu Kota Marauke yang berada di wilayah pesisir (Baca: Contoh Wilayah Pesisir). Karena masih berada di kawasan khatulistiwa tidak heran jika Papua memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi yaitu sekitar 80 – 89% dengan curah hujan sekitar 1.800 – 3.000 mm per tahun. Kondisi geografis yang berbeda – beda antara satu tempat dengan tempat lainnya, membuat persebaran penduduk di Papua tidak merata.
Sistem Pemerintahan Di Papua
Di dalam sistem pemerintahan, tidak seperti daerah – daerah lain yang ada di Indonesia, Papua memiliki otonomi khusus. Sebab di dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang – Undang Dasar 1945 dinilai masih belum memenuhi rasa keadilan, belum mencapai kesejahteraan rakyat, belum mewujudkan penegakan hukum dan lain sebagainya setelah penyatuan Papua. Sehingga Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia di tahun 1999 dan 2000 memutuskan untuk memberikan status Otonomi Khusus kepada Provinsi Papua.
Provinsi Papua adalah gabungan dari Provinsi Papua Barat dengan Provinsi Papua yang keduanya mendapatkan Otonomi Khusus. Otonomi Khusus juga berlaku pada provinsi – provinsi lain hasil dari pemekaran Provinsi Papua. Isi dari Otonomi Khusus yaitu pemerintah setempat berhak mengatur dan mengurus seluruh kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa sendiri dan aspirasi serta hak – hak masyarakat Papua. Meskipun begitu, Provinsi Papua tetap menjadi bagian dari Indonesia dengan bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia.
Untuk kekuasaan legislatif di Papua dilaksanakan oleh DPRD dengan jumlah anggota satu seperempat kali dari jumlah anggota DPRD Provinsi Papua dan hal ini sudah teratur dalam undang – undang. Sedangkan untuk badan eksekutif, Provinsi Papua dijabat oleh seorang Kepala Daerah atau Gubernur. Papua dipimpim oleh seorang gubernur sejak tahun 1956 yang saat itu dijabat oleh Zainal Abidin Syah sampai dengan tahun 1961. Hingga tahun 2019, Papua telah dipimpin oleh Gubernur sebanyak 16 periode. Dalam pemilihan Gubernur, Papua memiliki persyaratan khusus antara lain, orang asli Papua, memiliki kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengabdi kepada rakyat Provinsi Papua, tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindakan pidana kecuali dipenjara karena alasan politik, dan tidak pernah dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap kecuali dipenjara karena politik.
Batas – Batas Wilayah Papua
Batas wilayah Papua terbagi menjadi 4 bagian. Pada bagian timur Papua berbatasan langsung dengan Papua Nigini. Di sebelah selatan, Provinsi Papua berbatasan dengan Laut Arafuru, Samudra Hindia, Teluk Carpentaria dan Benua Australia. Di bagian barat berbatasan dengan Kepulauan Maluku (Maluku Utara dan Provinsi Maluku). Sedangkan di bagian utara, Papua berbatasan dengan Samudra Pasifik.
Penduduk Di Papua
Penduduk Papua secara garis besar terbagi atas 2 kelompok besar yaitu Papua dataran rendah atau pesisir dan Papua pedalaman (pegunungan) atau dataran tinggi. Pembagian ini dilihat dari mata pencaharian, budaya hingga pola kehidupan mereka yang berbeda. Namun ada satu kesamaan antara kedua suku tersebut yaitu kepercayaan agama tradisional mereka yang masuk ke dalam seluruh aspek kehidupan. Mereka percaya jika dunia memilik hubungan yang erat antara dunia spiritual dengan dunia material, sekuler dan sakral dengan fungsi yang sama. Jika ditotal suku – suku yang berada di Papua ada sekitar 25 suku di mana masing – masing suku memiliki bahasa yang berbeda – beda. Beberapa contoh suku tersebut antara lain Asmat, Ayamaru di Sorong, Mee di Pegunungan Paniai, Sentani di sekitar Danau Sentani, Meyakh di Kota Manokwari, Waropen, Wamesa dan Hatam di Ransiki dan Oransbari.
Kebudayaan dan Tradisi Masyarakat Papua
Papua juga memiliki kebudayan yang unik dan hanya dimiliki oleh masyarakat Papua saja. Seperti contoh alat musik yang terbuat dari kayu yang kosong bagian tengahnya mirip dengan kendang yang ada di Jawa yaitu Tifa. Cara bermain alat musik tifa yaitu dipukul pada bagian penutup yang terbuat dari kulit rusa yang dikeringkan. Selain alat musik, Papua memiliki benda kerajian lainnya yaitu noken. Noken merupakan tas tradisonal yang berbentuk jaring – jaring berasal dari akar kayu pohon atau daun yang dikeringkan untuk kemudian dipilin menjadi tali yang kuat. Noken sendiri sudah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda oleh Lembaga Kebudayaan Dunia di UNESCO pada tahun 2012.
Tidak hanya itu saja, masyarakat Papua juga mempunyai tradisi unik dalam hal makanan. Mereka biasa memakan papeda sebagai makanan utamanya selain umbi – umbian. Papeda merupakan bubur yang terbuat dari sagu, berwarna putih, lengket mirip lem dan rasanya sangat hambar. Mereka biasa mengkonsumsi papeda bersamaan dengan lauk yang cukup kuat rasanya yaitu ikan tongkol untuk masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Di daerah pesisi juga sagu diolah menjadi beraneka bentuk seperti sagu bakar, sagu bola dan sagu lempeng. Sedangkan untuk masyarakat Papua yang tinggal di wilayah dataran tinggi, sagu dikonsumsi dengan beraneka macam daging yang diburu di hutan seperti rusa, babi dan lain sebagainya.
Demikian penjelasan mengenai Papua. Semoga informasi di atas dapat menambah pengetahuan kalian semua.