Tanah merupakan salah satu hasil dari pelapukan batuan. Jenis dan sifat tanah yang ada di permukaan bumi ini beragam, semua hal tersebut bergantung pada batuan yang mengalami pelapukan. Komponen tanah juga nantinya akan mempengaruhi tingkat kesuburan dari tanaman yang ditanam. Lalu apa saja komponen tanah tersebut ? Berikut penjelasannya:
1. Mineral
Komponen pertama dan utama dalam tanah adalah mineral. Adapun presentasi mineral dalam tanah adalah 45%, lebih banyak daripada komponen yang lain. Mineral yang merupakan komponen utama memiliki hubungan dengan tingkat kesuburan tanah. Apabila tanah kekurangan kandungan mineral, maka tumbuhan yang ditanam tersebut akan kekurangan komponen untuk proses pertumbuhannya.
Pada proses pembentukan mineral ini memerlukan waktu yang lama. Adapun jenis batuan yang mengalami pelapukan pada proses terbentuknya tanah akan mempengaruhi jenis tanah yang akan dihasilkan nantinya. Pada umumnya terdapat 3 jenis batuan yang nantinya ketika mengalami pelapukan akan mempengaruhi jenis tanah, yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan.
Artikel terkait : Siklus Batuan
2. Air
Komponen yang selanjutnya adalah air dengan presentase 25%. Berdasarkan pengamatan, air merupakan komponen tanah yang sifatnya dapat berubah-ubah atau dinamis. Ruang bagian tanah yang ditempati oleh air adalah bagian pori-pori tanah.
Komposisi air dan udara dalam tanah adalah berbanding terbalik, dimana kandungan udara dalam tanah bergantung pada tinggi rendahnya kandungan air dalam tanah, semakin tinggi kandungan air dalam tanah, maka semakin rendah pula kandungan udara dalam tanah, begitu sebaliknya. Air juga merupakan komponen tanah yang penting, karena air bermanfaat untuk membantu tumbuhan dalam proses fotosintesis nantinya. ( baca : Manfaat Air Tanah )
Adanya air dalam tanah ini disebabkan karena kemampuan penyerapan tanah yang menggunakan mekanisme adhesi dan kohesi. Keberadaan komposisi air dalam tanah dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
- Kapasitas Lapang – Adalah suatu keadaan dimana kelembapan dalam tanah dalam kondisi yang cukup, hal ini dibuktikan dengan jumlah air yang dapat ditampung dalam tanah yang dipengaruhi oleh gaya tarik dari gravitasi bumi. Sehingga hal ini tentunya membuat komposisi air dalam tanah akan mempengaruhi kelembapan tanah.
- Titik Layu Permanen – Adalah suatu keadaan dimana akar tanaman sudah tidak dapat lagi menyerap air di dalam tanah. Hal ini biasanya menyebebkan tanaman tersebut menjadi layu hingga kemudian mati.
- Ketersediaan Air – Adalah suatu keadaan yang didasarkan pada selisih kadar air dalam tanah yang memiliki hubungan dengan titik layu permanen. Semakin sedikit komposisi air dalam tanah maka tumbuhan akan cepat layu. ( baca : Ciri-ciri Air Tanah yang Baik )
3. Udara
Komponen yang selanjutnya adalah udara dengan presentase 25% yang memiliki presentasi sama dengan air. Adanya komponen udara dalam tanah inilah yang memungkinkan adanya kehidupa di dalam tanah, khususnya pada hewan-hewan tanah seperti cacing, semut dan lain sebagainya. Sifat udara dalam tanah ini sama halnya dengan sifat yang dimiliki oleh air, yaitu dapat berubah-ubah sehingga udara dapat keluar dari tanah akibat tekanan dari air yang meningkat. Hal ini karena komposisi udara dalam tanah tergantung dari tinggi rendahnya komposisi air dalam tanah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Artikel terkait : Sifat-sifat Udara
4. Bahan Organik
Komponen tanah yang paling terakhir dan paling rendah presentasenya adalah bahan organik dengan presentase komposisinya hanya 5%. Bahan organik ini terbentuk dari proses dekomposisi bahan organik yang bersumber pada tumbuhan dan hewan yang telah mati.
Dekomposer nantinya akan menguraikan bahan organik tersebut menjadi senyawa organik yang bermanfaat untuk tanah. Meski presentasinya hanya sedikit akan tetapi senyawa organik tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap sifat-sifat tanah, terutama pada sifat kimia dan sifat fisik tanah.
Adapun sumber bahan organik yang nantinya akan diproses menjadi senyawa organik tanah dibedakan menjadi 3 berdasarkan sumbernya, yaitu:
- Sumber Primer – Sumber primer adalah sumber yang mudah didapatkan yaitu berasal dari tumbuhan layu yang telah mati. Adapun bagian tanaman yang dapat diuraikan adalah mulai dari daun, batang, akar, jaringan tumbuhan serta baguan lain dari tumbuhan yang lainnya. Dapat dikatakan bahwa semua struktur pada tumbuhan ini dapat diproses untuk dijadikan senyawa organik.
- Sumber Sekunder – Sumber sekunder adalah sumber kedua setelah tanaman yaitu berasal dari hewan. Adapun hewan yang diuraikan adalah bagian-bagian tubuhnya beserta kotorannya yang dapat diolah menjadi pupuk.
- Sumber Tersier – Sumber tersier adalah sumber terakhir yang berasal dari pupuk. Adapun pupuk-pupuk yang digunakan adalah pupuk kompos dan pupuk hijau.
Artikel terkait : Cara Menyuburkan Tanah Kering dan Tandus
Dari 3 sumber tersebut, biasanya yang sering ditemukan dan diolah menjadi senyawa organik adalah yang bersumber dari tanaman dan hewan.
Faktor Proporsi Komponen Tnaah
Berdasarkan pengamatan alamiah, proporsi komponen dalam tanah dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut :
- Sumber Bahan Organik – Sumber bahan organik bergantung pada tanah tersebut, apakah tanah tersebut bervegetasi atau tidak. Apabila tanah tersebut bervegetasi maka proporsi BOT juga tinggi, sehingga akan mempengaruhi tingkat kesuburan dari tanah tersebut.
- Iklim – Curah hujan serta temperatur udara akan mempengaruhi kandungan air dalam tanah. Ketika hujan turun dan tanah mengalami evaporasi yang rendah, maka proporsi air dalam tanah akan meningkat, begitu juga sebaliknya. ( baca : Manfaat Curah Hujan yang Tinggi bagi Kehidupan Manusia )
- Ukuran Partikel – Ukuran partikel dalam tanah berhubungan pada tingkat kehalusan tanah. Apabila teksturnya halus, maka tanah akan semakin padat sehingga pori-pori dalam tanah akan menyempit, begitu juga sebaliknya.
- Sumber Air – Sumber air yang dimaksud adalah semakin dekat sumber air tersebut dengan tanah maka semakin tinggi pula proporsi air yang terkandung dalam tanah.
Jenis Tanah
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa jenis tanah yang dihasilkan bergantung pada batuan yang mengalami pelapukan. Adapun jenis-jenis tanah yang tersebar di Indonesia saat ini diantaranya adalah tanah humus yang merupakan tanah yang terbentuk karena adanya pelapukan tumbuhan, dimana tanah ini tergolong tanah yang subur.
Lalu yang kedua adalah tanah podsolik yang dapat ditemukan di daerah pegunungan dengan suhu rendah serta memiliki curah hujan yang tinggi, tanah ini cukup subur. Yang ketiga adalah tanah organosol yang merupakan jenis tanah yang tidak sesubur tanah humus dan podsolik, tanah ini terbentuk karena pelapukan pada tumbuhan di rawa-rawa. Lalu yang terakhir adalah tanah pasir yang merupakan hasil dari pelapukan batuan beku dan juga batuan sedimen, tekstur tanah ini kasar dan tidak cocok untuk pertanian.