Categories
Ilmu Sosial

Karakteristik Dan Kondisi Perekonomian Negara Kamboja

Seiring berjalannya waktu, setiap negara yang ada di seluruh dunia berusaha meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dengan cara melakukan pembangunan di segala bidang. Tentunya hal tersebut tidaklah mudah, terutama bagi negara berkembang. Saat ini masih banyak ditemukan negara yang tergolong sebagai negara berkembang, termasuk di kawasan Asia. Seperti yang kita ketahui jika kawasan Asia masih terbagi menjadi beberapa wilayah lagi dan salah satunya yakni kawasan Asia Tenggara.

Untuk negara – negara yang berada di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, mereka membentuk sebuah organisasi yang dikenal dengan nama ASEAN. Pembentukan ASEAN sendiri dilatarbelakangi oleh adanya persamaan nasib yakni pernah menjadi negara jajahan oleh bangsa Eropa, berada di letak geografis yang sama serta memiliki persamaan ras yakni mongolia.

Dan salah negara yang bergabung menjadi anggota ASEAN yaitu negara Kamboja. Negara Kamboja menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang mengalami peningkatan perekonomian negara dengan cepat, mengingat negara ini pernah mengalami peristiwa kelam. Untuk mengetahui lebih lanjut lagi mengenai perekonomian negara Kamboja, mari disimak penjelasannya di bawah ini!

Karakteristik Negara Kamboja

Asal muasal nama Kamboja sendiri cukup rumit. Diketahui jika nama Kamboja berasal dari bahasa Prancis yaitu Cambodge, sedangkan dalam bahasa Khamer menjadi Kampuchea yang memiliki arti Kelahiran Kambu. Negara ini mengalami pergantian nama beberapa kali dalam sejarah, yakni ketika terjadi rezim Democratic Kampuchea (DK) pada tahun 1975-1978 dan saat rezim Republik Rakyat Kamboja atau People’s Republic of Kampuchea (PRK) di tahun 1979-1989 menggunakan nama Kampuchea.

Namun saat ini menggunakan nama Kamboja dengan nama resminya yaitu Kerajaan Kamboja. Bentuk pemerintahan dari negara yang beribu kota bernama Phnom Penh menggunakan sistem Marxisme-Leninisme yaitu partai tunggal yakni Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hun Sen dengan masa jabatan paling lama di Asia Tenggara.

Negara yang memiliki luas wilayah sekitar 181.035 km persegi tersebut, berbatasan dengan negara Thailand di bagian barat dan utara, sedangkan terdapat negara Laos yang berada di sisi timur laut. Untuk batasan di bagian timur dan tenggara negara ini berbatasan dengan negara Vietnam, dan sisi selatan berbatasan dengan teluk Thailand. Secara astronomis, Kamboja berada di antara 10oLU – 14oLU dan 104oBT – 108oBT dan terletak di bagian barat daya Semenanjung Indocina.

Kenampakan alam Kamboja cukup unik yakni dikelilingi oleh deretan pegunungan dan terdapat sebuah danau di bagian tengahnya. Pada sisi utara terdapat Pegunungan Dong Rek, sedangkan di sisi barat terdapat pegunungan Cardamon. Kedua pegunungan tersebut memiliki ketinggian sekitar 750 – 900 meter di atas permukaan laut. Untuk di bagian timur Kamboja terdapat plato Mondol dan plato Rotanikiri, serta puncak tertingginya terdapat pada Gunung Phnum Aoral dengan tinggi 1.813 meter di atas permukaan laut.

Danau Tonle Sap merupakan danau terbesar di Kamboja dengan sumber air berasal dari sungai Tonle Sap yakni anak sungai Mekong yang meluap saat bulan Mei dan Oktober. Pada bulan tersebut, cabang sungai Mekong di bagian selatan Vietnam tidak dapat menampung luapan air. Sehingga luapan air kembali lagi ke Sungai Tonle Sap dan Sungai Bassac, membanjiri wilayah di sekitar danau.

Luas permukaan Danau Tonle Sap pun berbeda – beda tergantung musim. Jika pada awalnya luas permukaan danau  sekitar 3.000 km persegi, ketika banjir luas danau menjadi lebih dari 10.000 km persegi. Hal tersebut sangat menguntungkan bagi masyarakat yang melakukan budidaya ikan di daratan.

Perekonomian Di Negara Kamboja

Tingkat perekonomian di Kamboja sempat mengalami penurunan ketika berada di bawah kekuasaan Republik Demokratik. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, sekitar tahun 1990-an negara Kamboja mengalami peningkatan di bidang ekonomi yang cukup drastis jika dilihat dari pendapatan per kapitanya. Namun masih berada di tingkat rendah jika dibandingkan dengan negara – negara ekonomi terbaik di Asia Tenggara. Sektor pertanian masih menjadi sektor utama negara Kamboja. Setidaknya lebih dari 70% penduduk Kamboja bekerja sebagai petani.

  • Pertanian

Produk pertanian yang dihasilkan cukup beragam dengan padi sebagai komoditi utama. Menurut catatan, selama delapan bulan pertama pada tahun 2013, Kamboja berhasil melakukan ekspor beras sebanyak 236.730 ton. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebanyak 107% dari tahun sebelumnya yakni 114.070 ton.

Setidaknya ada sekitar 72 negara yang mengekspor beras dari Kamboja. Produk lainnya yang juga menjadi ekspor utama Kamboja yakni getah karet. Perkebunan karet banyak ditemukan sepanjang bukit Cardomon dan dataran tinggi Annam dekat Kompong Cham.

  • Perikanan

Perikanan juga menjadi sektor penting dengan 50% daerah Tongselap menjadi daerah penghasil ikan terbesar di Kamboja. Daerah lainnya bisa ditemukan di kawasan pinggir laut sepanjang sungai Mekong serta cabangnya yang berupa daerah persawahan dan paya – paya. Sebagian besar hasil tangkapan negara ini diekspor ke sejumlah negara.

  • Garmen

Industri garmen juga menjadi produk unggulan negara Kamboja. Tercatat setiap tahunnya sektor garmen memberikan pendapatan negara sekitar 15 – 18% dari GDP Kamboja dan sekitar 65% dari total keseluruhan ekspor barang Kamboja. Setidaknya sekitar 90% produk garmen yang berasal dari Kamboja diekspor ke Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, tingkat perekonomian tahunan Kamboja tumbuh lebih dari 8 persen yaitu antara 2000 hingga 2010 dan 7% pada tahun 2011. Menurut catatan Bank Dunia, Kamboja merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

Bahkan Kamboja telah mendapatkan investasi dari luar negeri sebanyak 2,5 milyar dollar AS. PDB per kapita juga mengalami peningkatan sekitar $1,435 di tahun 2017 yang sebelumnya berada pada $1,042 di tahun 2013. Tingkat kemiskinan juga mengalami penurunan dari 53,5 persen di tahun 2004 menjadi 13,5% pada tahun 2014 dan terus turun menjadi kurang dari 10% pada tahun 2017.

Menurut Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Kamboja mengatakan, bahwa dengan adanya berkat perdamaian dan stabilitas politik, perekonomian Kamboja mengalami pertumbuhan dengan cepat setelah mengalami konflik selama dua dekade terakhir. Selain itu, kelas ekonomi Kamboja telah berubah menjadi menengah di tahun 2015.

Demikian penjelasan mengenai perekonomian di Kamboja. Semoga dapat menambah wawasan Anda.