Korea Utara merupakan salah satu negara yang berada di Asia Timur dan berbatasan daratan langsung dengan negara Korea Selatan dan Republik Rakyat Tiongkok. Tidak seperti negara di sekitarnya, Korea Utara tidak dapat dikunjungi oleh sembarangan orang.
Tidak heran jika Korea Utara terkenal sebagai negara tertutup. Bahkan walaupun terdapat turis asing yang berkunjung ke Korea Utara, sudah tentu gerak-geriknya akan diawasi dan diatur selama berada di negara tersebut.
Lantas apa yang menyebabkan negara Korea Utara sangat tertutup? Mari disimak penjelasannya di bawah ini!
- Pengaruh Cina Yang Kuat
Para sejarawan percaya jika awal mula kenapa Korea Utara menjadi negara tertutup dimulai sejak abad ke-14 tepatnya ketika masa kepemimpinan Dinasti Choson. Saat itu pengaruh Cina sangatlah kuat bahkan menguasai kebudayaan hingga politik, terutama di kawasan Semenanjung Korea.
Salah satu budaya yang Cina anut saat itu yakni isolasionisme dan menarik diri dari perdagangan serta perjalanan luar negeri. Para sejarawan meyakini bahwa budaya tersebut merupakan produk sampingan dari filsafat yang semakin populer dan dikenal dengan sebutan neo-konfusianisme, yakni sangat menganjurkan etnosentrisme dan keterbukaan.
- Invasi Berbagai Negara
Sekitar abad ke-19, banyak negara-negara kuat melakukan invasi ke negara kecil terutama di kawasan timur Benua Asia. Salah satu negara di asia yang aktif melakukan invasi terhadap negara-negara sekitarnya yakni negara Jepang.
Tidak hanya daratan Cina saja yang menjadi incarannya, tanah Korea juga tak luput dari invasi Jepang. Hal inilah yang membuat Korea Utara khususnya semakin mengisolasikan diri demi melindungi rakyat dan wilayahnya saat itu.
Selain Jepang, negera-negara barat juga berusaha menjangkau Semenanjung Korea melalui jalur perdagangan, akan tetapi tidak membuahkan hasil. Pada tahun 1866, sebuah kapal Amerika berusaha untuk menjalin kerja sama di bidang perdagangan, namun ditolak secara sepihak.
Sebagai tanggapan, pihak Amerika diduga menyandera pejabat setempat dan menjadi awal terjadinya pertempuran berdarah, sehingga mengakibatkan banyak korban jiwa dari kedua pihak.
Beberapa bulan kemudian, negara Perancis juga berusaha menginvasi Semenanjung Korea namun berakhir dengan kegagalan. Hingga pada akhirnya para pemimpin Korea berkesimpulan jika kekuatan dan pengaruh asing harus dilarang dalam bentuk apapun.
Tidak heran jika Korea mendapat julukan Hermit Kingdom, karena tidak ada satu daerahpun yang dapat dimasuki oleh bangsa barat.
- Pijakan Perang Yang Permanen
Walaupun tidak mendapatkan pengaruh dari negara barat melalui jalur perdagangan, akhirnya daratan Korea berhasil ditaklukan oleh bangsa barat pada abad ke-20. Perang tersebut justru membuat Korea Utara menjadi semakin mengisolasikan diri.
Pemecahan daratan Korea menjadi dua bagian yakni Korea Selatan dan Korea Utara terjadi saat Perang Dunia II. Saat hal tersebut terjadi, pecahan negara Korea menjadi wilayah kekuasaan negara Amerika dan Soviet (menjadi pengaturan sementara).
Akan tetapi, kedua negara tersebut tidak pernah mencapai kesepakatan yang permanen hingga akhirnya dua pemerintahan muncul. Dari pihak Soviet yang saat itu dipimpin Josef Stalin mengangkat Kim Il Sung sebagai pemimpin Korea Utara.
Kim Il Sung memerintah Korea Utara selama lebih dari 50 tahun hingga akhirnya digantikan oleh anaknya, Kim Jong Il dan berlanjut kepada cucunya yakni Kim Jong Un.
- Teori Kemandirian
Konflik yang terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan membuat keduanya terus menerus saling berperang. Hingga akhirnya Kim Il Sung mengembangkan sebuah teori yakni Teori Kemandirian atau Juche (dalam bahasa Korea), dan secara resmi menjadi ideologi negara Korea Utara.
Ideologi tersebut menerapkan tiga prinsip yakni, kemandirian politik, kemandirian ekonomi dan otonomi militer.
Juche membuat Korea Utara menjadi negara sangat tertutup terhadap negara-negara luar. Juche juga digunakan untuk mempertahankan rezim keterasingan yang terus berlanjut, dari negara-negara sosialis dan juga kepribadian para pemimpinannya.
- Runtuhnya Uni Soviet dan Poros Kejahatan
Seiring berjalannya waktu, hubungan antara Cina dengan bangsa Barat semakin membaik, serta runtuhnya Uni Soviet justru menjadi pemicu bagi negara Korea Utara untuk semakin mengisolasikan diri.
Di akhir tahun 1990-an hubungan antara Korea Selatan dan pihak Barat mulai mencair, dan justru kembali memanas ketika George W. Bush memasukkan Korea Utara ke dalam Poros Kejahatan (Axis of Evil) pada tahun 2002.
Sebagai bentuk balasan, Korea Utara mengusir Inspektur Nuklir Internasional dari Pyongyang dan di tahun berikutnya negara ini mengeluarkan perjanjian Non-Proliferasi Nuklir dan menyatakan bahwa mereka memiliki senjata nuklir.
Itulah tadi beberapa alasan kenapa negara Korea Utara sangat tertutup dengan negara lainnya. Apabila muncul sebuah pertanyaan akankah Korea Utara mulai terbuka diri terhadap negara lainnya?
Menurut Andrei Lankov seorang pakar Korea Utara mengatakan ada kemungkinan jika rezim pemerintahan di Korea Utara akan runtuh dan akhirnya mulai bersatu dengan Korea Selatan. Bahkan para pembelot Korea Utara mengatakan jika beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan aktivitas pasar, masuknya informasi asing, serta terjadi perebutan kekuasaan internal dapat berdampak mengganggu kestabilan rezim.
Meskipun begitu, perkiraan kapan dan bagaimana runtuhnya rezim tersebut masih belum dapat dipastikan.