Categories
Gunung

Karakteristik Gunung Liangpran, Gunung Tertinggi di Kalimantan Timur

Kenampakan alam di Indonesia sangat beragam. Dimulai dari kawasan pesisir di dataran rendah hingga yang berada ribuan meter di atas permukaan laut atau biasa kita sebut sebagai puncak gunung. Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, sudah tidak perlu diragukan lagi keindahan dan kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia. Karena termasuk negara dengan pulau terbanyak tersebut itulah membuat setiap tempat yang ada di Indonesia memiliki kenampakan alam yang berbeda – beda dan beragam, bahkan sebagian besar kenampakan alamnya belum tentu dapat ditemukan di tempat lain di Indonesia. Sebut saja Gunung Puncak Jaya yang berada di Papua, terkenal akan puncaknya yang selalu diselimuti oleh salju, meskipun kita tahu jika Indonesia berada di iklim tropis.

Berbicara mengenai gunung, memang Indonesia memiliki banyak sekali gunung bahkan sebagian besar dari mereka termasuk gunung berapi dan masih aktif hingga saat ini seperti Gunung Anak Krakatau dan Gunung Tangkuban Parahu. Gunung tersebut terbentang mulai dari pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, pulau Kalimantan, Maluku sampai dengan Papua.

Berbicara mengenai pulau Kalimantan, sebagian besar orang akan berpendapat jika pulau satu ini memiliki ekosistem hutan hujan tropis terbesar di Indonesia. Tidak heran jika keanekaragaman flora dan fauna yang dimiliki Kalimantan cukup banyak bahkan beberapa di antaranya termasuk endemik pulau tersebut. Selain itu saat ini Kalimantan menjadi sorotan oleh banyak pihak, sebab pulau ini juga dipilih sebagai tempat Ibu Kota baru bagi Indonesia, tepatnya berada di Provinsi Kalimantan Timur.

Salah satu kabupaten yang terkenal di Kalimantan Timur saat ini yakni Kabupaten Kutai Kartanegara, karena di kabupaten ini Ibu Kota Indonesia baru akan ditempatkan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, Kalimantan Timur juga mempunyai kenampakan alam yang beragam dimulai dari daerah pesisir sampai dengan wilayah dataran tingginya. Dan tempat dataran tinggi yang terkenal di Provinsi Kalimantan Timur berada di Kabupaten Kutai Barat. Kabupaten Kutai Barat memiliki batasan administrasi di bagian utara dengan Kabupaten Mahakam Ulu, di selatan berbatasan dengan Kabupaten Penajem Paser Utara, di bagian timur memiliki batasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Setelah ditetapkan ketentuan UU Nomor 2 Tahun 2013, Kabupaten Kutai Barat mengalami pemekaran dan muncullah kabupaten baru yaitu Kabupaten Mahakam Ulu.

Di Kabupaten Mahakam Ulu ini terdapat sebuah daerah yang menjadi titik tertinggi di Kalimantan Timur yaitu berupa gunung yang bernama Gunung Liangpran. Gunung Liangpran ini masuk ke dalam gugusan Pegunungan Muller yang membatasi antara Provinsi Kalimantan Barat dengan Provinsi Kalimantan Timur. Pegunungan Muller menjadi tempat bagi keanekaragaman hayati dan juga menjaga kelestarian tiga sungai besar di Kalimantan yaitu Sungai Mahakam, Sungai Barito dan Sungai Kapuas. Nama Muller sendiri diberikan oleh seorang penjelajah berkebangsaan Belanda, Anton Willem Niewenhuis di tahun 1894. Sedangkan nama Muller sendiri adalah nama dari seorang perwira tentara dari Belanda, Georg Muller yang menjadi perwakilan dari Belanda di Kutai. Dia bersama tentaranya melakukan penjelajahan di tahun 1825 untuk melintasi hutan Kalimantan dari ujung timur hingga ujung barat.

Pegunungan Muller

Seperti yang sudah disinggung di atas, Pegunungan Muller berada di sebelah utara kemudian bersambung hingga ke Pegunungan Schwaner yang terdapat di sebelah barat. Pegunungan Muller memiliki luas sekitar 860.000 ha dan menjadi daerah bagi Suku Dayak Ot Danum. Pegunungan ini mempunyai sumber daya alam yang sangat melimpah dan keberadaanya sangat penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat di Kalimantan.

Tidak heran jika Pegunungan Muller dipilih menjadi Warisan Alam Dunia dan Warisan Budaya Dunia versi PBB dalam Ilmu Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO). Hal ini dibuktikan dari telah ditemukannya flora dan fauna yang terancam punah serta nilai universal dari segi konservasi, keilmuan dan estetika. Pentingnya memasukan Pegunungan Muller sebagai salah satu warisan dunia yaitu guna menjaga ekosistem di hutan hujan tropis terbesar di Indonesia ini. Di Pegunungan Muller sendiri terdapat tiga puncak tertinggi yakni Gunung Kerihun (1.790 kdpl), Gunung Liangpran (2.240 mdpl), dan Gunung Mengtajung (1.525 mdpl).

Gunung Liangpran

Gunung Liangpran berada di Kalimatan Timur, tepatnya di Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Kutai Barat. Untuk menuju ke Gunung Liangpran bisa ditempuh dari Kota Long Pahangai sekitar 60 km ke arah barat. Gunung Liangpran mempunyai tinggi sekitar 2.240 meter di atas permukaan laut atau 7.349 kaki, dan ini menjadikan Gunung Liangpran sebagai gunung paling tinggi di Kalimantan Timur. Secara administratif gunung ini berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat serta Malaysia bagian Serawak.

Berdasarkan peta geologi yang dibuat oleh Pieters drr. pada tahun 1993, struktur Pegunungan Muller termasuk ke dalam pegunungan batuan berapi yang melingkar dengan bentuk lereng tidak begitu curam, akan tetapi masih terdapat bagian yang membentuk strato yaitu Gunung Liangpran. Menurut penelitian, Gunung Liangpran terbentuk dari batuan vulkanik tua dari Formasi Sintang (Toms) yang berusia Oligosen – Miosen Awal yaitu berupa batuan andesit dan batu riolit. Batuan tersebut mempunyai bentuk stok, sumbat, retas dan retas lempeng. Sedangkan batuan yang berada di sekitar Gunung Liangpran merupakan kelompok batuan Mandai (Temd) yang tersusun atas batu pasir, batu lumpur, dan batu lanau yang memiliki usia Eosen akhir.

Jika dilihat dari struktur batuan yang membentuk Gunung Liangpran, gunung ini termasuk gunung api tua. Namun berdasarkan bentuknya, menimbulkan banyak pertanyaan apakah Gunung Liangpran termasuk gunung api yang tersumbat di bagian kubah atau lava akibat mengalami erosi dalam jangka waktu lama. Ataukah memang terbentuk dari tubuh batuan beku yang berasal dari dalam bumi seperti yang telah dijelaskan pada peta geologi lembar Putussiabu karangan Pieters drr. Namun yang jelas, untuk melakukan pendakian pada Gunung Liangpran dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, mengingat untuk menuju Gunung Liangpran membutuhkan moda transportasi yang tidak sedikit sebab letaknya berada jauh di dalam hutan Kalimantan.