Senenarnya semua jenis batuan yang menyusun lapisan kulit bumi terbentuk dan berasal dari satu zat yang sama, yaitu magma. Magma adalah material batuan berbentuk cair yang sangat panas. Magma yang ada di dalam permukaan bumi selalu bergerak, baik secara intrusi maupun ekstrusi (Silahkan baca Perbedaan Intrusi dan Ekstrusi Magma). Pergerakannya ini menyebabkan magma berada jauh di kamar magma yang memiliki suhu dan tekanan berbeda. Perbedaan suhu dan tekanan ini menyebabkan magma mengalami kristalisasi menjadi batuan beku. Ini merupakan tahap awal dari siklus batuan.
Selanjutnya, tahap ini akan terus berlangsung sehingga menghasilkan jenis batuan lainnya. Yakni batuan sedimen dan batuan metamorf atau batuan malihan. Setiap batuan ini meski berasal dari induk yang sama memiliki karakteristik yang berbeda. Bahkan setiap jenisnya juga terpecah ke dalam berbagai macam bentuk batuan. (Silahkan baca Jenis-Jenis Batuan Dan Penjelasannya)
Batuan beku misalnya, karena berbagai kondisi terbagi menjadi beberapa macam. Batu-batuan ini meski masih memiliki kemiripan, karena sama-sama terbentuk dari kristalisasi magma juga memiliki ciri khas masing-masing. Salah satu contoh jenis batuan beku adalah batuan andesit, yang akan kita bahas lebih lanjut.
Pengertian Batuan Andesit
Nama andesit disadur dari pegunungan andes. Ini dikarenakan batuan andesit banyak ditemukan di sekitar pegunungan Andes. Batuan andesit di pegunungan Andes terbentuk sebagai lava “interbeded” bersamaan dengan deposit abu vulkanik (ash) dan tuff di sisi-sisi stratovulcano yang curam.
Batuan Andesit atau disebut juga dengan lavastone adalah batuan beku yang tersusun atas mineral yang halus (fine-grained), serta memiliki kandungan silica yang lebih tinggi dari batu basal dan lebih rendah dari batuan rhylolite dan felsite.
Meskipun pembentukan batuan endosit juga terjadi di bawah permukaan bumi, umumnya batuan endosit terbentuk di permukaan bumi sebagai akibat letusan gunung merapi. Karena itu para ahli mengklasifikasikannya ke dalam bagian batuan beku ekstrusif.
Kandungan dan Morfologi Batuan Andesit
Batuan Andesit terbentuk dari magma dengan temperatur antara 900 sampai 1.100 derajat celcius. Mineral-mineral yang dikandung batuan andosit bersifat mikroskopis, sehingga tak bisa dilihat tanpa batuan mikroskop. material-material itu antara lain adalah :
- Silika (SiO2), dengan jumlah antara 52-63 %
- Kuarsa, dengan jumlah sekitar 20 %
- biotite
- Basalt
- Feltise
- Plagiocase feldspar
- pyroxene (clinopyroxene dan orthopyroxene)
- hornblende dengan persentase sangat kecil
Di lapangan, morfologi batuan andesit dapat dikenali dari warna abu-abu yang dominan sampai merah. Warna ini menandakan kandungan silicanya yang cukup besar. Ciri morfologi lainnya adalah memiliki pori-pori yang cukup padat dan struktur yang sangat pejal. Tapi struktur kepadatan batuan andesit masih dibawah batuan granit.
Batuan Andosit berbentuk kristalin. Terdapat beberapa macam kristal mineral pada batuan andesit. Kristal-kristal ini sudah terbentuk jauh sebelum proses pembekuan magma terjadi. Karena itu, para ahli geologi bisa mengidentifikasi sejarah perjalanan magma dari kristalin yang terdapat pada batuan andesit.
Kristal-kristal penyusun batuan andesit memiliki dua ukuran. Perbedaan ukuran ini terjadi karena magma yang keluar ke permukaan bumi belum sempat terkristal akan terkristal dengan cepat karena suhu permukaan yang rendah. Hasilnya adalah dua kristal dengan ukuran yang berbeda. Yaitu :
- fenokris. adalah kristal besar yang sudah terbentuk perlahan-lahan sejak di bawah permukaan bumi
- groundmass, adalah kristal berukuran kecil yang terbentuk dengan cepat di permukaan.
Pada umumnya, jenis kristal-kristal dalam batuan andesit seragam (Fenokris saja atau Groundmass saja). Namun ada kejadian dimana, batuan andesit mengandung keduanya, baik fenokris maupun groundmass. Batuan andosit dengan ciri-ciri seperti ini disebut Andosit Porfiri.
Walaupun pada umumnya berwarna abu-abu, namun pada kondisi cuaca tertentu, batuan andosit bisa saja memiliki warna coklat tua. Karena itu untuk mengidentifikasinya perlu dilakukan pemeriksaan lebih detail. Jika ditemukan ada batuan yang memiliki ciri morfologi sama dengan batuan andosit tapi belum pasti akan kandungan kimianya, maka untuk sementara batuan tersebut disebut andesitoid. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan mineralnya barulah diputuskan apakah batuan ini benar merupakan batuan andesit atau bukan.
Proses Pembentukan Batuan Andesit
Proses pembentukan batuan andosit secara letusan(vulkanologi) agak mirip dengan proses pembentukan batuan diorit. Batuan andosit biasanya ditemukan dalam aliran lava yang dihasilkan stratovulkano. Lava yang naik ke permukaan bumi akan mengalami proses pendinginan dengan sangat cepat, karena itu tekstur batuan andesit sangat halus.
Ada banyak situasi yang mendorong terbentuknya batuan andesit. Salah satuanya adalah terbentuk setelah proses melting (pelelehan/pencairan) lempeng samudra akibat subduksi. Subduksi yang menyebabkan pelelehan itu merupakan sumber magma yang naik dan membeku menjadi batuan andesit. Karena itu biasanya batuan andosit terletak diatas zona subdiksi yang jadi batuan umum penyusun kerak benua. (Baca juga : Kerak Bumi dan Penjelasannya)
Selain karena subdiksi, batuan andesit juga bisa terbentuk jauh dari zona subdiksi. Misalnya, batuan andesit juga bisa terbentuk pada ocean ridges dan oceanic hotspot yang dihasilkan dari pelelehan sebagian (partial melting) batuan basalt. Batuan andesit juga bisa terbentuk saat terjadi letusan pada struktur dalam lempeng benua yang menyebabkan magma yang meleleh keluar menuju kerak benua (lava) bercampur dengan magma benua.
Manfaat batuan Andesit
Batuan andesit umumnya digunakan untuk sektor konstruksi dan dipotong jadi dimension stone untuk berbagai keperluan.
- Sektor konstruksi
Batuan andesit banyak dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur seperti jembatan, jalan raya, irigasi, landasan terbang, pelabuhan serta gedung-gedung dan lainnya. Biasanya batuan andesit yang digunakan untuk keperluan infrastruktur ini sudah berbentuk agregat dari pertambangan. Batuan andesit banyak digunakan karena memiliki daya tahan yang kuat terhadap berbagai cuaca dan tahan lama.
Tidak semua batuan andesit lolos uji sebagai bahan dasar konstruksi/pembangunan. Batuan andesit yang bisa digunakan untuk fungsi ini harus melewati serangkaaian tes berupa uji kuat tarik, kuat tekan, kuat geser, desnsitas, berat jenis dan lain-lain. Hasil tes ini akan memperlihatkan elastisitas batuan dan sifat fisika lainnya. Sehingga bisa bisa disortis batuan mana yang bisa digunakan.
2. Sebagai dimension stone
Karena tidak semua batuan andesit dari pertambangan bisa digunakan untuk konstruksi, batuan andesit juga dipotong menjadi ukuran tertentu, dipahat, diamplash kemudian dipoles agar bisa dimanfaatkan untuk tujuan tertentu. Potongan-potongan ini yang disebut dimension stone. Dimension stone umumnya dimanfaatkan untuk keperluan estetika. Seperti ornamen-ornamen pada dinding, lantai atau dekorasi lainnya.
Selain itu Dimension Stone dari batuan andesit juga digunakan untuk memproduksi berbagai macam kerajinan tangan. Misalnya pusat kerajinan di Majalengka dan Cirebon yang menggunakan dimension stone dari batuan andesit sebagai bahan bakunya.