Categories
Biogeografi

Perbedaan Garis Weber, Garis Wallace, dan Garis Lydekker

Dalam sebuah peta terkadang kita melihat terdapat garis-garis yang menunjukkan suatu batas untuk memisahkan suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Garis tersebut masuk sebagai salah satu simbol pada peta. Ternyata garis-garis tersebut dibuat dengan sebuah tujuan yakni membedakan kondisi wilayah satu dengan lainnya.

Di Indonesia keberadaan garis-garis ini sangatlah penting guna mengetahui perbedaan flora dan fauna di suatu daerah, kondisi geografis dan lainnya. Selain itu garis imajiner yang dapat ditemukan pada peta Indonesia diketahui ada sebanyak 3 jenis, yakni garis Weber, garis Wallace, dan garis Lydekker.

Masing-masing garis imajiner tersebut memiliki perbedaan mulai dari penemunya hingga fungsi dari ketiga garis. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan antara ketiga garis tersebut, mari cari tahu perbedaannya di bawah ini.

Garis Weber

Garis Weber ditemukan oleh seorang zoologist dan biogeographer dari Jerman yaitu Max Carl Wilhelm Weber. Weber melakukan penelitian mengenai persebaran fauna di Indonesia untuk mengetahui lebih lanjut persebaran fauna Oriental atau fauna Asiatis dengan fauna Australis.

Di dalam teorinya terutama pada bidang biogeografi mengenai garis Weber diketahui jika garis tersebut menandai batas fauna Australasia. Weber melakukan ekspedisi dan penelitian dari Maret 1899 sampai dengan Februari 1900, menemukan banyak hal yang menurutnya sedikit berbeda dengan teori garis Wallace.

Berdasarkan garis Weber, memperlihatkan jika fauna khususnya kelompok vertebrata (kecuali kelompok burung), garis Wallace bukalah garis perbatasan biogeografis paling signifikan. Berdasarkan garis Weber, Kepulauan Tanibar merupakan tempat yang dilalui garis Weber untuk membedakan antara fauna Oriental dan Australasia, khususnya mamalia dan kelompok vertebrata terrestrial lainnya.

Garis Weber adalah sebuah garis khayal yang membatasi wilayah sebaran dari flora dan fauna di antara dataran sahul dan bagian barat Indonesia. Garis ini terbentang dari utara tepatnya Kepulauan Maluku sampai dengan sisi barat paparan sahul. Dan dari dangkalan sahul sampai dengan sisi timur Nusa Tenggara Timur.

Garis Wallace

Garis Wallace merupakan sebuah garis khayal yang memisahkan wilayah geografi untuk fauna Asia dengan fauna Australasia. Pada sisi barat garis, fauna berhubungan dengan jenis Asia, dan di sisi timur sebagian besar fauna berhubungan dengan spesies Australia.

Garis Wallace ditemukan oleh seorang naturalist (ahli flora dan fauna), geographer, penjelajah, anthropologist dan biologist, bernama Alfred Russel Wallace. Wallace melakukan penjelajahan dari negara Malaysia hingga negara Indonesia pada tahun 1854 sampai dengan 1862.

Dari hasil penjelajahannya ditemukan bahwa adanya perbedaan antara fauna yang berada di bagian barat dengan fauna yang di bagian timur. Seperti hewan-hewan yang berada di Kalimantan, Bali, Sulawesi dan Lombok memiliki banyak perbedaan, maskipun lokasi pulau saling berdekatan.

Garis Wallace terbentang dari Kepulauan Melayu, antara Kalimantan dan Sulawesi, serta antara Bali (di sisi barat) dengan Lombok (di sisi timur). Ternyata keberadaan garis Wallace tersebut telah dicatat oleh Antonio Pigafetta mengenai perbedaan biologis antara fauna di negara Filipina dengan Kepulauan Maluku, tercatat di dalam perjalanan Ferdinand Magellan (1521).

Namun dalam perkembangannya, garis Wallace telah diperbaiki oleh garis Weber. Sehingga batas penyebaran flora dan fauna di Asia dapat ditentukan secara beda-beda, berdasarkan tipe flora dan faunanya melalui garis Wallace-Weber.

Garis Lydekker

Garis Lydekker yakni garis imajiner yang memisahkan antara kawasan Wallace dengan kawasan Indonesia Timur. Sedangkan di antara garis Wallace dan garis Lydekker disebut sebagai Wallacea yang merupakan kawasan peralihan dari fauna Asia dengan Australasia, meliputi Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi.

Garis ini ditemukan oleh Richard Lydekker yakni seorang geologist, naturalist, dan penulis buku mengenai ilmu pengetahuan alam dari London pada tahun 1895. Menurut garis Lydekker, terbagi kawasan Australialis yang berada di bagian barat Indonesia sedangkan pada bagian timur Indonesia merupakan Asialis.