Categories
Biogeografi

4 Proses Terbentuknya Emas Yang Harus Diketahui

Emas termasuk ke dalam golongan logam mulia hingga tidak heran jika logam ini memiliki nilai jual yang amat tinggi. Dalam unsur kimia yakni pada tabel periodik, emas diberi simbol (Au) Aurum.

Emas memiliki karakteristik yang dapat membedakannya dengan logam lain, yakni berwarna kuning, lunak, elastis, mudah untuk dibentuk, mengkilap, dan tidak warna tidak mudah memudar.

Emas termasuk logam yang langka dan untuk memperoleh emas perlu melakukan penambangan. Kegiatan penambangan ini membuat suatu pemikiran jika emas berasal dari dalam perut Bumi.

Lalu dari manakah emas berasal?

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Briston ditemukan jika emas bukanlah berasal dari planet Bumi. Diketahui jika emas berasal dari tabarakan meteorit sekitar lebih dari 200 juta tahun setelah Bumi terbentuk.

Saat itu Bumi dihujani oleh meteorit dan beberapa diantaranya mengandung emas. Meteorit-meteorit jatuh dan tertahan pada permukaan bumi serta tidak masuk ke bagian yang lebih dalam lagi atau ke inti Bumi. Kemudian pecahan-pecahan meteorit tersebut tersebar di beberapa bagian permukaan Bumi.

Nantinya emas-emas yang terkandung di dalam meteorit akan larut bersama fluida atau cairan panas, kemudian mengalir melalui pori-pori batuan atau rekahan. Pada saat fluida secara bertahap mulai mendingin ataupun bereaksi dengan batuan, emas yang larus pada fluida juga mengisi celah atau rekahan untuk membentuk endapan berupa vein atau lode.

Sebenarnya ada beberapa cara lain mengenai asal terbentuknya endapan emas dan dibedakan menjadi beberapa lapisan. Endapan emas yang menjadi acuan untuk eksplorasi sebagai berikut:

1. Endapan Epithermal (Porfiri)

Hampir sebagian besar endapan emas yang ditemukan di Indonesia berasal dari jenis endapan emas epithermal. Atau kurang lebih 13 persen produk emas dunia dihasilkan dari tipe endapan ini.

Umumnya endapan emas epithermal diperoleh dalam bentuk urat-urat, baik itu urat kuarsa ataupun urat karbonant yang terbentuk pada suhu 150-300 derajat celcius dengan kondisi pH sedikit asam atau mendekati netral.

Urat-urat emas yang terbentuk biasanya terdapat di sekitar endapan porifiri yang dekat dengan logam lain seperti tembaga, timah, wolfram, dan molibden. Selain itu, endapan emas ini juga berasosiasi dengan intrusi batuan beku tipe kalk-alkalin dan terbentuk pada suhu 400 derajat celcius.

Proses

Endapan emas diangkut oleh larutan hidrotermal yang banyak mengandung ligan HS negatif dan OH negatif, kemudian ligan-ligan tersebut membawa emas hingga ke pengendapan. Adanya breksi hidrotermal merupakan tanda terjadinya pendidihan pada larutan hidrotermal.

Selama proses pendidihan, tekanan juga semakin besar dan bahkan dapat menghancurkan dinding batuan melalui larutan hidrotermal. Sehingga gas H2S akan hilang dan terjadi peningkatan nilai pH dan penurunan suhu.

Proses tersebut menghantarkan emas pada batuan, sehingga kadar emas primer yang ditemukan cukup tinggi dan umumnya dijumpai pada breksi hidrotermal.

2. Endapan Metamorfogonik

Endapan emas adalah endapan emas yang berasosiasi dengan batuan metamorf dan terbentuk dari proses metamorfose batuan asalnya. Endapan emas jenis ini banyak ditemukan pada urat-urat kuarsa atau kalit sekitar batuan metamorf.

Proses

Perlu diketahui jika batuan metamorf terbentuk pada tekanan dan suhu tinggi dengan peningkatan suhu serta tekanan pada batuan mengakibatkan orientasi struktur, sehingga terjadi reaksi sebagian dari kristal dalam kondisi fase padat.

Proses pelepasan air mineral dan air antar ruang pori menyebabkan proses sirkulasi air hidrotermal pada batuan melalui zona geser yang berada di dalam batuan metamorf. Air hidrotermal pada batuan metamorfik banyak mengandung unsur air, karbon dioksida, dan karbon monoksida.

Larutan hidrotermal umumnya mengangkut logam pada batuan karena terdapat proses metamorfose akibat logam pada batuan tidak dapat membentuk mineral penyusun batuan. Di akhir pembentukan, mineral kuarsa dan kalsit secara bersama terangkat dengan logam terendap dalam bentuk urat-urat. Pada urat-urat inilah ditemukan logam emas.

3. Endapan Mesothermal

Endapan emas ini akan menghasilkan lode yang umumnya memiliki jumlah emas besar atau induk emas (Mother Lode). Lode emas merupakan salah satu tipe endapan hidrotermal yang terbentuk pada lingkungan batuan metamorf dan menjadi sabuk metamorfik pada istilah geologi.

Umumnya sabuk metamorfik terdapat pada seri sabuk bertekanan rendah yang dikontrol secara structural dan terikat dengan sulfide serta karbonasi batuan samping. Hampir sebagian besar logam emas pada mesothermal terikat dengan mineral lain seperti kalkopirit, galena, sfalerit, pirit, arsenopirit, temantit, tetrahedrit.

Endapan mesothermal dapat ditandai dengan adanya urat-urat kuarsa yang mengandung emas pada batuan metamorf.

4. Endapan Placer

Setidaknya terdapat dua jenis untuk endapan ini yakni placer alluvial dan placer elluvial. Endapan placer merupakan tempat tersebarnya emas dengan jumlah banyak di muka bumi mulai dari emas berbentuk pipih, tipis, debu, sebesar kelereng, hingga 100% komposisi emas murni.

Emas placer alluvial terdapat di daerah lereng perbukitan yang mengalami erosi, pelapukan dan transportasi. Sedangkan untuk placer elluvial tersebar dengan luas dan tidak berkonsentrasi pada satu titik, sehingga saat melakukan penambangan butuh tenaga ekstra dengan hasil yang tidak terlalu banyak.

Itulah tadi beberapa macam proses terbentuknya emas di alam. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat.