Bumi adalah rumah bagi semua makhluk hidup. Bumi adalah salah satu planet yang ada di dalam tata surya (baca: Sistem Tata Surya dan Planet-Planet). Sebagai sebuah planet, bumi memiliki lapisan- lapisan struktur. Setiap struktur lapisan bumi, memiliki peranan sendiri- sendiri (Baca: Struktur Lapisan Bumi dan Penjelasannya). Salah satu lapisan bumi adalah kerak bumi. Kerak bumi adalah lapisan bumi yang berada paling luar (Baca: Kerak Bumi dan Penjelasannya). Kerak bumi adalah tempat bagi makhluk yang hidup di bumi tinggal. Bumi juga memiliki lapisan pelindung, yaitu atmosfir. Fungsi dari atmosfir adalah, sebagai pagar pengaman, untuk melindungi semua makhluk hidup yang tinggal di bumi (Baca: Manfaat Atmosfer bagi Kehidupan di Bumi). Bumi memiliki banyak sumber daya alam yang berguna bagi makhluk hidup (baca: Jenis jenis Sumber Daya Alam dan Manfaatnya).
Makhluk hidup yang tinggal di bumi bermacam- macam. Ada manusia, hewan maupun tumbuhan. Makhluk hidup ini tinggal bersama pada setiap ekosistem yang ada di bumi. Sama seperti beraneka ragam makhluk hidup yang ada di bumi, ekosistem di bumi pun memiliki berbagam macam jenis dengan keunikan masing- masing. Seperti ekosistem sungai yang tentu berbeda dengan ekosistem danau. Atau ekosistem hutan yang juga berbeda dengan ekosistem gurun. Setiap ekosistem, memiliki peranan, keunikan, serta keseimbangan masing- masing. Akan tetapi, keseimbangan ekosistem di bumi mulai mengalami goncangan. Goncangan ini akibat dari keserakahan manusia, yang enggan membagi bumi dengan makhluk hidup lainnya. Munculnya perubahan iklim akibat dari manusia yang seenaknya mencemarkan lingkungan. Kerusakan yang di timbulkan manusia, menyebabkan banyak ekosistem yang terancam dan hewan yang punah atau terancam punah.
Keseimbangan ekosistem perlu di jaga, karena ekosistem yang tidak seimbang, akan berdampak langsung pada keberlangsungan hidup manusia kelak. Perubahan iklim adalah salah satu dampak akibat dari ketidakseimbangan ekosistem. Selain itu, banyaknya berita mengenai hewan- hewan liar yang mulai menyerang penduduk, memperlihatkan bahwa rumah bagi para hewan- hewan ini semakin sempit, sehingga mereka keluar hutan demi mencari makan. Ekosistem hutan dan ekosistem laut adalah dua ekosistem yang paling banyak mengalami ketidak seimbangan akibat ulah manusia. Akibat dari ketidak seimbangan ekosistem ini, berdampak pada populasi makhluk hidup yang ada di dalamnya. Ekosistem hutan dan laut memiliki keunikan masing- masing. Akan tetapi kerusakan yang di timbulkan oleh manusia, menyebabkan keunikan tersebut mulai hilang.
Agar bumi tetap dapat menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi setiap makhluk hidup yang tinggal di dalamnya, diperlukan usaha manusia untuk mau menjaga keseimbangan ekosistem. Ekosistem hutan dan ekosistem laut, adalah salah satu ekositem yang paling sering di rusak oleh manusia. Oleh karena itu, untuk menjaga bumi menjadi tempat yang aman untuk ditempati, keseimbangan ekosistem hutan dan laut perlu di jaga.
Ekosistem Hutan
Hutan adalah rumah bagi berbagai macam jenis hewan maupun tumbuhan. Selain itu, di dalam hutan sendiri masih memiliki beberapa ekosistem lagi. Seperti ekosistem sungai, ekosistem rawa, maupun ekosistem danau. Setiap ekosistem, memiliki hewan dan tumbuhan masing- masing. Hutan tidak hanya berfungsi bagi rumah bagi banyak tumbuhan dan hewan. Hutan juga sangat bermanfaat bagi manusia (Baca: Manfaat Hutan Bagi Manusia dan Lingkungan). Hutan dengan tumbuhannya adalah pencipta oksigen bagi bumi. Selain itu, hutan juga sebagai salah satu penghasil bakteri yang dapat menjadi antibiotik baru bagi penyakit di bumi. Hanya saja, akibat ulah manusia, banyak ekosistem hutan yang mengalami kehancuran.
Seperti hutan di Kanada yang menjadi lautan pasir minyak akibat pertambangan minyak. Pasir minyak adalah proses pertambangan minyak bumi yang paling merusak. Karena cara menambangnya dengan menguapkan gas alam dan membiarkan tetesan minyak jatuh ke tanah. Akibatnya hutan di kanada rusak parah. Selain itu, hutan hujan di kalimantan yang hampir habis akibat pembakaran, perkebunan kelapa sawit, dan pertambangan batubara. Rusaknya ekosistem hutan, berdampak pada keberlangsungan hewan yang ada di dalamnya. Seperti orang hutan, badak bercula satu, serta harimau sumatra yang terancam punah. Akan tetapi, bumi memiliki kemampuan untuk meregenerasi diri jika manusia berhenti mengeksploitasi hutan. Cara menjaga keseimbangan ekosistem hutan adalah:
- Dengan melakukan reboisasi yaitu penanaman kembali. Hutan yang telah di tebang, ditanam kembali dengan benih- benih pohon yang baru.
- Dengan melakukan tebang pilih. Tebang pilih adalah, dengan tidak menebang pohon yang masih berusia muda dan produktif. Dan hanya memilih pohon yang berusia tua dan tidak produktif lagi.
- Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi. Caranya dengan memakai sumber energi alternatif seperti sinar matahari atau angin untuk mengganti batu bara. Serta mengurangi pemakaian kendaraan bermotor.
- Menjadi konsumen yang bijak, dengan mengurangi produk yang memakai minyak kelapa sawit. Saat ini banyak produk- produk alternatif yang tidak memakai minyak kelapa sawit, seperti minyak jagung sebagai pengganti minyak sawit untuk memasak.
- Mengurangi pemakaian kertas dan tisu yang berasal dari pohon. Serta melakukan daur ulang pada sampah kertas, sehingga dapat dipakai lagi.
- Menjaga kelestarian hutan. Saat ini banyak organisasi non pemerintah yang berdiri melindungi hutan seperti Greenpeace dan WWF. Selain itu ada Ivory Wars. Sebuah tayangan mengenai orang- orang yang menjaga serta menangkap pemburu gading gajah di Afrika.
- Memberikan sangsi tegas kepada pelaku pembabatan liar serta pembakaran hutan.
Ekosistem Laut
Laut memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda dengan ekosistem hutan. Selain itu, berbeda dengan ekosistem hutan yang didalamnya masih ada ekosistem- ekosistem lain. Ekosistem laut hanya dibagi berdasarkan tingkat kedalamannya. Jenis hewan dan tumbuhan akan berbeda- beda tergantung dari kedalamannya. Bumi adalah planet dengan 70% diisi oleh lautan, sehingga laut memiliki peranan penting bagi manusia. Lautan berperan sebagai pengontrol iklim. Karena laut memindahkan uap panas dari daerah khatulistiwa ke daerah kutup. Selain itu, laut mampu menyerap CO2 yang ada di udara melalui hutan bakau dan terumbu karang yang ada di dalam laut. Laut juga sebagai salah satu sumber protein bagi manusia.
Akan tetapi, ekosistem laut kini mulai terancam akibat ulah manusia. Pemakaian bom serta pukat harimau, menyebabkan hancurnya terumbu karang, serta terancamnya populasi ikan. Hutan bakau yang berfungsi sebagai pencegah abrasi serta penyerap CO2 juga mengalami kerusakan. Selain itu, penambangan minyak lepas pantai juga menyebabkan pencemaran air laut, yang mematikan ekosistem laut di sekitarnya. Perburuan liar mamalia laut oleh manusia juga merusak ekosistem laut. Untuk dapat menyeimbangkan kembali ekosistem laut, dapat dilakukan dengan berbagai Cara Menjaga Keseimbangan, antara lain:
- Tidak membuang sampah di sungai maupun laut. Akhir dari perjalanan sungai adalah menuju ke laut. Jika sungai tercemar, maka laut pun ikut tercemar.
- Tidak memakai bom atau pukat harimau dalam menangkap ikan. Serta memberikan sangsi tegas kepada pelakunya.
- Menanam hutan bakau di sepanjang bibir pantai.
- Mejaga kelestarian terumbu karang dengan tidak merusaknya. Bahkan bagi para penyelam, menyentuh terumbu karang sangat tidak dianjurkan, karena dapat merusak terumbu karang itu sendiri, kecuali saat terkena arus laut yang kencang.
- Melakukan penanaman terumbu karang.
- Menjaga kebersihan pantai, dengan tidak membuang sampah di pantai. Terutama gabus yang dapat menjadi racun bagi ekosistem laut.
- Menjaga kelestarian laut. Banyak organisasi dunia yang peduli terhadap permasalahan ekosistem di laut. Selain Greenpeace dan WWF, juga ada organisasi Sea Shepherd yang fokus menjaga kelangsungan hidup paus di samudra antartika dari tangan pemburu.
baca juga: