Bumi yang telah kita tempati berjuta tahun lamanya ini tersusun dari beberapa lapisan. Struktur lapisan bumi terdiri dari lapisan barisfer, lapisan pengantara dan lapisan litosfer. Lapisan litosfer yang kita kenal dengan istilah kulit bumi tersusun dari berbagai jenis batu- batuan. Jenis- Jenis batuan penyusun lapisan bumi tersebut dikelompokkan menjadi 3, yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
Sekitar 95 persen bagian paling atas dari kerak bumi merupakan batuan beku yang tertutupi oleh lapisan batuan endapan dan batuan metamorf (baca : Proses Terbentuknya Batuan Metamorf). Menurut Graha (1987), batuan beku adalah salah satu jenis batuan yang terbentuk karena peristiwa pembekuan magma. Berdasarkan genetiknya, batuan beku dibagi menjadi 2 yakni batuan beku intrusif dan ekstrusif (baca : Batuan Beku Luar). Apa yang dimaksuda batuan beku ekstrusif dan bagaimana proses terjadinya? Berikut adalah penjelasannya.
Pengertian batuan beku ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah salah satu jenis batuan beku yang dihasilkan dari proses pembekuan magma di permukaan bumi (baca : Perbedaan Intrusi dan Ekstrusi Magma). Magma yang mengalir atau terlontar ke permukaan bumi akibat adanya letusan disebut dengan lava. Lava yang keluar ke permukaan bumi tersebut bisa saja berada di daratan maupun terbawa ke bawah permukaan laut. Pendinginan lava terjadi dengan cepat kemudian membentuk padatan, debu atau pun cairan kental yang panas. Ada beberapa jenis lava yang membentuk batuan beku ekstrusif, yaitu :
- Lava balistik adalah lava yang memiliki sifat basa dengan viskositas dan kandungan silika yang relatif rendah. Lava ini keluar dari kerak bumi melalui lubang yang terhubung dengan bagian dalam bumi. Karena memiliki sifat yang sangat cair, lava yang keluar tersebut kemudian mengalir dan menyebar ke segala arah.
- Lava asam yaitu lava yang kandungan silika dan viskolitasnya tinggi, sehingga ketika keluar ke permukaan bumi maka akan membentuk satu aliran saja di sepanjang lembah.
Proses Pembentukan
Proses pembentukan batuan beku ekstrusif berbeda dengan proses terbentuknya batuan sedimen atau jenis batuan lainnya. Dalam proses pembentukan batuan beku ekstrusif dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, tekanan dan juga komposisi magma. Proses terjadinya magma di awali dengan adanya pergesekan antara dua buah lempeng di lapisan kulit bumi. Pergesekan tersebut menghasilkan panas yang melelehkan material di dalam perut bumi, yang kemudian di sebut magma. Magma itulah yang nantinya akan membeku menjadi betuan beku ekstrusif. Penjelasan lebih jelas tentang proses terbentuknya batuan beku ekstrusif dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Magma yang terdapat pada dapur magma melakukan pergerakan dari perut bumi menuju ke arah permukaan bumi.
- Setelah itu magma mendapat tekanan gas dari perut bumi dan mengakibatkan erupsi gunung berapi. Jika tekanan gas tersebut hanya sedikit maka magma yang keluar hanya berupa aliran lava. Tetapi jika tekanan gas sangat besar, maka akan terjadi letusan yang sangat kuat (baca : Dampak Letusan Gunung Berapi).
- Berikutnya, lava yang telah berada di permukaan bumi akan mengalami proses pembekuan atau kristalisasi. Proses pembekuan ini terjadi dalam waktu yang relatif cepat sehingga ion- ion yang terdapat pada lava atau magma tidak bisa berkembang.
- Pembekuan atau kristalisasi yang cepat pada akhirnya mengakibatkan terbentuknya batuan beku ekstrusif dengan susunan kristal- kristal berukuran kecil.
Jenis Jenis Batuan Beku Ekstrusif
Sifat dari batuan beku ekstrusif tidak dapat dibedakan dengan mudah karena ukuran mineral- mineralnya sangat kecil dan tidak dapat terlihat tanpa adanya alat bantu. Meski demikian para pakar geologi sudah membuat pengelompokkan jenis- jenis batuan beku ekstrusif berdasarkan kandungan mineral silika yang dimilikinya. Tinggi dan rendahnya kandungan silika tersebut berasal dari sifat asam dan basa magma yang keluar dari kerak bumi. Berikut adalah pengelompokkannya :
- Batuan ekstrusif bersifat asam – Batuan beku ekstrusif yang bersifat asam mempunyai kandungan silika sebesar 65 sampai 75 persen. Batuan dengan sifat asam juga mengandung kadar kuarsa dan orthoklas yang besar, contohnya adalah batu rhyolite.
- Batuan beku ekstrusif intermediet – Kandungan silika yang dimiliki oleh batuan beku bersifat intermediet adalah 55 sampai 65 pesen. Batuan ini biasanya berwarna terang, contohnya adalah batu andesite.
- Batuan ekstrusif bersifat basa – Batuan beku yang bersifat basa mengandung silika sebesar 45 sampai 55 persen. Mineral utama pembentukny adalah plagioklas dan Contoh batuan beku ekstrusif bersifat basa yaitu batu basalt.
- Batuan ekstrusif bersifat ultra basa – Kadar silika pada batuan bersifat ultra basa sangatlah kecil, yaitu tidak lebih dari 45 persen. Mineral silikat seperti piroksin dan olivine merupakan mineral utama yang membentuk batuan ultra basa. Contoh batuan jenis ini adalah batu kimberlite.
Tekstur dan struktur batuan
Batuan beku ekstrusif mempunyai tekstur batuan yang merupakan perpaduan antara massa silika dengan massa mineral. Mineral – mineral tersebut belum sempat mengalami pengkristalan secara sempurna karena proses pembekuan yang terjadi sangat cepat. Pengkristalan yang tidak sempurna tersebut akhirnya hanya membentuk mineral berukuran sangat kecil yang disebut afanitik, dan membentuk batuan dengan susunan gelas vulkanik (baca : Pengertian Vulkanisme).
Selain tekstur batuan, jenis batuan beku ekstrusif juga mempunyai berbagai bentuk struktur batuan. Struktur batuan tersebut terdiri dari:
- Masif yakni struktur batuan beku ekstrusif dengan massa batuan yang padat, tidak berlubang- lubang dan terlihat sama antara satu dengan yang lain.
- Columnar joint adalah struktur batuan yang mana batuannya terlihat terpisah seperti batang pensil yang berdiri tegak.
- Sheeting joint merupakan struktur bantuan beku ekstrusif yang terlihat seperti lapisan.
- Pillow lava yakni struktur batuan yang bentuknya seperti bantal yang menggumpal akibat dari proses pengkristalan yang terjadi di air.
- Flow structure yaitu struktur batuan beku ekstrusif yang mana mineralnya terlihat sejajar dari arah tertentu. Kesejajaran tersebut merupakan akibat adanya aliran.
- Vesikular adalah struktur batuan yang berbentuk lubang- lubang kecil akibat adanya gas yang terlepas saat proses pendinginan. Struktur vesikular masih dibagi lagi menjadi 3 berdasarkan bentuk lubangnya, yaitu :
- Pumisan – batuan dengan lubang saling terhubung.
- Skorian – batuan yang lubang- lubangnya tidak terhubung.
- Flow – batuan yang mempunyai bentuk lubang beserta aliran kristal.
- Amygdaloidal yakni struktur vesikular yang terisi dengan mineral- mineral sekunder (amygdule) seperti kalsit, zeolite atau kuarsa.