Batuan endapan adalah batuan yang terjadi akibat adanya proses sedimentasi. Proses sedimentasi adalah proses pengendapan material yang terbawa oleh air, udara dan gletser (Baca: Proses Sedimentasi – Jenis, Penyebab, dan Dampaknya). Batuan endapan juga biasa disebut sebagai batuan sedimen (Baca: Batuan Sedimen : Pengertian, Proses, dan Jenisnya). Batuan endapan juga terjadi akibat adanya pelapukan dari batuan sebelumnya. Pelapukan ini dapat terjadi akibat adanya erosi.
Erosi adalah pengikisan yang terjadi di bumi (baca: Macam- macam Erosi Berdasarkan Penyebabnya). Batuan yang terlapuk ini, kemudian terbawa oleh angin, air maupun gletser. Akibatnya, pelapukan tersebut mengendap. Pengendapan ini mengalami pengerasan, dan menjadi batuan. Batuan endapan atau sedimen adalah salah satu dari batuan terbanyak di bumi. Batuan endapan adalah batuan dengan jumlah 75% dari total batuan di bumi, dan salah satu materi yang menutup kerak bumi sebanyak 8 persen. Batuan endapan atau sedimen dibagi menjadi 3, yaitu batuan endapan berdasarkan tenaga pengangkutnya, batuan endapan berdasarkan tempat pengendapan, dan batuan endapan berdasarkan proses pelapukannya.
Berdasarkan Tenaga Pengangkutnya
Batuan endapan adalah batuan yang tejadi akibat adanya proses sedimentasi. Sehingga, tenaga pengangkut materi memiliki andil yang besar, dalam pembentukan batuan endapan. Terdapat 4 jenis batuan endapan berdasarkan pengangkutnya, yaitu aerik, fluvial, marin, dan glasial.
1. Batuan Endapan Aerik
Batuan endapan aerik adalah batuan yang terjadi akibat sedimentasi oleh angin. Materi yang dibawa oleh angin cenderung ringan dan halus. Sehingga batuan endapan ini cenderung memiliki tekstur halus. Batuan endapan aerik dapat ditemukan di sekitar gurun, maupun gumuk- gumuk pasir di sekitar tepi pantai.
2. Batuan Endapan Fluvial
Batuan endapan fluvial adalah batuan yang terjadi akibat adanya proses sedimentasi oleh air. Jenis batuan ini banyak ditemukan di sekitar sungai, maupun rawa. Batuan endapan fluvial, memiliki tekstur yang lebih keras. Hal terjadi akibat adanya materi yang terbawa oleh air, terkumpul, lalu mengeras. Dalam proses pengerasan ini, materi yang terkumpul menjadi padat, dan mengurangi terbentuknya pori- pori pada batuan. Sehingga batuan menjadi tidak mudah pecah.
3. Batuan Endapan Marin
Batuan endapan marin adalah batuan endapan yang terjadi akibat adanya proses sedimentasi oleh air laut. Berbeda dengan sungai, laut memiliki ekosistem yang berbeda. Selain itu, terdapat tekanan gelombang pada air laut. Sehingga batuan endapan marin lebih banyak berasal dari pelapukan makhluk hidup.
4. Batuan Endapan Glasial
Batuan endapan glasial adalah batuan yang berasal dari akibat adanya proses sedimentasi oleh gletser. Bebeda dengan flivial, gletser cenderung membawa materi yang kasar, sehingga batuan yang terbentuk cenderung kasar. Batuan endapan glasial dapat ditemukan di temukan pada daerah es.
Berdasarkan Tempat Pengendapannya
Ekosistem tempat terjadinya pengendapan materi memiliki hasil yang berbeda- beda di tiap ekosistem. Pengendapan di sungai menghasilkan batuan yang berbeda dengan pengendapan yang terjadi di laut. Sehingga batuan endapan memiliki karakteristik yang berbeda tergantung tempat pengendapannya. terdapat 3 jenis berdasarkan tempat pengendapannya, yaitu limnik dan fluvial, marine, dan teistrik.
1. Batuan Endapan Limnik dan Batuan Endapan Fluvial
Batuan endapan limnik adalah batuan yang pengendapannya terjadi di rawa. Rawa sendiri memiliki ekosistem yang unik (Baca: Rawa-Rawa : Pengertian, Ciri-ciri dan Manfaatnya). Rawa biasanya berada di dekat pantai. Sedimentasi ini membawa materi yang halus dan mengendapkannya. Jasad makhluk hidup yang mengalami pelapukan, juga bersatu dengan materi yang terendap ini. Sehingga mejadi batuan. Hal ini juga sama dengan batuan endapan fluvial. Batuan endapan fluvial adalah batuan yang pengendapannya terjadi di sungai. Hanya saja, ekosistem sungai berbeda dengan rawa (Baca: Ekosistem Sungai : Pengertian, Ciri-ciri, Komponen, Manfaatnya). Sehingga hasil batuannya juga berbeda.
2. Batuan Endapan Marine
Batuan endapan marine adalah batuan yang terjadi akibat proses pengandapannya di laut. Ekosistem laut memiliki perbedaan berdasarkan kedalamannya (Baca: Ekosistem Air Laut : Pengertian, Ciri-ciri dan Jenisnya). Sehingga terdapat perbedaan batuan yang pengendapannya terjadi di laut dangkal dan terjadi di laut dalam. Pada laut dangkal, sedimentasi ini biasanya terjadi pada kedalaman kurang dari 200 meter dari atas permukaan laut. Materi yang terbawa biasanya bertekstur kasar.
Komposisi jasad sisa mahkluk hidup yang melapuk dan mengandap bersama materi yang lainnya lebih banyak. Sehingga batuan yang dihasilkan cenderung kasar, ringan, dan berpori. Sedangkan pada batuan yang proses pengendapannya terjadi di laut dalam, materi yang dibawa lebih halus. Serta sisa jasad makhluk hidup lebih sedikit. Gelombang air laut juga mempengaruhi pembentukan batuan ini. Pada laut dangkal, gelombang air laut lebih besar dan kuat. Serta lokasinya yang berada di dekat pantai, membuat materi yang terbawa adalah pasir dan kerikil. Sedangkan pada laut dalam, gelombang air lautnya cenderung lebih kecil, dan lemah. Sehingga batuan di laut dalam lebih bertekstur halus.
3. Batuan Endapan Teistrik
Batuan endapan teistrik adalah batuan yang terjadi akibat adanya pengendapan di darat. Batuan ini mudah ditemukan di sekitar pantai atau gurun. Pada daerah gurun, materi yang terbawa cenderung halus dan ringan. Sehingga batuan yang dihasilkan cenderung halus.
Sedangkan pada daerah pantai, materi yang dibawa adalah pasir dan kerikil. Materi ini bersifat kasar, sehingga batuan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kasar. Perbedaan ini terjadi akibat adanya perbedaan ekosistem. Gurun memiliki ekosistem sendiri (baca: Ekosistem Gurun : Pengertian, Ciri-ciri, Proses dan Komponennya). Dan pantai memiliki ekosistem yang berbeda (Baca: Ekosistem Pantai : Ciri-ciri, Komponen, Jenis, dan Manfaatnya).
Berdasarkan Proses Pengendapannya
Batuan endapan yang terjadi akibat proses sedimentasi, memiliki berbagai macam proses pengendapan. Proses pengendapan itu, membuat batuan memiliki karakteristik yang berbeda- beda. Terdapat 3 jenis batuan endapan berdasarkan proses pengendapannya. Yaitu klasik, alami, dan kimia.
1. Batuan Endapan Klasik
Batuan endapan klasik adalah batuan terjadi akibat adanya pelapukan batuan lain. Batuan lain yang dimaksud adalah batuan beku. Batuan beku adalah batuan yang berasal dari pendinginan magma (baca: Batuan Beku : Pengertian, Proses, Jenis dan Contohnya). Batuan endapan klasik, memiliki karakteristik dengan lapukan batuan sebelumnya.
Secara ringkas, batuan endapan klasik adalah versi mungil atau versi terpotong- potongnya batuan beku oleh adanya pelapukan atau gerakan mekanis. Gerakan mekanis dapat berupa getaran yang menyebabkan batuan beku jatuh dan hancur. Batuan endapan klasik dibedakan berdasarkan ukuran materi yang ada didalamnnya. Berdasarkan skala Wenworth, batuan endapan klasik dibedakan menjadi 7 macam. Yaitu:
- Boulder : lebih dari sama dengan 256 mm
- Cobble : 64 – 256 mm
- Peble : 4 – 64 mm
- Granule : 2 – 4 mm
- Sand : 1/16 – 2 mm
- Silt : 1/256 – 1/16 mm
- Clay : kurang dari sama dengan 1/256
Contoh batuan endapan klasik adalah batu konglomerat, batu breksi, pasir, koral dan kapur.
2. Batuan Endapan Alami
Batuan endapan alami adalah batuan yang berasal dari pelapukan makhluk hidup. Makhluk hidup yang telah mati dan lapuk, lalu terbawa oleh air maupun angin, kemudian terendap bersama materi- materi yang lain. Contoh dari batuan endapan alami adalah batu gamping. Batu gamping berasal dari jasad moluska dan foraminifera serta karang yang mengalami pelapukan dan mengeras. Selain itu, batu fasfat dan karang itu sendiri adalah salah satu dari batuan endapan organik.
3. Batuan Endapan Kimia
Batuan endapan kimia adalah batuan yang terjadi akibat dari pelapukan kimia. Pelapukan kimia adalah pelapukan yang terjadi akbat adanya za- zat kimia (Baca: Pelapukan Kimia : Pengertian, Faktor dan Contohnya). Contoh batuan endapan yang terjadi akibat pelapukan kimia adalah batu garam, batu stalaktit, dan batu anhidrit.
Baca Juga: