Pulau Jawa adalah salah satu pulau besar yang dimiliki Indonesia. Pulau ini memiliki beberapa gunung tinggi yang tersebar di setiap wilayahnya. Secara administratif pulau Jawa dibagi menjadi enam provinsi, yaitu Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur. Dengan luas wilayah kurang lebih 126.700 km2, menjadikan pulau Jawa menempati peringkat sebagai pulau terluas urutan ke-5 di Indonesia dan urutan ke-13 pulau terbesar di dunia.
Pulau Jawa merupakan pulau terpadat di Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 160 juta jiwa, yang artinya lebih dari 60 persen populasi penduduk Indonesia ada di pulau Jawa. Selain itu, kepadatan penduduk di pulau Jawa mencapai 1.317 jiwa/km2. Padatnya penduduk di pulau Jawa menjadikan pulau ini dihuni oleh suku atau etnis yang beragam. Berikut ini adalah beberapa macam suku bangsa di pulau Jawa:
1. Suku Jawa
Suku Jawa adalah suku bangsa yang dominan di pulau Jawa, selain itu suku Jawa merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia karena sekitar 41,7 persen penduduk Indonesia adalah suku Jawa. Suku Jawa berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Suku Jawa sendiri memiliki cabang-cabang suku lain, seperti suku Samin yang berada di Jawa Tengah, lalu suku Tengger yang berdiam di kawasan pegunungan Bromo yang merupakan salah satu taman wisata alam di Indonesia, dan suku Osing atau Using yang merupakan penduduk asli Banyuwangi.
Suku Jawa dikenal memiliki logat atau dialek yang halus. Mayoritas suku Jawa menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Jawa sendiri memiliki pembagian tingkatan, yaitu bahasa Jawa ngoko, bahasa Jawa madya, dan bahasa Jawa krama. Pembagian tingkatan bahasa ini didasarkan atas perbedaan usia, tingkat kekerabatan dan tingkat derajat antara yang berbicara dengan yang diajak bicara.
2. Suku Sunda
Suku Sunda atau urang Sunda adalah suatu kelompok etnis yang merujuk pada penduduk pulau Jawa bagian barat. Suku Sunda berdomisili di wilayah Tatar Pasundan, yaitu Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, wilayah bagian barat Jawa Tengah, serta Lampung. Sekitar 15,2 persen penduduk Indonesia adalah orang Sunda, yang berarti suku Sunda merupakan suku terbesar kedua setelah suku Jawa. Suku Sunda sendiri memiliki sub-etnis lain, seperti suku Baduy atau urang kanekes yang terbagi menjadi suku Baduy luar dan suku Baduy dalam.
Mayoritas suku Sunda dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa Sunda, namun bahasa sunda yang digunakan memiliki dialek yang beragam. Keberagaman dialek ini disebabkan oleh percampuran bahasa Sunda dengan bahasa daerah lain. Berikut ini merupakan dialek-dialek bahasa yang digunakan oleh suku Sunda:
- Dialek utara yang mencakup daerah Sunda bagian utara, yaitu kota-kota di dataran pantai utara (pantura).
- Dialek selatan atau yang disebut Priangan yang mencakup kota di daerah Sunda selatan, yaitu Bandung dan sekitarnya.
- Dialek barat yang mencakup daerah Sunda bagian barat, yaitu Banten dan sebagian kecil daerah Lampung.
- Dialek Tengah bagian timur yang mencakup daerah perbatasan Jawa Tengah, seperti Indramayu dan Majalengka.
- Dialek Sunda bagian tenggara yang mencakup daerah Ciamis dan sekitarnya.
- Dialek Cirebon atau dialek timur laut yang mencakup daerah Cirebon dan sekitarnya.
3. Suku Betawi
Suku Betawi merupakan suku yang secara umum penduduknya bertempat tinggal di wilayah DKI Jakarta. Kata Betawi diilhami dari kata ‘Batavia’. Nama Batavia diambil dari suku Batavia yang merupakan nenek moyang bangsa Belanda pada zaman Kekaisaran Romawi, dimana saat ini Belanda merupakan salah satu negara terkaya di dunia. Representasi kehidupan sehari-hari suku Betawi dapat kita lihat pada film “Si Doel Anak Sekolah”. Pada film tersebut kental unsur-unsur khas dari suku Betawi, baik dari logat atau dialek, tradisi, kesenian, dan sebagainya.
Ada pendapat yang menyatakan jika suku Betawi merupakan sub-etnis dari suku Sunda. Ada pula yang berpendapat bahwa suku Betawi merupakan suku atau etnis hasil perkawinan silang antar etnis lain yang sudah hidup terlebih dahulu di Jakarta, seperti suku Jawa, Sunda, Melayu, Arab, Tionghoa, Bugis dan Makassar. Namun penelitian yang dilakukan oleh Lance Castles mengungkapkan bahwa kelompok yang mengaku sebagai suku atau etnis Betawi secara biologis merupakan kaum berdarah campuran yang mempunyai keturunan berbagai suku bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia (Jakarta).
4. Suku Madura
Suku Madura merupakan suku yang berasal dari pulau Madura, namun dewasa ini suku Madura sudah tersebar di pulau Jawa bahkan di luar pulau Jawa. Selain menghuni pulau Madura, suku Madura mayoritas tinggal di beberapa kota dari Jawa Timur, seperti Situbondo, Bondowoso, Jember, Probolinggo, Lumajang, Surabaya, Malang, dan Pasuruan. Suku Madura merupakan suku yang sering merantau ke berbagai daerah dan dikenal memiliki etos kerja yang tinggi. Umumnya suku Madura yang merantau berprofesi sebagai wirausahawan, baik sebagai pedagang maupun penjual jasa.
Suku Madura terkenal dengan logat atau dialek yang khas dan unik. Salah satu keunikan logat dari suku Madura terletak pada pelafalan dengan penekanan pada beberapa huruf, seperti huruf L pada kata poleh (lagi) dibaca polleh. Selain itu, keunikan logat suku Madura terletak pada pengulangan kata. Kata ulang yang diucapkan diambil dari suku kata terakhir sebelum diucapkan kembali, misalnya taman kanak-kanak (TK) diucapkan man nak kanak, atau kata sate dilafalkan te sate. Seperti halnya bahasa Jawa yang memiliki tingkatan dalam penggunaannya, bahasa Madura pun juga mempunyai tingkatan dalam penggunaan sehari-hari. Tingkatan tersebut didasarkan pada perbedaan usia, kekerabatan dan tingkatan derajat.
Nah, itulah beberapa suku bangsa di pulau Jawa. Selain suku atau etnis yang disebutkan diatas, masih banyak suku lainnya, baik suku-suku yang berasal dari seluruh Indonesia maupun suku yang berasal dari luar negeri. Suku lain yang ada di pulau Jawa merupakan para perantau yang lama menghuni pulau Jawa hingga membaur dengan suku lain yang ada di pulau Jawa. Semoga artikel ini bermanfaat.