Categories
Ilmu Sosial

10 Daerah Tujuan Transmigrasi di Indonesia

Pada tahun 2017 jumlah penduduk bumi adalah  7,6 miliar dan diperkirakan akan menanjak naik pada tahun 2050 menjadi 9,8 miliar. Indonesia adalah negara besar yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak. Menurut laporan Departemen Populasi Urusan Sosial dan Ekonomi PBB di bulan Juni tahun 2017, Indonesia menduduki peringkat keempat jumlah penduduk terbanyak di dunia dengan persentase 3.44% dari populasi dunia. Selain itu masih berdasarkan laporan PBB di tahun 2015 bahwa dalam rentang waktu dari tahun 2015 sampai 2015, setengah populasi dunia akan terpusat di sembilan negara yang salah satunya adalah Indonesia. Sembilan negara tersebut adalah Indonesia, India, Pakistan, Ethiopia, Tanzania, Amerika Serikat, Uganda, dan Republik Kongo.

Jumlah pendudukIndonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun memberikan dampak positif dan negatif bagi negara Indonesia ke depannya. Dampak positif yang didapat Indonesia adalah angkatan kerja yang surplus dan tidak akan defisit layaknya negara-negara maju yang mendekati zero population karena rendahnya tingkat kelahiran bayi. Namun salah satu dampak negatif yang didapat adalah semakin sesaknya wilayah Indonesia terutama di daerah perkotaan. Banyak masyarakat Indonesia yang menyasar perkotaan untuk menyambung hidup dengan bekerja di sana.

Alasan Penduduk Indonesia Lebih Memilih Tinggal di Kota

Tidak meratanya penyebaran penduduk Indonesia menjadi pekerjaan rumah pemerintah sejak lama dan masih dicari solusi paling tepat hingga saat ini. Faktor urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota, menambah kepadatan  dan menyempitnya lahan kota. Terdapat beberapa alasan mengapa tinggal di kota lebih menarik minat para penduduk. Berikut kami sampaikan beberapa alasannya:

  1. Peluang kerja yang lebih banyak

Mendapatkan pekerjaan yang lebih layak tentu adalah impian semua orang di dunia. Di kota tawaran pekerjaan lebih banyak daripada di pedesaan dan perkampungan. Pusat bisnis di kota-kota besar menyediakan lapangan kerja yang banyak dan diincar oleh banyak orang terutama generasi muda Indonesia. Sehingga orang – orang berbondong-bondong ke kota dan meninggalkan kampung halamannya.

  1. Tidak banyak penduduk Indonesia yang bisa bertani

Jika tinggal di desa, pekerjaan yang dapat dilakukan adalah bercocok tanam dan bertani. Kebanyakan anak muda dan beberapa orang tua tidak memiliki skill untuk menanam padi ataupun berkebun. Mereka merasa terbebani dalam mengurus lahan persawahan dan perkebunan sehingga memilih untuk menyerahkan pada orang lain untuk digarap dan menerapkan bagi hasil. Menjamurnya lulusan pertanian dari berbagai kampus di Indonesia tidak menjamin mereka turun ke desa untuk bertani. Akibatnya banyak lahan di kampung yang dibiarkan terbengkalai tanpa ada yang mau mengurusnya.

  1. Semakin menyempitnya lahan di desa

Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tajam banyak lahan persawahan yang diubah menjadi pemukiman penduduk. Perkembangan zaman membuat desa semakin modern dengan tersedianya minimarket 24 jam dan pertokoan yang mulai menjamur di pelosok. Akibatnya banyak persawahan dan perkebunan yang dibangun rumah dan ruko. Akibatnya lahan untuk bertani semakin menipis yang mengakibatkan hilangnya mata pencaharian para buruh tani. Mereka pun memilih pergi ke kota untuk mencari penghidupan lainnya.

Cara Pemerintah Mengurai Kepadatan Penduduk

Pemerintah pada dasarnya telah melakukan beberapa usaha untuk mengurai kepadatan penduduk. Yaitu dengan cara transmigrasi. Transmigrasi memiliki arti perpindahan penduduk dari pulau yang padat ke pulau yang masih jarang penduduknya. Cara ini dilakukan untuk meratakan persebaran penduduk di Indonesia.

Istilah transmigrasi digagas oleh Presiden Sukarno pada tahun 1927 dalam harian Soeloeh Indonesia. Wakil Presiden Indonesia Moh. Hatta menyebutkan pentingnya trasmigrasi untuk pembangunan di luar Jawa pada Konferensi Ekonomi di Kaliurang tahun 1927. Pertama kali dilaksanakannya transmigrasi pada tanggal 12 Desember 1950. Daerah tujuan transmigrasi yang pertama adalah di Lampung sebanyak 23 kepala keluarga dan Lubuk Linggau sebanyak 2 kepala keluarga.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, di era Presiden Joko Widodo, yaitu Marwan Jafar menyatakan bahwa program transmigrasi saat ini bukan hanya memindahkan orang dari pulau yang padat ke pulau dengan populasi sedikit, namun transmigran dan penduduk setempat juga dibekali dengan keahlian dengan pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ada. Melalui cara ini diharapkan para penduduk asli tidak merasa menjadi minoritas dan mampu berbaur dengan para transmigran. Untuk mensukseskan transmigrasi diperlukan kerjasama antara para transmigran dan penduduk lokal. Program transmigrasi yang sudah dijalankan sejak zaman Presiden Soeharto terbukti mampu membuat desa-desa baru dan bahkan membentuk dua provinsi baru di Indonesia.

Daerah Tujuan Transmigrasi di Indonesia

Pada tahun 2015 pemerintah berhasil menandatangani nota kesepakatan dengan 30 pemerintah daerah, 17 daerah adalah pemerintah provinsi dan 13 daerah kabupaten/kota. Nota ini berisi kesepahaman bersama di bidang transmigrasi dalam kerja sama antar daerah pengirim dan penerima transmigran. Berikut adalah 7 provinsi yang menjadi daerah pengirim transmigran antara lain:

  1. Lampung
  2. Jawa Barat
  3. Jawa Tengah
  4. DI Yogyakarta
  5. Jawa Timur
  6. Bali
  7. Nusa Tenggara Barat

Daerah yang menjadi tujuan transmigrasi adalah daerah yang bertanah subur dan kaya akan sumber daya alam yang belum tergarap dengan baik. Diharapkan dengan adanya program transmigrasi, daerah tujuan menjadi lebih maju dan berkembang. Berikut adalah 10 provinsi yang menjadi daerah tujuan transmigrasi antara lain:

  1. Bangka Belitung

Bangka Belitung termasuk provinsi ke-31 yang baru berdiri di Indonesia pada 9 Oktober 2000 dengan ibukota Pangkal Pinang. Nama Bangka Belitung semakin dikenal orang berkat film Laskar Pelangi yang menjadi maskot daerah ini. Provinsi Bangka Belitung memiliki wilayah seluas 82.724 km2 namun diakui bahwa pemerataan daerah belum maksimal. Wilayah yang menjadi tujuan transmigrasi di provinsi ini adalah 6 kabupaten dan 2 kota. Dari daerah tersebut terdapat 5 kabupaten yang diharapkan berkembang menjadi daerah baru antara lain Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung, dan Belitung Timur.

Bangka Belitung kaya akan sumber daya alam dari pertambangan dan timah, kaolin, granit, dan pasir laut. Kekayaan timah di Bangka Belitung belum tergarap dengan baik karena baru dimanfaatkan hanya dari perairan dangkal. Selain itu terdapat banyak industri besar seperti pengolahan karet, kelapa sawit, kayu, galangan kapal, peleburan timah, dan sebagainya.

  1. Sumatera Selatan

Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi di pulau Sumatera yang beribukota Palembang. Luasnya lahan potensial untuk berladang di beberapa tempat dan kekayaan alam disana menjadi alasan provinsi ini dipilih menjadi tujuan transmigrasi. Hampir seluruh kabupaten/kota memproduksi padi di sawah, kecuali Palembang. Berdasarkan data BPS, 70% datatan di provinsi ini adalah lahan pertanian. Selain itu kesuburan tanahnya sangat cocok dipakai berladang. Salah satu komoditi khas Sumatera Selatan adalah palawija, jagung, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang kedelai. Potensi alam yang dimiliki juga sangat besar mulai dari minyak bumi, gas alam, batubara, dan pembangkit tenaga listrik.

  1. Bengkulu

Bengkulu adalah provinsi di Sumatera yang terletak di pesisir timur berbatasan dengan Samudera Hindia langsung. Tanah Bengkulu dikenal subur dan cocok digunakan untuk bertani dan berkebun. Pada tahun 2015, para transmigran berasal dari Jawa Tengah, Bali, Banten, Jakarta dan Jawa Timur. Mereka menempati tiga kabupaten, Kabupaten Kaur, Kabupaten Rejanglebong, dan Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak. Para transmigran menadapatkan fasilitas rumah, lahan pekarangan dan lahan usaha untuk berladang. Diharapkan dengan disediakannya lahan, para transmigran mampu menggarapnya menjadi perkebunan yang menghasilkan komoditi untuk dijual kembali.

  1. Kalimantan Barat

Terdapat tiga kabupaten yang menjadi tujuan daerah transmigrasi di Kalimantan Barat yaitu Kabupaten Sintang di Ketungau, Kabupaten Sanggau di Sekayam, dan Kabupaten Bengkayang di dekat Jagoi Babang. Pada tahun 2018 beberapa peserta transmigrasi yang ditempatkan di Kalimantan Barat berasal dari Kabupaten Cimahi, Jawa Barat. Terdapat 27 Kepala Keluarga dengan daerah penempatan Sungai Radak, Bulanse dan Katapang. Sejak Pra Pelita di zaman Presiden Soeharto hingga era Presiden Joko Widodo, Kalimantan Barat selalu menjadi salah satu provinsi tujuan transmigrasi. Banyaknya lahan yang masih sepi penduduk dan lahan kosong yang masih luas menjadi alasan mengapa Kalimantan Barat menjadi tujuan transmigrasi.

  1. Kalimantan Utara

Kalimantan Utara adalah salah satu tujuan favorit para transmigran asal Pulau Jawa. Bahkan seperlima penduduk Kalimantan Utara adalah para transmigran yang telah bermukim sejak tahun 1973 hingga saat ini. Salah satu tujuan transmigrasi adalah Kabupaten Bulungan. Selain itu daerah lainnya adalah Kabupaten Tanjung Buka SP 6B untuk 300 KK, Tanjung Buka SP 10 untuk 345 KK, dan Tanjung Buka SP 11 untuk 300 KK. Para transmigran yang menyasar daerah Kalimantan Utara dibekali keterampilan berupa pelatihan budidaya ternak unggas, budidaya ikan air tawar, hortikulturan dan pertanian, kerajinan tangan, menjahit, membatik, dan sarana air bersih dan kesehatan lingkungan.

  1. Sulawesi Selatan

Daerah tujuan transmigrasi di Sulawesi Selatan adalah Kabupaten Luwu Utara dan Luwu Timur. Selain itu disediakan lahan 2.000 hektar di Kabupaten Soppeng. Sulawesi Selatan menerima 222 kepala keluarga. Tanah Sulawesi Selatan cocok untuk digunakan berkebun dan ditanami kopi, markisa, cengkeh, dan kakao.

  1. Sulawesi Tengah

Sulawesi Tengah adalah provinsi di Pulau Sulawesi dengan luas wilayah terbesar. Daerah yang menjadi tujuan transmigrasi adalah Kabupaten Morowali tepatnya di UPT Umpanga dan UPT Tokala Atas, Kabupaten Buol, dan Kabupaten Banggai. Para transmigran yang datang berasal dari Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Hingga tahun 2015 terdapat 249 UPT, dengan rincian 220 UPT berada di bawah pemda dan sisanya di bawah pengawasan Disnakertrans Sulawesi Tenggara.

  1. Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tenggara adalah provinsi di Sulawesi yang beribukota Kendari. Penempatan transmigran tersebar di tujuh kabupaten yaitu Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara, Kolaka, Kolaka Timur, Muna, dan Buton. Para transmigran berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, DI Yogyakarta, Lampung, dan Banten.

  1. Sulawesi Utara

Daerah yang menjadi tujuan transmigrasi di Sulawesi Utara adalah Minahasa Selatan. Tanah Sulawesi Utara sangat cocok ditanami sayur-sayuran dan buah-buahan. Sekitar 70% mata pencaharian masyarakat Sulawesi adalah berkebun dengan jenis tumbuhan kelapa, cengkeh, pala, vanili, coklat, buah nanas, kacang kawangkoan, dll. Selain itu kekayaan laut Sulawesi Utara tak kalah hebatnya. Biota laut yang kaya dengan jenis ikan beragam dapat diolah dan diekspor ke beberapa negara.

  1. Maluku

Salah satu daerah tujuan transmigrasi di Maluku adalah Kabupaten Seram. Sebagai provinsi yang terdiri atas gugusan pulau, Maluku dikenal akan kekayaan lautnya salah satunya potensi ikan tuna yang melimpah. Selain itu daerah tujuan transmigrasi di Maluku adalah Halmahera Selatan, Halmahera Tengah, dan Kepulauan Sula.