Categories
Hidrologi

Proses Terjadinya Hujan Frontal dan Penjelasannya

Fenomena alam yang terjadi di Bumi merupakan hal yang lumrah yang bisa diberikan alasan secara ilmiah. Fenomena alam atau gejala alam yang ada di Bumi, sifatnya ada yang merugikan maupun tidak merugikan. Semua fenomena atau gejala alam tersebut dapat kita temukan di sekitar kita. Adapun contoh- contoh gejala alam yang tidak merugikan bagi manusia antara lain adalah proses terjadinya hujan, proses terjadinya pelangi, terbentuknya embun dan aurora. Sementara itu gejala alam yang sifatnya merugikan lebih kita kenal dengan sebutah bencana alam.

Dari fenomena atau gejala alam yang terjadi, yang seringkali kita temukan adalah hujan. Hujan merupakan bagian dari siklus air yang ada di bumi. Siklus air sendiri merupakan proses perjalanan air di Bumi. Dan siklus air ini pula yang menjadikan suatu alasan bahwa air di Bumi ini tidak akan pernah habis meskipun dipakai terus menerus. Hujan yang sering kita lihat sebagai tetesan air hujan dari langit ternyata memiliki berbagai jenis. Jenis- jenis hujan ini bisa dilihat dari berbagai kategori.

Jenis- jenis Hujan

Hujan yang terjadi di bumi memiliki berbagai jenis. Jenis- jenis hujan antara lain sebagai berikut:

  1. Hujan siklonal
  2. Hujan orografis
  3. Hujan frotal
  4. Hujan muson atau hujan musim
  5. Hujan zenithal atau hujan konveksi
  6. Hujan asam
  7. Hujan meteor
  8. Hujan buatan

Nah itulah beberapa jenis hujan. Jenis- jenis hujan tersebut memiliki proses terbentuk yang mungkin sedikit lain antara satu dengan lainnya. Adapun kali  ini kita akan membahas mengenai proses terbentuknya hujan frontal. Berikut ini adalah penjelasannya.

Proses Terjadinya Hujan Frontal

Hujan frontal merupakan jenis hujan yang terjadi karena adanya pertemuan antara massa udara yang dingin dan suhu yang rendah dengan massa udara yang panas dan suhu yang tinggi. Hujan frontal biasa terjadi di daerah yang berada pada letak astronomis lintang sedang atau pertengahan lintang utara dan lintang selatan.  Dalam proses terbentuknya, hujan frontal melalu beberapa tahap. Tahap- tahap terjadinya hujan frontal antara lain sebagai berikut:

  • Terdapat massa udara dingin dan suhu yang rendah

Awal terjadinya hujan frontal ditandai dengan adanya massa udara yang dingin dengan suhu udara yang rendah di suatu tempat atau daerah. Massa udara dingin dengan suhu yang rendah biasanya terjadi di daerah- daerah pegunungan atau yang memiliki tingkat ketinggian yang berlebih, seperti dataran tinggi maupun perbukitan.

  • Terdapat massa udara panas dan suhu udara yang tinggi

Selain itu juga terdapat massa udara panas dengan suhu yang tinggi. Kebalikan dari konsdisi yang awal, biasanya massa udara panas dengan suhu yang tinggi terdapat di daerah-daerah yang lebih rendah, seperti pantai atau dataran rendah. Karena terdapat dua udara yang berbeda maka daerah tempat terjadinya hujan frontal disebut sebagai daerah front atau perbatasan.

  • Pertemuan dua massa dan suhu udara yang berbeda

Kedua jenis udara tersebut bertemu. Ketika bertemu, suhu udara yang rendah dan massa udara yang dingin lebih berat daripada suhu udara yang tinggi dan massa udara yang panas.

  • Uap air jatuh di permukaan bumi

Sifat yang lebih berat tersebut menyebabkan uap air yang dibawa massa udara dingin dan suhu yang rendah tersebut jatuh ke permukaan bumi dan terjadilah hujan frontal.

Nah itulah beberapa tahapan terjadinya hujan frontal. Ciri khas dari hujan ini adalah terjadi di daerah front, dimana daerah tersebut terdapat dua jenis udara yang sifatnya berlainan. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat.