“Blood moon” dikenal juga sebagai gerhana bulan total, adalah fenomena yang sangat menarik dan dapat dilihat secara kasat mata. Keindahan fenomenda total “blood moon” sudah memancing imajinasi orang sejak jaman dahulu. Selain indah, fenomena gerhana bulan total “blood moon” juga dianggap menakutkan serta mistis. Hampir setiap kebudayaan memiliki versinya masing-masing tentang kejadian gerhana bulan “blood moon”. Di China misalnya, gerhana bulan berarti ada seekor naga yang hendak memakan matahari. Menurut mitos masyarakat Jawa, gerhana terjadi karena raksasa bernama Batara Kala yang berusaha melahap bulan. Dan masih banyak lagi mitos dan kepercayaan kuno lainnya dari berbagai penjuru dunia, yang berusaha menjelaskan dan menceritakan salah satu fenomena alam yang paling kasat mata ini.
Namun seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kini kita bisa menjelaskan dengan tepat pengertian, proses terjadi, serta contoh fenomena gerhana bulan “blood moon”
Pengertian Gerhana Bulan “Blood Moon”
Mengapa disebut “blood moon?” Hal ini terjadi karena warna kemerahan yang muncul menutupi bulan. Sebenarnya disebut “bulan darah” juga bukan nama yang akurat, karena warna yang dihasilkan lebih ke arah jingga kemerahan, bukan merah pekat seperti darah, hehehe. Lalu mengapa bisa berubah warna menjadi jingga kemerahan? Sebagai catatan, gerhana bulan parsial masih memperlihatkan warna abu-abu perak khas penampakan bulan.
Jawabannya adalah karena sinar matahari. Jika kita perhatikan, sinar matahari saat sunset atau sunrise (matahari terbit dan terbenam) akan berwarna jingga kemerahan, namun ketika hari semakin siang maka matahari bercahaya putih terang. Fenomena perubahan warna sinar matahari ini mengikuti sebuah prinsip Rayleigh atau Rayleigh scattering yang mungkin bisa kita bahas di lain kesempatan.
Proses Terjadinya Gerhana Bulan “Blood Moon”
Gerhana bulan “blood moon” atau gerhana bulan total terjadi karena Matahari, Bulan, dan Bumi berada pada posisi sejajar atau mendekati kesejajaran. Terbalik dengan gerhana matahari, gerhana bulan terjadi karena bayangan Bumi yang menutup bulan. Jika dijelaskan maka prosesnya seperti ini :
- Bumi berada di antara Matahari dan Bulan dalam keadaan belum sejajar
- Sedikit demi sedikit Bulan bergerak menuju kesejajaran dengan Bumi dan Matahari
- Bayangan Bumi mulai menutupi Bulan, masih tampak warna abu-abu perak khas warna Bulan
- Bulan semakin sejajar dengan Bumi dan Matahari. Pada puncaknya, bayangan kemerahan mulai menutupi Bulan
- Matahari, Bumi, dan Bulan kini sejajar. Bayangan kemerahan kini menutupi seluruh permukaan Bulan
- Sedikit demi sedikit bayangan kemerahan mulai pudar, Bulan mulai menampakan warna aslinya
- Pada akhir fase gerhana “blood moon” Bulan sudah menanggalkan bayangan merah dan memperlihatkan warna aslinya, abu-abu perak.
Gerhana bulan sendiri ada beberapa jenis, yaitu :
- Gerhana bulan penumbral: ketika Bulan memasuki wilayah penumbra, yaitu saat bayangan Bumi mulai menutupi Bulan dari cahaya Matahari.
- Gerhana bulan total: ketika Bulan memasuki wilayah umbra, yaitu saat bayangan Bumi sepenuhnya menutupi bulan.
- Gerhana bulan parsial: ketika Bulan hanya sedikit saja memasuki wilayah umbra.
- Gerhana bulan sentral: Bulan berada tepat di pusat umbra, gerhana ini sangat jarang terjadi.
Gerhana bulan total blood moon yang terjadi tanggal 28 Juli 2018, dinihari nanti merupakan gerhana bulan sentral. Jadi Bulan berada tepat di tengah bayangan Bumi. Peristiwa ini sangat jarang terjadi dan mungkin baru terulang kira-kira 1 abad lagi.
Contoh Fenomena Gerhana Bulan “Blood Moon”
Gerhana bulan adalah fenomena yang terjadi setiap tahun. Gerhana bulan tahun lalu terjadi pada tanggal 7 Agustus 2017 dan merupakan gerhana bulan sebagian (parsial). Gerhana bulan total akan terjadi lagi tahun 2019 tanggal 21 Januari, namun tidak memiliki jangka waktu selama “blood moon” tanggal 28 Juli 2018 nanti.
Sedangkan di awal tahun 2018, tepatnya pada tanggal 30 Januari 2018 ada sebuah fenomena yang disebut fenomena super blue blood moon, yaitu ketika blood moon terjadi pada titik terdekat Bumi dengan Bulan, menyebabkan ukuran Bulan terlihat cukup besar dibandingkan biasanya. “Blood moon” yang terjadi tanggal 28 Juli nanti berada pada titik terjauh dari Bumi.
“Blood Moon” di tahun 2018 tepatnya akan terjadi mulai tanggal 28 Juli 2018. Gerhana total “blood moon” dapat disaksikan hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia gerhana bulan total blood moon mulai terlihat jam 00.13 WIB dini hari hingga puncaknya jam 03.29 WIB. Fase yang panjang ini membuat gerhana bulan “blood moon” di tahun 2018 adalah gerhana bulan total paling lama yang tercatat di abad ini, karena bulan berada di titik terjauh dari Bumi. Sedangkan Amerika Utara, dan sebagian besar Kanada sayangnya tidak dapat melihat gerhana ini karena sudah keburu berakhir sebelum sempat terlihat.
Demikian yang bisa kami share seputar gerhana bulan total blood moon semoga bermanfaat bagi kita semua untuk lebih memahami alam dan fenomena yang terjadi didalamnya. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya.