Ada banyak fenomena alam yang sering terjadi di sekitar kita. Mulai dari fenomena alam caping gunung, awan pelangi dan masih banyak lainnya. Bahkan dari beberapa fenomena alam yang ada bisa menjadi sumber bencana alam yang tentunya merugikan manusia.
Salah satu bencana alam yang cukup sering terjadi di Indonesia yakni puting beliung. Sebagian besar dari kita tentu sudah tidak asing dengan istilah puting beliung ini. Lalu bagimana dengan tornado? Apakah tornado dan puting beliung itu berbeda?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut mari disimak perbedaan dari tornado dan puting beliung di bawah ini!
Tornado
Tornado atau angin tornado merupakan sebuah kolom udara yang berputar dengan cepat, terbentuk dari puluhan awan cumola nimbus, berada di antara awan cumulonimbus dan permukaan bumi. Kecepatan dari angin tornado dapat mencapai 100 hingga 200 mil per jam atau sekitar 160 – 321 km per jam.
Umumnya tornado berbentuk seperti corong kondensasi, pada bagian ujungnya yang menyentuh bumi terlihat menyempit, sering dikelilingi oleh awan pembawa puing-puing.
Jangkauan dari terjangan tornado rata-rata mencapai 75 km dan menempuh beberapa kilometer sebelum akhirnya menghilang. Lebar diameter maksimal dari tornado dapat mencapai 2,4 km dan dapat bertahan di permukaan bumi lebih dari 100 km.
Selain itu, umumnya tornado akan bertahan selama kurang lebih 10 menit dan akan menghilang jika sudah mencapai beberapa mil. Akan tetapi pernah terjadi tornado dengan durasi yang cukup lama yakni 30 menit dengan kecepatan angin lebih dari 300 mil atau 483 km per jam.
Tornado diukur menggunakan Fujita Scale (FO) dan telah diperbaharui menjadi Enhanced Fujita Scale (EFO). Tipe kerusakan tornado yakni dapat menghancurkan pohon-pohon namun beberapa bangunan tidak mengalami kerusakan.
Tornado terkuat berada dapa skala F5 atau EF5 yang mampu merusak bahkan menghancurkan gedung.
Tornado sering terjadi di Amerika Serikat dan Kanada bagian selatan. Meskipun begitu tornado juga dapat terjadi di barat laut dan tengah Eropa, Italia, Afrika Selatan, Australia bagian barat dan selatan, dan New Zealand.
Keberadaan tornado sudah dapat diprediksi kemunculannya mulai dari satu minggu berawal dari bibit, lintasan hingga selesainya. Hal ini disebabkan radius pergerakannya dapat mencapai radius ratusan kilometer sehingga mudah dipantau.
Puting Beliung
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), angin puting beliung adalah sebutan lokal khususnya di Indonesia untuk tornado berskala kecil. Baik tornado maupun puting beliung terjadi di daratan saja.
Namun antara tornado dan puting beliung memiliki perbedaan yakni kecepatan angin dari puting beliung dapat mencapai lebih dari 63 km per jam. Puting beliung bergerak secara garis lurus dan dapat bertahan selama 5 menit saja.
Tidak hanya itu saja, arah gerak puting beliung bergantung pada gerakan awan cumulonimbus serta proses terjadinya hanya pada awan cumulonimbus saja, bukan berasal dari pergerakan angin monsun. Selain itu puting beliung hanya terbentuk oleh satu atau sebagian kecil dari awan cumulonimbus.
Puting beliung hanya terjadi saat siang atau sore hari pada musim pancaroba yakni saat peralihan dari musim kemaru ke musim hujan dan sebaliknya. Angin puting beliung dapat diartikan sebagai angin kencang yang berputar-putar hingga membentuk pusaran.
Menurut BMKG angin puting beliung di Indonesia berskala F0 hingg F1 atau kecepatan kurang dari 117,48 sampai dengan 180,24 km per jam berdasarkan skala Fujita Scale, dengan tipe kerusakan ringan hingga sedang.
Puting beliung berbeda dengan tornado, kemunculannya tidak dapat diprediksi. Hal ini disebabkan radius atau pergerakannya begitu kecil yakni kurang dari 5 km, sehingga tidak dapat dipantau dari satelit.