Categories
Bencana Alam

Gempa Palu : Penyebab – Dampak – Kerugian – Penanggulangannya

gempa donggalaSekarang ini Indonesia sedang dilanda kesedihan, dimana dalam 6 bulan berturut-turut telah terjadi bencana alam yang cukup mengguncang beberapa daerah di Indonesia. Selain itu dampak dan bencana yang terjadi bukanlah jenis ringan yang bisa cepat pulih dan tidak memakan korban. Pertama gempa dan bencana alam terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Selain menyebabkan kerugian, gempa Lombok juga menyebabkan banyaknya masyarakat yang harus kehilangan keluarganya.

Tidak lama berselang kembali kejadian bencana alam yang berada di Timur Indonesia yakni Donggala dan Palu Sulawesi Tengah yang terjadi pada 28 September – 2 Oktober 2018. Dengan pada range magnitude terkecil 5 dan terbesar 7 Skala Richter). Berikut ini ulasan lengkap terkait Gempa dan Tsunami yang terjadi di Palu.

Gempa yang terjadi di Palu dan Donggala nyatanya terjadi akibat fenomena tertentu dan berbeda dengan Gempa Lombok. Anda tentu tahu bahwa Indonesia terdiri dari berbagai jenis tanah, area, lahan, dan juga iklim serta cuaca. Maka fenomena atau bencana alam yang terjadi menjadi wajar dan berbeda.

Untuk penyebab Gempa Palu, ada alasan mengapa terjadi pergerakan tanah dan berlangsung bukan hanya sekali namun sampai berhari-hari dengan skala berbeda :

  1. Gempa Palu terjadi akibat area Palu dan Donggala yang berada di antara tiga area lempengan tektonik. Jelas secara ilmu Geografi terletak di area tersebut maka akan sering mengalami pergeseran dan pergerakan tanah, utamanya Palu yang menjadi persimpangan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
  2. Menurut riset Hamilton, terdapat 3 patahan yang bisa jadi penyebab gempa dimana patahan tersebut disebut Patahan Palukoro, Patahan Saddang dan juga Palung. Patahan ini bersifat vertikal dan adanya di area Utara, sedangkan patahan horizontal terletak di area Barat dengan kecepatan lebih besar dibandingkan area Sumatera yaitu 14-17 mm per tahun.
  3. Patahan Palukoro merupakan patahan yang akan selalu aktif, dan juga tidak pernah tidur sampai saat ini. Permasalahannya patahan ini akan selalu bergeser dan tidak diketahui kapan akan menimbulkan geseran kecil ataupun besar.
  4. Terakhir karena adanya Likuifaksi atau pencairan tanah. Likuifaksi merupakan kejadian dimana air masuk kedalam kontur tanah area tersebut dan bersatu menjadi lumpur atau tekstur menjadi cair. Sehingga tanah dan kontur bergeser dan akhirnya menyebabkan longsor sampai Tsunami. Palu dan Donggala memiliki tanah bersifat pasir dan memudahkan air masuk dan menyebabkan Likuifaksi. Hal ini yang menyebabkan Palu dan Donggala mengalami gempa sekaligus bencana tsunami.

Dampak yang paling terlihat atau terasa tentu saja area yang berantakan karena pergeseran aktif dan juga likuifaksi yang terjadi secara bersamaan. Sampai saat ini dampak yang akan dirasakan tentu saja kerugian material dan kehilangan anggota keluarga yang bisa menyisakan trauma atau ketakutan bagi masyarakat Palu dan Donggala. Selain itu, dampak dari bergesernya lempengan mengaktifkan beberapa gunung merapi yang ada bukan hanya di Sulawesi saja bahkan beberapa tempat lainnya. Hal ini masih diwaspadai oleh BMKG.

Selain itu kerugian serta dampak yang akan dirasakan masyarakat adalah “recovery” atau kembali menjadi seperti sedia kala. Setelah mengetahui bahwa area Palu dan Donggala merupakan area yang sudah berkali-kali terkena gempa dan Tsunami pada bertahun-tahun lalu menjelaskan bahwa area tersebut memang tidak bisa ditempati dan hanya bisa ditanam hutan untuk mengikat tekstur tanah agar tidak bergeser.

Terakhir yang harus diperhatikan adalah penanganan atau cara menanggulangi gempa bumi dan Tsunami. Ada beberapa tahapan yang diberikan oleh pemerintah dan bantuan para relawan untuk bisa menanggulangi gempa dan tsunami ini.

  1. Menyiapkan tempat untuk mengungsi

Semua rumah dan barang yang dimiliki oleh korban jelas sudah habis, bahkan anggota keluarga mereka ada yang harus meninggalkan mereka atau bahkan hilang. Penanggulangan pertama tentu menyiapkan tempat untuk pengungsian yang aman dan jauh dari lokasi. Terutama untuk gempa Palu dan Donggala yang masih rawan kembali terjadi, maka harus cepat mengungsi.

  1. Menyalurkan Bantuan

Selanjutnya adalah menyalurkan bantuan untuk bertahan hidup. Jika anda membaca berita mungkin anda tahu bahwa pernah terjadi penjarahan toko karena kekurangan bahan makanan di Palu dan Donggala. Sebenarnya hal tersebut wajar sebagai bentuk pertahanan diri terutama yang memiliki bayi atau anak kecil. Nah untuk anda yang ingin menyalurkan bantuan sudah banyak relawan yang menawarkan jasa mereka.

  1. Memberikan informasi terkini

Informasi sangatlah dibutuhkan, bukan hanya korban saja tapi seluruh warga Indonesia. Dalam hal ini media sangatlah penting peranannya karena dapat membantu menyiarkan berita terkini akan kondisi dari Palu dan Donggala. Sehingga keluarga yang ada di luar Sulteng dapat mengetahui informasi dari mereka.

  1. Trauma healing dan pembangunan

Terakhir penanggulangan yang bisa dilakukan adalah trauma healing dan pembangunan. Gempa Palu dan Donggala merupakan fenomena yang terjadi namun bukan karena sikap atau sebab manusia. Mau tidak mau, manusia hanya bisa kembali hidup normal tentu didampingi dengan konsultasi agar trauma sedikit demi sedikit bisa hilang, khususnya pada anak-anak.

Demikian beberapa penjelasan mengenai tsunami dan gempa yang terjadi di Donggala, Palu. Semoga para korban diberi kekuatan dan senantiasa bersabar atas kejadian ini.