Categories
Astronomi

5 Akibat Rotasi dan Revolusi Bulan bagi Kehidupan di Bumi

Bulan merupakan benda astronomi yang merupakan satelit alami planet Bumi karena Bulan beredar mengitari Bumi sepanjang waktu. Bulan bukanlah sumber energi karena pada saat Bulan bersinar di waktu malam disebabkan karena memantulkan cahaya dari matahari. Jika dilihat dari jaraknya dari Bumi, Bulan memiliki jarak rata-rata sekitar 384.400 km atau 0,00258 kali jarak rata-rata Bumi ke Matahari atau sekitar 149.000.000 km. Sedangkan diameter yang dimiliki Bulan sendiri adalah ¼ diameter Bumi dan volumenya adalah 1/64 volume Bumi, dan memiliki massa sebesar 1/18 massa Bumi. Berdasarkan jaraknya ini seolah-olah ukuran Bulan hampir sama dengan ukuran Matahari, terlebih lagi pada saat terjadi gerhana bulan atau gerhana matahari sempurna.

Sama halnya dengan Bumi, Bulan juga memiliki beberapa karakteristik astronomi yang sama, diantaranya adalah rotasi dan revolusi. Rotasi Bulan adalah berputarnya Bulan pada porosnya. Sudut inklinasi Bulan adalah sekitarsehingga orbit Bulan akan memotong eliptikal atau orbit Bumi di dua titik selama revolusi Bulan. Titik persilangan orbit Bulan dengan orbit Bumi disebut dengan simpul dan garis yang menghubungkan kedua simpul disebut dengan garis simpul.

Pada saat Bulan mengelilingi Bumi sebanyak satu kali, maka bulan juga melakukan perputaran pada porosnya sebanyak satu kali. Sehingga, dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa rotasi bulan sama dengan waktu revolusi bulan. Sedangkan Revolusi Bulan adalah periode atau waktu yang diperlukan oleh Bulan mengitari Bumi. Sekali berevolusi Bulan memerlukan waktu selama 29 hari 12 jam 44 menit dan 3 detik.

Dari pergerakan rotasi dan revolusi Bulan, maka di Bumi dapat dilihat beberapa peristiwa yang dapat diamati dengan mata telanjang. Peristiwa akibat rotasi dan revolusi bulan diantaranya:

1. Terjadinya pasang dan naik air laut

Proses ini menjelaskan saat terjadinya air pasang naik, permukaan air laut akan naik. Sebaliknya jika laut pasang surut, maka permukaan air laut akan menurun. Revolusi Bulan terhadap Bumi mengakibatkan air laut di Bumi yang posisinya menghadap pada Bulan akan tertarik oleh gaya gravitasi Bulan sehingga menimbulkan pasang naik. Sebaliknya, saat air laut di bagian Bumi yang tidak menghadap pada posisi Bulan maka mengalami pasang surut.

2. Perubahan jumlah hari pada setiap bulan di kalender Hijriah

Revolusi Bulan digunakan oleh umat Islam dalam menentukan perhitungan atau permulaan kalender Hijriah atau disebut juga kalender Komariah. Jumlah hari pada kalender Hijriah adalah 30 dan 29 hari. Maka, dalam satu bulan pada kalender Hijriah memiliki lama sekitar 29,5 hari yang hal ini menyebabkan dalam kalender Hijriah ditemukan adanya tahun Kabisat. Berbeda dengan kalender Masehi, kalender Hijriah lebih cepat 11 hari dan menyebabkan beberapa hari besar keagamaan umat Islam setiap tahunnya berubah lebih cepat 11 hari dari tahun sebelumnya pada kalender Masehi.

3. Terjadinya macam-macam fase bulan dan pergerakkannya

Pada saat Bulan melakukan rotasi dan revolusi, maka hal ini juga menunjukkan adanya perubahan penampakan Bulan saat mengelilingi Bumi, yang dinamakan dengan fase Bulan. Ada empat fase Bulan yang terjadi, yaitu:

  • Fase bulan mati, pada fase ini permukaan bulan yang terkena sinar Matahari berada di belakang Bumi, sehingga pada malam hari bulan tidak terlihat di Bumi
  • Fase bulan sabit, pada fase ini bulan baru mulai muncul jika dilihat dari Bumi yang seperti sabit
  • Fase bulan separuh, pada fase ini permukaan Bulan yang memperoleh sinar matahari yang dipantulkan ke Bumi
  • Fase bulan tiga perempat dan bulan penuh, pada fase ini, Bulan terlihat bersinar sempurna saat terlihat dari Bumi, yang dinamakan sebagai bulan purnama.

Setelah mengalami empat fase tersebut, kemudian Bulan akan kembali ke fase awal, selanjutnya seperti tersebut setiap bulannya.

4. Terjadi gerhana Bulan

Pada peristiwa ini, posisi Bulan, Matahari, dan Bumi terletak pada posisi garis lurus atau linear. Posisi Bumi berada diantara posisi Bulan dan Matahari. Gerhana Bulan ini juga dapat dikatakan pada saat Bulan melakukan revolusi yang posisinya berada di belakang Bumi, sehingga sinar matahari yang seharusnya diterima oleh Bulan terhalang oleh Bumi dan yang terjadi adalah Bulan berada pada bayang-bayang Bumi, yang memiliki dua macam bayangan, yaitu umbra dan penumbra.

5. Terjadinya gerhana Matahari

Selain revolusi dan rotasi Bulan menyebabkan gerhana Bulan, dan pada satu kesempatan revolusi dan rotasi Bulan ini juga berperanan penting dalam terjadinya gerhana Matahari. Pada saat terjadi gerhana Matahari, posisi bayangan umbra dan penumbra Bulan berada pada bayangan Matahari atau menutupi laju sinar Matahari. Singkatnya, posisi Bulan berada diantara Bumi dan Matahari. Gerhana Matahari ini sendiri juga memiliki empat jenis yang berdasarkan pada posisi Bulan yang berada ditengah-tengah Bumi dan Matahari, yaitu gerhana Matahari total, gerhana matahari cincin, gerhana matahari sebagian, dan gerhana matahari hibrid.

Penjelasan mengenai rotasi dan revolusi Bulan tersebut di atas sangat mempengaruhi kehidupan yang ada di Planet Bumi. Ada banyak manfaat yang dapat diambil dan dipergunakan dari akibat rotasi dan revolusi Bulan ini. Bagi para akademisi dan peneliti, rotasi dan revolusi Bulan sangat bermanfaat dalam, yaitu:

  • Menentukan pergerakan gravitasi Bulan terhadap Bumi dalam mengetahui dan memprediksikan arus aliran laut beserta pasang surutnya
  • Memperkirakan dan menentukan permulaan Tahun Hijriah bagi umat Islam terlebih lagi sangat bermanfaat saat akan menentukan awal puasa Ramadhan dan datangnya Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha
  • Memprediksikan munculnya gerhana Bulan dan Matahari di beberapa tahun ke depan.

Rotasi dan revolusi Bulan ini juga berperan dalam menjelaskan bagi para siswa yang ingin mengetahui karakteristik dari Bulan sebagai satelit Bumi dan gejala alamiah yang ditimbulkan dari terjadinya rotasi dan revolusi Bulan tersebut bagi kehidupan di permukaan Bumi. Dan, beberapa eksperimen dapat dilakukan untuk menjelaskan rotasi dan revolusi Bulan, seperti halnya rotasi Bumi.

Bulan yang merupakan salah satu planet yang berada di sistem tata surya dan planet-planet memiliki orbitnya sendiri yang dipengaruhi oleh gravitasi atau gaya tarik menarik dengan Bumi sehingga Bulan tetap pada jalur edarnya. Serta, Bulan melakukan peredaran mengelilingi Matahari yang merupakan pusat sistem tata surya.

Beredarnya semua planet, termasuk Bulan, pada orbitnya mungkin secara ilmiah sulit untuk dijelaskan kenapa Bulan mengalami rotasi dan revolusi dengan sendirinya karena hal ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan oleh umat manusia. Satu hal yang dapat dipastikan bahwa penyebab rotasi dan revolusi Bulan adalah karena Bulan memiliki orbit dan sejak terciptanya sistem tata surya semua planet, termasuk Bulan, telah melakukan peredaran pada porosnya dan mengelilingi Matahari.