Perkembangan peradaban manusia yang semakin kompleks dari tahun ke tahun telah menimbulkan dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia itu sendiri. Pembangunan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, serta perubahan perilaku manusia merupakan beberapa bagian yang saling mempengaruhi satu sama lain. Kompleksitas kehidupan tidak hanya dirasakan pada daerah perkotaan saja, akan tetapi sekarang ini wilayah pedesaan juga terdampak oleh hal tersebut.
Salah satu penyebabnya adalah urbanisasi dan arus informasi dan teknologi yang cepat. Sejumlah masalah yang terjadi karena kompleksitas kehidupan ini adalah munculnya penyimpangan-penyimpangan yang terkait dengan masalah sosial dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Sejumlah perilaku penyimpangan sosial dewasa ini terkait dengan masalah norma kesantunan dan kepatutan serta nilai-nilai sosial dalam suatu masyarakat.
Menurut ilmu sosiologi, penyimpangan sosial atau social distortion merupakan semua bentuk perilaku atau tindakan yang tidak sesuai dengan tatanan atau norma-norma sosial yang ada, seperti nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan. Penyimpangan sosial yang terjadi secara terus menerus dalam suatu sistem kemasyarakatan dan tidak adanya kontrol baik dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah akan berakibat pada runtuhnya atau hancurnya sistem tatanan sosial dalam masyarakat.
Lebih lanjut, penyimpangan sosial dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu:
- Penyimpangan sosial yang dilakukan secara terang-terangan atau murni. Semisal, penyimpangan sosial yang dilakukan secara terang-terangan adalah semua kegiatan yang menentang atau melawan hukum, tindakan asusila, penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
- Penyimpangan sosial yang terselubung, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, penyuapan, pemufakatan jahat, dan semua kegiatan melawan hukum yang tidak diketahui oleh khalayak umum.
Munculnya penyimpangan sosial yang terjadi baik di keluarga maupun masyarakat tidak lepas dari pengaruh lingkungan, pola pengasuhan atau pendidikan, tindakan pengawasan, dan penerapan hukuman terhadap pelaku penyimpangan sosial tersebut. Penyebabnya sendiri sangat beragam dari proses sosial yang negatif dalam masyarakat sehingga mempengaruhi pembentukan karakter individu, keluarga yang acuh tak acuh dalam mendidik anak, dampak globalisasi di bidang sosial budaya, pengaruh media cetak dan elektronik, dan penggunaan media sosial.
Dalam sudut pandang kajian budaya, penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga dan masyarakat dapat merujuk pada konsep habitus dan doxa dari Pierre Bourdieu seorang sosiolog Marxist dari Perancis. Menurut Bourdieu, habitus merupakan lingkungan yaitu tempat dimana suatu individu tinggal dan memperoleh pengetahun didalamnya, sedangkan doxa adalah arena dimana seorang individu dapat mengaktualisasikan dirinya melalui serangkaian aktiftas atau perilaku.
Berdasarkan pemaparan di atas, penyimpangan sosial yang terjadi di keluarga dan masyarakat merupakan mata rantai yang tidak dapat terpisahkan. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan antara keadaan keluarga dan pola pengasuhan dan pendidikan didalamnya, pergaulan di lingkungan sekolah, dan aktualisasi diri dan pengaruh masyarakat dimana seorang individu tersebut tinggal. Sehingga untuk mencegah dan menanggulangi perilaku penyimpangan sosial ini ada sejumlah tindakan dan upaya yang dapat dilakukan dari pihak keluarga dan masyarakat. Berikut beberapa upaya pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat:
Pihak Keluarga
- Memberikan contoh atau suri tauladan yang sesuai norma yang berlaku dari pihak orang tua kepada anak-anaknya, misalnya mendampingi dan memberikan penjelasan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk kepada anak-anak pada saat menonton tayangan televisi;
- Membatasi dan mengawasi penggunaan media sosial kepada anak-anaknya;
- Memberlakukan punish and reward dalam pola pengasuhan anak;
- Mengajarkan dan memberikan pelajaran agama yang baik kepada anak-anak;
- Meluangkan waktu dan perhatian kepada anak-anak setiap harinya saat bermain dan mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah
Pihak Masyarakat
- Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan dari pengaruh negatif yang ada, seperti menggalakkan kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) guna menanggulangi penyebarluasan obat-obat terlarang dan tindakan asusila;
- Memperbanyak kegiatan kemasyarakatan yang positif, seperti kerja bakti dan pengajian;
- Mengadakan pertemuan rutin setiap minggunya untuk membahas persoalan yang terjadi dalam masyarakat dan mencari solusinya;
- Memberlakukan peraturan yang bersifat memaksa kepada setiap individu di lingkungan tersebut, seperti pemberlakuan jam belajar dan malam;
- Menetapkan suatu sanksi sosial kepada setiap pelanggar norma sosial yang terjadi dalam masyarakat.
Penyimpangan sosial akan tetap terjadi di masyarakat dan keluarga seiring dengan perkembangan budaya yang terus menerus mengalami perubahan dari masa ke masa. Tantangan yang dihadapi berkaitan dengan penyimpangan sosial juga akan semakin beragam. Sehingga, upaya pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat tersebut harus menjadi budaya dan harus dilakukan setiap waktu guna menangkal efek negatif dari penyimpangan sosial yang terjadi.
Pembangunan masyarakat Indonesia yang sesuai untuk mengurangi berkembangnya penyimpangan sosial adalah pembangunan yang menekankan pada budaya dan karakter individu. Hal ini dapat dilakukan melalui institusi dan Lembaga pendidikan yang ada selain itu pendidikan, sosialisasi, dan pengarahan kepada calon orang tua juga perlu digalakkan dan di tingkatkan di seluruh lapisan masyarakat.
Pemerintah dalam hal ini memiliki kewenangan dan kekuasaan dalam mengatur peri kehidupan di suatu negara hendaknya memberlakukan peraturan dan sanksi yang tegas terhadap semua pelaku penyimpangan sosial tanpa memandang strata dan jabatan dari seorang individu tersebut. Dengan sanksi dan peraturan yang tegas maka penyimpangan sosial dapat ditekan seminim mungkin ke depannya.