Benua Afrika yang memiliki sebutan lain yakni benua hitam ternyata sangat menarik untuk dibahas. Seperti yang kita ketahui, ada banyak negara – negara di Afrika yang tergolong sebagai negara pedalaman sehingga perkembangan di negara tersebut cukup terhambat akibat harus melewati beberapa negara lainnya dalam hal transportasi barang atau jasa. Namun tidak sedikit pula beberapa negara berada tidak jauh dari wilayah perairan atau berada dekat dengan laut uang sangat mudah dijangkau dengan kapal dan sejenisnya. Tidak heran jika negara yang berada dekat dengan wilayah perairan tersebut memiliki peran amat penting bagi negara yang berada jauh dari wilayah laut, terutama dalam hal distribusi barang dan jasa.
Salah satu negara yang ada di Benua Afrika dan dekat dengan wilayah perairan yakni negara Djibouti. Mungkin beberapa dari kita masih asing dengan negara yang satu ini. Meskipun begitu, Djibouti memiliki perang yang amat besar bagi negara yang berada di dekatnya terutama bagi negara Ethiopia. Untuk mengetahui lebih lanjut lagi mengenai negara Djibouti, berikut informasinya.
Gambaran Umum Negara Djibouti
Negara Djibouti termasuk ke dalam wilayah Afrika Timur atau terletak di Teluk Aden yang terkenal sebagai pintu gerbang menuju Laut Merah. Dahulu negara Djibouti dikenal dengan nama Tanah Somalia Prancis atau Afar dan Assa, seiring berjalannya waktu berubah nama menjadi Djibouti. Negara Djibouti berbatasan langsung dengan negara Ethiopia di bagian barat dan selatan, di bagian barat laut dan utara berbatasan dengan negara Eritrea, sedangkan di bagian timur berbatasan langsung dengan Teluk Aden, dan negara Somalia berada di sebelah tenggara.
Negara yang beribu kota Kota Djibouti (sama dengan nama negaranya) secara astronomis berada di 10o – 13o LU dan 41o – 44o BT. Djibouti memiliki nama lain yaitu Jabuuti dalam bahasa Somalia serta Gabuuti pada bahasa Afar mempunyai luas wilayah yang tidak terlalu luas. Luas negara Djibouti hanya sekitar 23.200 km persegi atau jika kita bandingkan hanya setengah dari luas provinsi Jawa Timur. Meskipun kecil, negara ini memiliki peran yang amat penting terutama di bidang perdagangan di benua Afrika.
Dalam hal transaksi, masyarakat Djibouti menggunakan mata uang Franc Djibouti. Di bidang ekonomi, negara ini sangat mengandalkan sektor pelayanan dan jasa. Tidak heran jika negara ini benar – benar memanfaatkan letak geografisnya yang berdekatan dengan Teluk Aden sebagai tempat jalur keluar masuknya kapal – kapal dari dan ke Laut Merah. Tidak hanya itu saja, adanya pelabuhan yang dimiliki oleh Djibouti dimanfaatkan juga oleh negara Ethiopia dalam kegiatan ekspor dan import. Tidak heran jika negara Djibouti pernah berada diurutan ke 177 sebagai negara tercepat untuk tujuan investasi dunia oleh Euromoney Country Risk di tahun 2011.
Sistem Pemerintahan Negara Djibouti
Dalam sistem pemerintahan, negara Djibouti menganut sistem republik semi presidensial dengan kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang presiden dan kepala negaranya yaitu perdana menteri. Dalam sistem republik semi presidensial, kekuasan eksekutif dipegang oleh presiden namun kekuasan penuh berada di tangan kabinet, serta kekuasan legislatif berada di tingkat gubernur. Negara Djibouti sendiri terbagi menjadi beberapa daerah administratif yakni Ali Sabieh (2.200 km2), Arta (1.800 km2), Djibouti (200 km2), Dikhil (7.200 km2), Obock (4.700 km2), dan Tadjourah (7.100 km2).
Penduduk Negara Djibouti
Negara Djibouti termasuk negara yang beragam baik suku dan kebudayaannya. Terdapat dua kelompok suku terbesar di negara ini yaitu suku Somalia dengan jumlah 60% serta suku Afar sekitar 35%. Suku Somalia sendiri ternyata tersusun dari beberapa kelompok kecil, yakni suku Issa (terbesar), suku Gadabuursi dan suku Isaaq. Sedangkan sekitar 5% dari total seluruh suku yang ada di Djibouti berasal dari suku – suku lain seperti Arab Yaman, Ethiopia, serta Eropa (Italia dan Prancis).
Karena keragaman sukunya, tidak heran jika bahasa yang digunakan juga sangat beragam. Bahasa Somalia menjadi bahasa yang paling banyak dituturkan lalu disusul oleh bahasa Afar. Kedua bahasa tersebut menjadi bahasa ibu bagi suku Somalia dan Afar. Akan tetapi untuk bahasa resmi yang digunakan oleh negaa Djibouti terdapat tiga bahasa yaitu Somali, Arab dan Prancis.
Dalam bidang keagamaan, negara Djibouti mayoritas beragama Islam yakni sekitar 94% dari total keseluruhan populasi sedangkan sisanya beragam Kristen (6%). Agama Islam menjadi agama pertama yang masuk ke negara ini melewati Laut Merah. Kemudian di tahun 1900an agama Kristen mulai masuk dan dibawa oleh bangsa Prancis.
Kebudayaan Negara Djibouti
Negara Djibouti termasuk wilayah yang sangat panas dan termasuk ke dalam iklim arid, sehingga sangat mempengaruhi pada jenis pakaian yang dipakai sehari – hari. Untuk pria memiliki pakaian tersendiri yang bernama macawiis yaitu sejenis sarung tradisional yang dililitkan pada pinggang. Sedangkan untuk wanita, mereka menggunakan pakaian yang bernama dirac yaitu mirip seperti dress panjang viole yang ringan dan halus dan biasanya berbahan katun dan polyester. Namun untuk wanita yang sudah menikah biasanya akan mengenakan jilbab yang disebut dengan shash. Mereka juga sering menutup bagian atas dengan sebuah selendang yang dikenal dengan nama garbasaar.
Fakta – Fakta Menarik Negara Djibouti
- Mempunyai Banyak Pelabuhan
Posisi geografis yang mendukung dan sangat strategis, membuat negara ini memiliki banyak pelabuhan berstandar internasional. Sebab negara ini menjadi jalur pelayaran dari dan ke terusan Suez di Laut Merah, serta menjadi pintu gerbang barang – barang impor dari berbagai negara ke benua Afrika terutama di kawasan timur.
- Terdapat Pangkalan Militer Negara Asing
Posisinya yang strategis menjadikan Djibouti ditempatkan sebagai basis militer untuk 7 negara asing seperti Amerika Serikat, Jepang, China, Jerman, Italia, dan Spanyol. Negara – negara tersebut membayar biaya sewa tanah setiap tahunnya kepada Djibouti. Selain itu, adanya pangkalan militer membuat negara Djibouti menjadi lebih amat dan terhindar dari serangan.
- Sangat Panas
Suhu udara di Djibouti terbilang sangat panas, bisa mencapai 29 – 41 derajat celcius di siang hari. Suhu udara tertinggi biasanya terjadi saat musim panas yaitu antara bulan Juni hingga Agustus, tidak heran jika pada musim panas Kota Djibouti akan terasa sepi di siang hari, dan akan ramai oleh aktivitas di luar ruangan saat sore hari. Jika ingin berkunjung sebaiknya datang pada bulan Desember – Januari karena suhu udara tidak terlalu panas.
- Mayoritas Beragama Muslim
Untuk yang beragama muslim tidak perlu khawatir untuk datang ke Djibouti, sebab negara ini sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Islam. Jadi tidak perlu khawatir untuk mencari makanan halal di negara ini. Pemerintah negara Djibouti juga menetapkan hari Jumat sebagai hari libur nasional, hal ini bertujuan agar masyarakat muslim fokus menjalankan ibadah terutama untuk salat Jumat.
Itulah beberapa informasi mengenai negara Djibouti. Meskipun tidak terlalu luas, negara ini memiliki peran yang amat penting bagi perekonomian di Afrika terutama di bidang pelayanan barang dan jasa. Semoga penjelasan di atas dapat bermanfaat.