Tidak hanya Republik Ossetia Utara, Federasi Rusia juga memiliki beberapa negara bagian lainnya, salah satunya yakni Negara Chechnya. Sebelumnya negara ini menjadi satu kesatuan dengan negara Ingushetia membentuk Chechen-Ingush ASSR, sampai akhirnya berpisah di tahun 1991.
Karakteristik Negara Chechnya
Negara Chechnya berada di sekitar 100 km dari Laut Kaspia, beribu kota di Grozny. Secara astronomis, negara Chechnya berada di antara 43o24’ N 45o43’ E dan 43,400o N 45,717oE. Dengan luas wilayah sekitar 17.300 km persegi negara ini berbatasan dengan dikelilingi oleh beberapa negara antara lain:
- Sisi timur laut berbatasan dengan negara Dagestan
- Sisi barat berbatasan dengan negara Ingushetia dan Republik Ossetia Utara
- Sisi barat laut berbatasan dengan negara Stavropol Krai
- Sisi selatan berbatasan dengan negara Georgia (Mtskheta-Mtianeti dan Kakheti)
Iklim keseluruhan negara Chechnya termasuk pada iklim kontinental, meskipun begitu iklim di negara ini cukup beragam di beberapa tempat. Di Grozny, suhu udara rata-rata mencapai 11,2 derajat celcius, meskipun begitu wilayah ini masih dirasa hangat dengan curah hujan mencapai 459 mm per tahun. Bahkan saat memasuki musim kering atau panas sekalipun, hujun masih turun di Grozny.
Penduduk Negara Chechnya
Populasi penduduk negara Chenchnya berkisar 1,2 jiwa berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2010. Sebagian besar penduduk berasal dari etnik Chechens, dan sisanya adalah kelompok etnik minoritas seperti Rusia, Kumyks, Ingush, dan beberapa kelompok kecil lainnya.
Hampir sebagian besar penduduk Chechnya menganut agama Islam, tidak heran jika negara ini cukup ramah bagi wisatawan muslim asing yang sedang mengunjungi negara ini. Penduduk Islam di Chechnya menganut aliran Shafi’i Madhhab dari Sunni. Agama minoritas lainnya yang dianut oleh penduduk Chechnya yakni Rusia Orthodox di mana gerejanya terdapat di Grozny.s
Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi oleh sebagian besar penduduk Chechnya yakni bahasa Rusia dan Bahasa Chechen. Bahasa Chechen sendiri banyak dituturkan oleh penduduk yang tinggal di Pegunungan Kaukasus bagian utara, termasuk suku Ingush dan Batsb.
Ekonomi Negara Chechnya
Ketika perang terjadi, perekonomian Chechnya jatuh. Hal ini disebabkan terjadi gerakan sparatis yang menginginkan pemerintahan baru namun berhasil digagalkan oleh tentara Rusia sehingga menimbulkan perang kedua di Chenchnya pada tahun 1994.
Secara perlahan perekonomian negara Chechnya berhasil pulih sejak tahun 2000-an, bahkan menurut New York Times kerusakan terbesar telah diatasi dengan membangun kembali kota Grozny yang sempat hancur akibat perang.
Keberhasilan Chechnya dalam ekonomi bisa dilihat pada tahun 2006 jumlah pengangguran mencapai 67% dan telah mengalami penurunan menjadi 21,5% di tahun 2014. Bahkan total pendapatan Chechnya di tahun 2017 sekitar 59,2 milyar rubel dengan 48,2 milyar rubel merupakan anggaran yang berasal dari Federasi Rusia.
Kekayaan Alam Negara Chechnya
Perang yang terjadi antara Chechnya dan Rusia salah satunya dipicu dari sumber daya alam yang dimiliki oleh Chechnya. Negara Chechnya mempunyai cadangan minyak mentah dan mampu menghasilkan 4,2 juta ton minyak mentah serta 18 juta ton minyak hasil penyulingan setiap tahunnya.
Tercatat di tahun 2013 saja, sektor yang berasal dari minyak bumi dan gas alam berhasil menyumbang sekitar 28% bagi Rusia, 67% untuk diekspor ke sejumlah negara dan 56% sebagai total pendapatan negara.
Fakta-Fakta Menarik Negara Chechnya
- Meskipun masih menjadi bagian dari Rusia, nuansa Islam sangat terasa di Chenchnya. Tidak heran jika di negara ini banyak dibangun pondok pesantren dan tempat-tempat untuk belajar agama Islam, bahkan terdapat sekolah tahfidz yang tidak dipungut biaya.
- Saat terjadi peperangan pada tahun 1994 karena Chenchnya ingin memisahkan diri dari Uni Soviet, kota Gronzy diluluhlantakan hingga tak bersisa. Tidak heran PBB memberi sebutan sebagai “kota paling hancur di planet ini”.
- Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Chenchnya, pemerintah membangun lereng ski buatan terpanjang di dunia di tahun 2018. Tidak heran jika di tahun 2019 tercatat sekitar 160 ribu pengunjung berhasil mengunjungi tempat wisata tersebut.
- Kementrian Pariwisata Republik Chenchnya menawarkan tempat wisata unik yakni dengan mengunjungi detasemen pasukan khusus Chechnya. Di tempat tersebut pengunjung dapat belajar menggunakan senjata serta peralatan militer lainnya.
- Negara Chenchnya memiliki banyak perempuan cantik. Mereka terlihat seperti perpaduan antara bangsa Arab dan Eropa, mempunyai kulit putih, hidung mancung serta bentuk mata yang bulat dengan iris berwarna coklat.
- Presiden Chechnya, Ramzan Akhmadovich Kadyrov atau yang lebih dikenal dengan nama Ramzan Kadyrov menjadi presiden saat berusia 40 tahun. Presiden Ramzan Kadyrov terkenal dengan gaya kepemimpinan yang tegas terutama dalam memberantas kemaksiatan, mendukung wanita untuk berhijab, dan mewajibkan para pejabat untuk bersolawat.
- Di Chechnya tidak akan ditemukan rokok, minuman keras, ganja dan sejenisnya. Bahkan di hotel dan restoran mewah sekalipun. Hal ini berhubungan dengan tradisi agama Islam serta kesadaran masyarakat Chechnya dalam menjalankan gaya hidup sehat.