Tanah menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi sebagian besar makhluk hidup. Segala bentuk aktivitas dilakukan di atas tanah. Seiring berjalannya waktu, ketersediaan tanah semakin berkurang, hal ini bisa dilihat di daerah perkotaan. Di daerah perkotaan sudah sangat sulit menemukan lahan kosong hanya sekedar untuk menanam tanaman, hal ini disebabkan sebagian besar lahan dimanfaatkan untuk dijadikan area pemukiman atau pembangunan fasilitas guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
Maka tidak heran, jika lahan kosong yang ada di perkotaan sudah menipis, lahan lain seperti hutan bisa berubah fungsi menjadi area pemukiman. Tentunya tindakan tersebut memberikan dampak positif dan negatif pengalihan lahan hutan untuk perumahan. Pengalihan tanah atau lahan sudah tentu akan menghilangkan fungsi dari tanah yaitu sebagai tempat tumbuhnya tanaman (Baca: Fungsi Tanah Bagi Tanaman). Bagi tanaman, tanah menjadi komponen yang sangat penting terutama jika tanah tersebut memiliki tingkat kesuburan ideal.
Tanah subur bukan berarti memiliki kandungan hara dan mineral yang berasal dari bahan organik saja. Tanah subur merupakan tanah yang cocok dan sesuai bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Artinya tanaman masih dapat tumbuh dengan baik meskipun tanpa adanya pupuk sebagai faktor penunjangnya. Mempunyai ketersedian hara yang cukup di dalam tanah menjadi syarat bagi tanah subur.
Ada berbagai macam cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesuburan tanah (Baca: Cara Melestarikan Tanah) , salah satunya bisa dengan menggunakan tanaman. Tidak semua tanaman dapat ditanam guna meningkatkan kesuburan tanah. Hanya tanaman yang berasal dari golongan Leguminose atau berjenis kacang – kacangan saja. Hal ini disebabkan karena tanaman legum dapat menangkap nitrogen yang berada di atmosfer lalu mengubahnya menjadi nitrogen di dalam tanah. Nitrogen dimanfaatkan oleh tanaman untuk pertumbuhan bagian vegetatif (daun, batang dan akar), pembentukan klorofil, lemak, protein hingga senyawa organik lainnya. Pada bagian tanaman legum, terdapat nodul – nodul yaitu gelembung kecil di bagian akar yang merupakan tempat bagi bakteri baik berjenis Rhizobium. Bakteri inilah yang berfungsi menangkap dan mengubah nitrogen. Bakteri Rhizobium yang terdapat pada nodul akar berasal dari karbon hasil fotosintesis. Oleh karena itu, tanaman legum dapat bertahan hidup di daerah yang kekurangan nitrogen sekalipun. Itulah sebabnya, tanaman legum banyak ditanam di perkebunan atau tanaman pertanian sebagai pangganti pupuk agar lahan tidak kehilangan nitrogen di dalam tanah.
Karakteristik Tanaman Legum
Tanaman legum jika dilihat dari cara tumbuhnya dibagi menjadi dua bagian yaitu pohon atau perdu dan merambat (herba). Memiliki bentuk daun seperti kupu – kupu. Termasuk ke dalam tanaman berkeping dua atau dikotil dengan sistem akar tunggang, bercabang dan masuk ke dalam tanah. Tanaman legum dapat tumbuh di berbagai macam kondisi tanah. Berdasarkan bentuknya, tanaman legum terbagi atas:
- Leguminosa pohon: termasuk tanaman berkayu dengan tinggi lebih dari 1,5 meter.
- Leguminosa semak: termasuk tanaman merambat (trilling) dan memanjat (twinning) yang memiliki tinggi kurang dari 1,5 meter.
Jenis Tanaman Legum
- Turi
Bagi beberapa orang sudah tidak asing dengan tanaman ini, karena bunganya yang berwarna putih atau merah keunguan seiring dimanfaatkan sebagai salah satu bahan makanan. Tanaman yang memiliki nama latin Sesbania grandiflora ini termasuk tanaman legum yang dapat tumbuh di lahan tidak subur sekalipun. Tidak jarang, turi bisa juga ditemukan daerah yang banyak genangan airnya. Tanaman ini banyak ditemukan di ketinggian kurang dari 1.500 meter di atas permukaan laut. Turi tumbuh tinggi dengan cabang yang cukup panjang sehingga tidak hanya berfungsi sebagai penyuplai nitrogen pada tanah tetapi juga dapat dijadikan sebagai tanaman pelindung.
- Petai Cina
Tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai penghijau lahan dan juga pencegah erosi. Petai cina memiliki nama lain tergantung dari mana tanaman ini berasal seperti lamtoro, kemlandingan, metir, dan lain sebagainya. Pohon petai cina bisa mempunyai tinggi sekitar 10 – 20 meter dengan cabang rendah, banyak dan bentuk daun majemuk menyirip rangkap. Anak daun berada di tiap sirip 5 – 20 pasang, saling berhadapan, garis memanjang dan runcing di ujung serta miring di bagian pangkal.
- Telang
Tanaman telang yang mempunyai nama latin Clitoria ternatea termasuk tanaman legum herba atau merambat dan bisa ditemukan di pekarangan atau tepi hutan. Memiliki bunga yang berwarna biru sehingga tidak jarang bunga telang banyak dimanfaatkan sebagai sumber pewarna makanan alami. Tidak hanya sebagai tanaman hias saja, telang juga dimanfaatkan sebagai tanaman pengikat nitrogen, maka tidak heran jika tanaman yang tumbuh di sekitar telang dapat tumbuh dengan subur. Namun saat ini, banyak orang membudidayakan tanaman telang untuk dimanfaatkan bunga, karena bunga telang yang dijadikan teh berwarna biru mempunyai banyak manfaat salah satunya dapat menurunkan kolesterol serta lemak darah.
- Alfalfa
Tanaman dengan nama latin Medicago sativa banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti sapi, kambing, domba dan lain sebagainya. Alfalfa juga banyak dimanfaatkan sebagai tanaman rotasi dalam sistem tanaman pangan sebab fungsinya yang dapat dijadikan tanaman pengikat nitrogen, mengontrol gulma tanaman berikutnya, serta memperbaiki struktur tanah. Untuk melakukan budidaya alfalfa, tanah harus pada kondisi keasaman atau pH berkisar 6,3 – 7,5 dan kandungan garam pada tanah tidak terlalu tinggi. Selama tahap pertumbuhannya, alfalfa tidak membutuhkan tanah basah.
- Gamal
Tanaman yang masuk ke dalam legum perdu ini mempunyai ciri – ciri batang berwarna putih kecoklatan, sistem perakaran yang kuat dan memiliki bunga berwarna merah muda terletak di ujung cabang tanpa daun. Tanaman yang mempuyai nama latin Gliricidia sepium banyak dijadikan pagar hidup di sekeliling perkebunan sebab dapat hidup cukup lama. Gamal mudah beradaptasi di lingkungan bertemperatur antara 20o – 30o celcius dan ketinggian tempat 750 – 1.200 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini juga dapat bertahan hidup di daerah kering yang mempunyai curah hujan 75 mm/tahun.
- Kacang Tanah
Kacang tanah tumbuh subur di Indonesia, tidak heran jika banyak bentuk olahan makanan yang berasal dari kacang tanah. Banyak petani padi di Indonesia menanam kacang tanah setelah panen padi. Sebab kacang tanah terbukti dapat menyuburkan tanah sebab dapat bersimbiosis antara bakteri Rizobium yang terdapat di akar untuk menangkap nitrogen di atmosfer. Maka tidak heran jika tanah yang ditanami kacang tanah akan menjadi subur dan menjadikan tanah tersebut siap untuk ditanami oleh tanaman lainnya.
Itulah tadi beberapa contoh tanaman yang dapat menyuburkan tanah secara alami. Semoga dapat bermanfaat untuk kalian.