Categories
Tanah

Tanah Oxisol : Pengertian, Ciri-ciri, Sifat Fisik dan Potensinya

Tanah adalah lapisan bumi terluar atau disebut juga permukaan bumi yang awalnya berasal dari bebatuan kemudian mengalami pelapukan sehingga membentuk partikel-partikel halus atau disebut dengan regolit. Tanah merupakan kombinasi mineral dan bahan organik lainnya yang sangat mendukung kehidupan diatas bumi (Baca:Sifat Fisik Tanah dan Pengertiannya ).

Dalam proses pembentukannya, tanah memiliki bentuk dan karekteristik yang berbeda-beda sesuai dengan gaya-gaya alam yang terjadi. Banyaknya bentuk dan karakterisitik tanah ini menjadikan tanah memiliki nama sesuai dengan klasifikasinya. Sistem klasifikasi tanah yang salah satunya telah dikembangkan oleh Amerika Serikat dikenal dengan nama Soil taxonomy (USDA, 1975). Dalam sistem klasifikasi Soil taxonomy ini digunakan enam kategori yaitu:

  1. Ordo
  2. Subordo
  3. Greatgroup
  4. Subgroup
  5. Family
  6. Seri

Pengertian Tanah Oxisol

Tanah dalam  ordo Oxisol merupakan tanah tua yang telah mengalami pelapukan tingkat lanjut sehingga mineral mudah lapuknya tinggal sedikit. Tanah ini memiliki kandungan liat yang tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation (KTK) nya rendah. Besaran nilai KTKnya untuk tanah oxisol kurang dari 16 me/100g liat. Tanah oxisol ini didominasi oleh mineral-mineral dengan aktivitas yang rendah, seperti kwarsa, kaolin, unsur hara rendah,  mengandung oksida-oksida besi dan oksida Al yang tinggi .

Tanah ini tidak cukup jelas menunjukkan batas-batas horison. Jika dihubungkan dnegan sistem klasifikasi lama, tanah ini termasuk tanah Latosol, Lateritik, atau Podzoik Merah Kuning. Tanah oxisol mengalami perkembangan di daerah tropis dan sub tropis dengan lingkungan yang memiliki suhu dan surah hujan tinggi (Baca: Pengertian, ciri-ciri, dan daerah sebaran iklim tropis ). Tanah oxisol meliputi sekitar 8% dari daratan dunia sedangkan di Indonesia, tanah ini banyak ditemukan di Sumatera, Sulawesi, Kalimanatan, dan Papua.

Ciri-ciri Tanah Oxisol

Tanah oxisol memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Tanah berwarna merah hingga kuning. Kondisi ini menyebabkan tanah oxsisol sering disebut tanah merah (Baca:Tanah podsolit merah kuning: Pengertian, Karakterisitk dan Persebarannya ).
  2. Tanah latosol yang memiliki sifat cepat mengeras bila berada di udara terbuka, Sering disebut juga sebagai tanah laterit.
  3. Memiliki konsistensi gembur dengan stabilitas agregat yang kuat
  4. Kandungan mineral dan unsur hara rendah karena mengalami pencucian dan pelapukan lanjut.
  5. Terjadi penumpukan relative seskwioksida di dalam tanah akibat dari pencucian silikat.
  6. Umumnya memiliki epipedon kambrik dan horison kambik dengan kejenuhan basa kurang dari 50%
  7. Kadar liat dalam tanah lebih dari 60% sehingga berbentuk gumpal, gembur, dan warna tanah seragam dengan batas-batas horison yang kabur. (Baca: Tanah Liat, Proses, Ciri-ciri da Jenisnya)

Sifat Fisik Tanah Oxisol

Pada umumnya tanah oxisol tidak memiliki sifat fisik pembatas pada pertumbuhan tanaman. Tanah ini telah mengalami perkembangan lanjut sehingga memiliki tektur liat. Karena partikelnya yang liat, tanah ini membentuk agregat mikro yang sangat kuat sehingga sifat fisiknya menyerupai pasir. Kandungan besi berfungsi sebagai pengikat dan perekat partikel tanah sehingga tidak mudah hancur oleh erosi atau tetesan air hujan yang mengenai permukaan tanah. (Baca: Erosi Tanah, Proses, jenis, dan Dampaknya)

Pembentukan Tanah Oxisol

Tanah oxisol merupakan tanah yang memiliki ciri hirison oksik yang tebal. Proses pelapukan yang terjadi dalam waktu kurun waktu yang panjang mengakibatkan pelindian basa dan silika, pelonggokan nisbi sesquioksida (oksida besi dan Alumunium) dan pembentukan lempung kaolinit. Proses pembentukkan pada oxisol yang utama adalah proses desilikasi dan konsentrasi besi bebas dan kadang-kadang gibsit. Hal ini kemudian mempengaruhi jenis mineral mudah lapuk yang didalamnya termasuk mineral liat.

Permasalahan Tanah Oxisol

Tanah oxixol merupakan tanah yang penting dalam pertanian tetapi sangat miskin dengan unsur kimiawinya juga unsur haranya rendah (Baca: Ciri-ciri Tanah Subur dan Tidak Subur). Hal ini karena kuatnya kahat basa Ca, Mg, dan P. Penyebab lainya juga karena rendahnya kapasitas pertukaran kation. Oleh karena itu tanah ini membutuhkan gamping untuk pengapuran dan beberapa unsur lain untuk pemupukan seperti Zn dan S.

Potensi Tanah Oxisol

Tanah oxisol biasanya tidak dipergunakan dalam pertanian jika tanah dari ordo lain masih tersedia dan memenuhi kebutuhan. Jika dilihat dari tingkat kesuburan, tanah oxisol memiliki tingkat kesuburan yang rendah dan mengalami pelapukan lanjut di daerah-daerah yang kering. Meskipun tanah oxisol memiliki tingkat kesuburan yang rendah, tanah ini jumahnya cukup banyak sehingga dapat dijadikan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam budang pertanian.

Tanah oxisol dapat dimanfaatkan untuk ladang pertanian sub sistem, perkebunan yang intensif seperti perkebunan kopi, tebu pisang dan sebagainya. Tanah ini juga dapat dimanfaatkan untuk penggembalaan dengan intensitas rendah. Agar potensi dari tanah oxisol ini dapat dimanfaatkan dengan baik, tentu saja tanah ini masih perlu perbaikan dan pengelolaan yang baik. Dengan perbaikan dan pengelolaan yang baik tanah ini dapat dimanfaatkan secara optimal.

Perbaikan Tanah Oxisol

Salah satu uaya yang dapat dilakukan untuk perbaikan tanah oxisol adalah dengan menambahkan bahan organik baik yang masih segar ataupun yang sudah dikomposkan. Kematangan dari bahan organik yang digunakan akan sangat menentukan karena apabila bahan organik belum terdekomposisi dengan baik dan sempurna atau dengan kata lain komposnya masih terlalu muda dapat menyebabkan fitoktositas terhadap tenaman dan akan mempengaruhi lingkungan yang ada. Diperlukan ekstrak bahan humat dari kompos sehingga bahan yang aktif dapat cepat bereaksi di dalam tanah. Bahan humat ini (asam humat dan fulfat) adalah hasil akhir dari dekomposisi bahan organik dan paling aktif.

Beberapa prinsip dalam pengolahan dan pemanfaatan tanah oxisol adalah sebagai berikut:

  1. Kondisi permukaan tanah harus tertutup oleh tanaman penutup tanah karen jika tanah dalam keadaan gundul akan menyebabkan erosi. ( Baca: Cara Mencegah Erosi Tanah)
  2. Jika tanah digunakan untuk tanaman tanam seperti tebu, pengolahan tanah tidak hanya dilakukan dengan pengapuran dan pemupukan an organik tetapi juga dibutuhkan bahan organik yang cukup besar. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan tanaman dapat optimal.
  3. Potensi untuk komoditi perkebunan dengan tetap mempertahankan adanya cover crop dan bahan organik akan berfungsi untuk mempertahankan kelembabab tanah dan meningkatkan retensi terhadap air. Jenis tanaman perkebunan merupakan tanaman memiliki sistem akar yang dalam sehingga banyak unsur hara yang diambil dari bawah lapisan profil.
  4. Tanah oxisol yang berada pada daerah yang agak tinggi dapat dijadikan sebagai hutan. Hal ini berfungsi untuk meningkatkan konservasi air. Air cadangan yang dihasilkan dari hutan tersebut akan dapat digunakan bagi daerah-daerah dibawahnya. (Baca: Cara Menjaga Kelestarian Air)