Categories
Tanah

9 Ciri-ciri Tanah Humus dan Pemanfaatannya

tanah humusTanah humus merupakan tanah yang sangat subur sehingga banyak digunakan untuk menanam. Tanah humus berasal dari ranting, daun, dan bagian tumbuhan yang membusuk dan akhirnya lapuk membentuk tanah subur pada lapisan atmosfer. Zat-zat yang terdapat di dalam tanah humus dan memiliki banyak manfaat untuk tanaman, antara lain : fenol, alifatik hidroksia, serta asam karboksilat.

Ada pula yang disebut tanah humus tanah yaitu sejenis tanah yang terbentuk dari proses pembusukan bahan-bahan organik dalam jangka waktu tertentu. Tanah ini biasanya mengandung kotoran hewan dan juga sisa-sisa tumbuhan. Bahan organik tersebut selanjutnya terurai dan membentuk partikel-partikel kecil dari humus tanah yang memiliki muatan negatif. Partikel yang mempunyai muatan negatif tadi ternyata dapat menyerap nutrisi yang memiliki muatan postif, sebagai contoh adalah magnesium dan kalsium. Kedua kandungan tersebut dapat membuat tanah jadi makin subur. (Baca : ciri ciri tanah subur dan tidak subur)

Karakteristik tanah humus

Tanah humus tanah memiliki ciri-ciri warna gelap (antara cokelat tua sampai warna hitam) dan tampak terdapat bintik berwarna putih dalam tanah itu. Proses terbentuknya tanah humus tanah disebut dengan proses humifikasi. Humifikasi dapat terjadi dengan sendirinya, secara alamiah yaitu dengan cara pengomposan. Contoh proses humifikasi adalah apabila kita mencampurkan bagian tanaman busuk ke tanah untuk menambah kesuburan tanah, mencampur kotoran hewan dengan tanah.

Berikut adalah ciri- ciri tanah humus :

  1. Lapisan tanah berwarna gelap
  2. Daya serap tinggi, baik bagi pertumbuhan tanaman
  3. Terbentuk dari bagian tumbuhan (daun, ranting) yang membusuk dan lapuk
  4. Banyak dijumpai di wilayah pembagian musim yang beriklim tropis
  5. Sangat subur
  6. Terdapat di lapisan tanah yang teratas
  7. Tanahnya gembur
  8. Mampu menambah atau meningkatkan kandungan unsur hara (Mg, Ca, K)
  9. Sumber energi dari jasad mikro.

Manfaat Tanah Humus

  1. Makanan yang baik bagi tumbuh-tumbuhan
  2. Struktur tanah terjaga
  3. Mengikat toksik ke air dan juga tanah
  4. Menambah kandungan air tanah
  5. Membentengi tanah supaya tidak tergerus
  6. Aerasi tanah meningkat
  7. Pengganti pupuk sintesis

Pemanfaatan Tanah Humus

Banyak daerah di Indonesia yang tanahnya gersang atau kurang subur. Jenis tanahnya adalah tanal ultisol yang mempunyai kandungan unsure hara rendah. Guna meningkatkan kesuburan tanah tersebut dapat memakai humus sebanagi pupuk organik. Pupuk organik ini pun sangat berguna untuk membat lahan pertanian semakin subur dan menambah hasil panen (meningkatkan berbagai prosuksi pertanian).

Berikut adalah penjelasan mengenai pemanfaatan humus tanah :

1. Membuat Pupuk Organik  Humus Tanah Sendiri

Tanah humus yang memiliki banyak unsur hara sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Banyak orang memilih membuat pupuk organik atau kompos sendiri agar tanah yang akan mereka tanami bermacam jenis tanaman tambah subur. Bagaimana, sih, caranya membuat pupuk organik sendiri? Ayo kita mulai dengan mempersiapkan bahan-bahannya. Bahan pembuatan pupuk cukup mudah didapat dari lingkungan sekitar kita. Bermacam limbah, mulai dari limbah pertanian, limbah dari industri makanan, agro industri (serpihan dan kepingan kayu, serbuk gergajian), limbah rumah tangga, sampai dengan limbah peternakan bisa dimanfaatkan. Pembuatan pupuk organik sendiri tidak hanya memiliki manfaat yang besar dalam menyuburkan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman, akan tetapi juga dapat membantu mengurangi masalah penumpukan sampah di lingkungan sekitar (sampahnya telah diubah menjadi pupuk orgnik).

Tanah yang telah dicampur dengan sisa-sisa tumbuhan yang membusuk dan kotoran hewan, mempunyai kemampuan untuk mengikat mineral bersama dengan agregat. Agregat ini berfungsi untuk meningkatkan struktur tanah itu sendiri dan menambah kesuburan. Memang banyak yang menjual pupuk organik atau tanah humus tanah ini, jadi kita juga dapat membelinya jika tidak ada waktu luang untuk membuatnya.

Dalam pembuatan pupuk organik, setelah semua bahan dicampurkan (tanah, sisa-sisa tumbuhan, limbah, kotoran hewan) selanjutnya didiamkan dalam jangka waktu tertentu sampai kita melihat ada bintik-bintik putih kecil dalam tanah ini. Jika bintik putih sudah tampak, berarti pupuk kita telah siap untuk dipakai. Selama didiamkan, kita perlu mengecek kadar air tanahnya, jangan sampai kering.

2. Cara Kerja Pengomposan

Pengomposan yang terjadi secara alami, di mana terdapat bahan organik dan kondisi lingkungan yang menguntungkan. Di hutan, dedaunan yang gugur, jatuh ke tanah, dan lama-kelamaan membusuk. Proses pembusukan (dekomposisi) dilakukan oleh mikroorganisme sehingga membuat tanah menjadi subur dan tidak menjadi penyebab tanah tandus. Proses ini dinamakan dengan mulsa. Proses dekompoisisi yang dilakukan pada suatu lingkungan terkendali dinamakan dengan kompos. Peranan penting mikroba berupa bakteri dan jamur di sini adalah mengubah bahan organik serta pembentuk nutrisi. Agar mikroba tetap aktif dalam proses pengomposan, diperlukan sirkulasi udara tetap baik, suhu maksimal (155 o F) dengan kadar air sebanyak 45 persen, karbon untuk rasio nitrogen (30:1 dalam berat kering).

3. Proses Terbentuknya Tanah dan Komposisinya

  • Tanah dapat terbentuk karena adanya endapan debu atau pasir.
  • Terbentuknya tanah dari batu-batuan yang permukaannya banyak tumbuh tanaman lumut (perintis).
  • Lapuknya bebatuan atau tanaman yang membusuk karena berbagai faktor seperti faktor kimia, matahari, air, angin, dan lainnya, bisa juga memicu terbentuknya tanah.

Komposisi tanah antara lain :

  • Bagian atas tanah yang merupakan tanah humus dengan sifat sangat subur
  • Tanah yang halus dan mudah terbawa angin karena ringannya, kita kenal dengan debu
  • Pengikisan kerikil akan membentuk tanah pasir
  • Komposisi antara semen alam dan debu akan menghasilkan tanah liat
  • Batu-batu kecil yang biasa kita kenal dengan kerikil

4. Jenis dan Ciri-ciri Tanah

Selain tanah humus, ada beberapa jenis jenis tanah lainnya yang mungkin kita belum tahu.

a. Tanah pasir – Ciri-cirinya : humusnya sedikit, baik untuk bangunan, tidak bagus untuk lahan pertanian, banyak kerikilnya.

b. Tanah liat – Ciri-cirinya : tanahnya seperti mengandung lilin jadi susah untuk masuknya air dan sudah jelas tidak subur, tidak cocok untuk menanam, banyak dipakai membuat gerabah dan aneka kerajinan karena sifat tanahnya mudah dibentuk dan tak gampang pecah-pecah.

c. Tanah kapur – Ciri-cirinya : Pohon jati sangat bagus tumbuh di daerah dengan tanah kapur, kurang subur, gampang masuk air, tanah yang pembentukannya karena batuan kapur yang lapuk.

d. Tanah endapan (aluvial) – Ciri-cirinya : tanah aluvial ini mempunyai warna yang cenderung gelap dan subur, sehingga cocok untuk tanam menanam, pembentukan tanah karena lumpur dari sungai yang akhirnya mengendap di wilayah dataran rendah.

e. Tanah vulkanik – Ciri-cirinya : kandungan unsur haranya tinggi sehingga baik dipakai untuk lahan pertanian, terbentuknya dari pelapukan materi letusan gunung berapi, dan biasanya tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung api.

f. Tanah laterit – Ciri-cirinya : tanah ini biasa berada pada lapisan bawah dan tak subur, dengan warna kemerahan, miskin kandungan humus bahkan tak ada. Dan tak cocok untuk bertanam.

g. Tanah podzolik – Ciri-cirinya : kuarsa yang terdapat dalam tanah podzolik mempengaruhi warna tanah yang kecokelatan, banyak dijumpai di pegunungan yang suhunya rendah dan memiliki curah hujan dengan intensitas tinggi, kurang subur, kandungan mineral tanah banyak hilang akibat terbawa oleh air hujan. (baca : manfaat curah hujan yang tinggi).