Hampir sebagian besar dari kita tentu sudah tidak asing dengan angin. Angin merupakan suatu aliran udara yang bergerak. Kita tidak dapat melihat bentuknya, namun kita masih dapat merasakanya.
Bahkan angin sudah banyak dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik yang dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Selama ini kita melihat angin selalu bergerak, dan pergerakannya tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya yakni rotasi Bumi.
Adanya rotasi bumi menyebabkan udara juga mengalami pergerakan. Selain itu udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Pada dasarnya prinsip udara yakni bergerak dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah.
Tidak hanya itu saja, pergerakan udara juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Untuk daerah yang memiliki suhu tinggi sudah tentu tekanannya rendah, dan sebaliknya pada daerah yang mempunyai suhu rendah akibat kurang memperoleh sinar matahari maka tekanan udara menjadi tinggi.
Ada kalanya angin yang berhembus dapat menjadi sebuah bencana alam hingga menyebabkan kerusakan dan korban jiwa. Banyak yang berpendapat jika penyebab terjadinya angin kencang yakni adanya pengaruh anomali atau penyimpangan cuaca, padahal hal tersebut tidaklah benar.
1. Faktor Topografis dan Orografis
Salah satu penyebab terjadinya angin kencang disebabkan oleh faktor topografis dan orogafis suatu wilayah, yakni pergerakan angin dari daerah pegunungan atau gunung ke daratan rendah.
2. Angin Monsun
Untuk wilayah Indonesia penyebab angin kencang dapat disebabkan karena adanya angin monsun Australia yang berada di Laut Jawa dan Samudera Hindia. Iklim kering dan musim hujan yang datang telambat menjadi penyebab masih aktifnya angin monsun Australia di sekitar pulau Jawa hingga Nusa Tenggara.
3. Adanya Kulminasi
Kulminasi dapat menjadi penyebab terjadinya angin kencang. Kulminasi merupakan pergerakan semu matahari yang terjadi secara tegak lurus dengan permukaan bumi.
Kulminasi berdampak pada kondisi suhu udara suatu wilayah menjadi tinggi. Perlu diingat semakin tinggi suhu udara maka tekanan udara akan semakin rendah. Oleh karena itu terjadilah aliran udara menuju wilayah yang memiliki suhu tinggi tersebut.
4. Cuaca Lokal
Cuaca lokal yang dimaksud adalah cuaca yang berada di kawasan pegunungan yang sering mengalami perubahan kecepatan angin. Kecepatan angin akan semakin kuat saat berada di lapisan troposfer atau sekitar 10 km di atas permukaan bumi.
Adanya angin gunung (angin katabatik) dan angin lembah (angin anabatik) juga bisa berubah menjadi angin kencang apabila terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara yang besar. Kontur daratan yang berbukit juga dapat menjadi pemicu kecepatan angin.
Perbedaan suhu udara yang besar antar yang berada di dataran tinggi dengan dataran lebih rendah juga menjadi penyebab terjadinya angin kencang. Tidak heran jika dataran rendah yang memiliki suhu udara lebih tinggi dibandingkan dengan dataran tinggi sering mengalami angin kencang.
5. Kebakaran Hutan
Adanya kebakaran hutan pada suatu wilayah dapat menjadi pemicu meningkatnya suhu udara. Semakin lama kebakaran hutan yang terjadi dapat menurunkan tekanan udara permukaan sehingga angin dapat mengalir ke wilayah yang sedang terjadi kebakaran hutan.
6. Awan Cumola nimbus
Adanya awan cumola nimbus yang berada di suatu wilayah dapat menjadi penyebab timbulnya angin kencang secara tiba-tiba namun berdurasi singkat. Awan cumola nimbus yang berukuran sangat besar dapat menghasilkan arus udara yang naik ke awan maupun turun dari awan menuju ke permukaan bumi.
Angin yang naik ataupun turun ke permukaan bumi inilah biasanya berarus kuat, sehingga sering menjadi penyebab terjadinya bencana angin kencang di suatu wilayah. Dan biasanya awan cumola nimbus terbentuk saat musim pancaroba atau peralihan.