Ketika membaca artikel geografi sering kali kita menemukan istilah eksplosif. Apa yang sebenarnya maksud dari istilah tersebut? Pengertian eksplosif adalah mudah meledak atau mudah meletus. Dalam ilmu geografi istilah tersebut berhubungan dengan aktivitas vulkanisme (baca : Pengertian Vulkasnisme). Lebih spesifik lagi, eksplosif berhubungan erat dengan erupsi gunung berapi (baca : Pengertian Erupsi) sehingga istilah eksplosif dapat diartikan sebagai letusan gunung yang sangat kuat.
Dalam pembahasan erupsi, ada yang disebut dengan erupsi eksplosif dan efusif. Erupsi eksplosif merupakan salah satu jenis erupsi yang terjadi pada gunung berapi, dimana magma yang menerobos celah- celah kerak bumi mendapat tekanan yang begitu kuat sehingga magma tersebut keluar dengan cara meledak atau meletus (baca : Penyebab Gunung Meletus). Peristiwa meledak atau eksplosif tersebut disebabkan karena gunung berapi memiliki dapur magma cukup dalam, magmanya memiliki sifat keasaman tinggi dan terdapat kandungan gas yang cukup besar.
Penyebab Erupsi Eksplosif
Erupsi eksplosif disebabkan oleh tiga faktor yaitu
- Keadaan magma yang encer.
- Tekanan gas yang sangat tinggi.
- Lokasi dapur magma yang sangat dalam.
Semakin tinggi tekanan gas, keenceran magma dan kedalaman dapur magma maka akan semakin besar ledakan yang terjadi. Ketiga penyebab erupsi eksplosif tersebut menjadi dasar pengelompokkan tipe letusan gunung berapi. Diantara tipe gunung dengan letusan yang kuat yaitu tipe perret, tipe pelee dan tipe vulkano kuat. Tipe perret merupakan tipe letusan gunung api yang paling kuat diantara yang lain.
Tipe ini sangat eksplosif sehingga material vulkanik dapat terlontar setinggi 80 meter ke lapisan atmosfer. Penyebabnya tentu saja tekanan gas yang sangat tinggi dan dapur magma yang sangat dalam. Gunung api yang pernah meletus dengan tipe perret Gunung Vesuvius di Italia dan adalah Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883.
Proses Terjadinya Erupsi Eksplosif
Sebelum membahas tentang proses terjadinya ledakan, perlu diketahui apa saja karakteristik dari erupsi eksplosif. Diantara karakteristik dari erupsi eksplosif adalah kandungan silika pada magma sangat tinggi, kadar gas dalam magma sangat banyak, batholit berada jauh di dalam perut bumi dan ledakan yang terjadi sangat besar. Bagaimana ledakan atau erupsi eksplosif tersebut terjadi? Erupsi eksplosif berkaitan dengan proses ekstrusi magma. Ekstruksi magma adalah proses keluarnya magma menuju permukaan bumi (baca : Perbedaan Intrusi dan Ekstrusi Magma). Ekstruksi magma ini akan menghasilkan batuan beku ekstrusif. Berikut adalah urutan proses terjadinya erupsi eksplosif.
- Magma yang berada di dalam perut bumi mendapat terdorong menuju ke permukaan bumi karena adanya tekanan gas.
- Kandungan silika yang tinggi membuat gelembung gas di dalam magma tertahan dan tidak bisa berkembang.
- Ketika magma hampir sampai permukaan dari lapisan kulit bumi, gelembung gas yang tertahan di dalam magma tidak bisa terbendung lagi karena mendapat tekanan yang semakin tinggi.
- Tekanan tinggi yang terjadi terus menerus selanjutnya menimbulkan ledakan atau letusan.
Baca juga : Proses Terjadinya Magma
Material Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi yang sangat besar dapat membentuk kawah yang besar pula. Selain membentuk kawah, letusan gunung berapi juga menghasilkan material letusan berupa gas vulkanik, lahar, lava, awan panas dan abu vulkanik (baca : Dampak Vulkanisme).
Dalam proses terjadinya erupsi eksplosif, material yang terlontar karena dahsyatnya letusan dapat mencapai kecepatan 400 hingga 600 m/s2. Kecepatan lontaran tersebut dipengaruhi oleh banyaknya gas yang terkandung dalam magma. Berikut ini adalah penjelasan dari masing- masing material hasil letusan gunung api.
- Gas vulkanik
Gas vulkanik merupakan beberapa jenis gas yang menerobos keluar bersama magma saat terjadi letusan gunung berapi (baca : Ciri Ciri Gunung Api akan Meletus). Beberapa jenis gas tersebut adalah gas karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen, hidrogen sulfida dan sulfur dioksida. Jika gas- gas tersebut terhirup oleh makhluk hidup dalam intensitas yang tinggi maka akan membahayakan kesehatan manusia, bahkan dapat mengakibatkan kematian pada makhluk hidup lain.
- Abu vulkanik
Abu vulkanik merupakan debu yang sangat kecil yang keluar bersamaan dengan meletusnya gunung berapi. Debu tersebut akan terbang terbawa angin hingga radius puluhan bahkan ratusan kilometer. Karena hal tersebut, daerah yang jauh dari lereng gunung juga akan mendapat dampak abu vulkanik.
Beberapa dampak abu vulkanik yang paling terlihat adalah jalanan dan pemukiman terlihat kotor karena tertutup abu. Tanaman juga akan mati jika terkena abu vulkanik. Dampak lainnya yaitu sumber air menjadi tercemar, jarak pandang menjadi berkurang dan juga menyebabkan masalah kesehatan terutama mata dan pernapasan.
- Lahar
Ketika terjadi letusan, maka gunung api akan mengeluarkan material berupa bongkahan batu, kerikil maupun pasir. Material- material tersebut akan mengalir ke lereng. Hak itu lah yang disebut dengan lahar. Diantara jenis lahar yaitu lahar hujan dan lahar letusan.
Disebut dengan lahar hujan jika material letusan bercampur dengan hujan yang turun saat gunung meletus. Karena tercampur dengan air hujan, suhu material letusan menjadi lebih rendah sehingga lahar hujan disebut juga lahar dingin. Lahar ini lah yang dapat menyebabkan banjir bandang. Sementara itu, lahar letusan terjadi jika material tercampur dengan air danau yang berada di sekitar kawah gunung.
- Lava
Definisi singkat dari lava adalah magma yang telah sampai di permukaan bumi (baca : Pengertian Magma). Lava ini berbentuk cair dan memiliki suhu yang sangat tinggi. Tekstur cairan lava berbeda- beda. Ada yang encer, ada juga yang kental. Hal tersebut tergantung pada mineral yang terkandung di dalamnya. Lava yang bertekstur encer dapat mengalir jauh melalui sungai di sekitar gunung api.
Sementara lava bertekstur kental tidak akan jauh dari kubah lava. Lava dapat mengalami proses kristalisasi sehingga dapat membentuk batuan beku (baca : Batuan Beku Luar). Proses kristalisasi lava tersebut merupakan akibat dari rendahnya suhu di permukaan bumi dari pada suhu di dalam perut atau kerak bumi.
- Awan panas
Awan panas yang paling terkenal di Jawa adalah awan panas Gunung Merapi yang disebut dengan nama wedus gembel. Penamaan tersebut sesuai dengan bentuk awan yang bergelombang seperti bulu domba. Awan panas sebenarnya adalah material piroklastik yang terbentuk akibat fregmentasi liquid saat erupsi eksplosif berlangsung.