Categories
Tanah

7 Ciri-ciri Tanah Vulkanik

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki jajaran gunung berapi yang sangat banyak. Gunung berapi ini sebagian sudah tidak aktif (baca: gunung berapi yang tidak aktif di Indonesia) dan sebagian lagi masih aktif sampai sekarang, sebut saja Gunung Merapi di wilayah Propinsi D.I. Yogyakarta, Gunung Sinabung di Propinsi Sumatera Utara, Gunung Semeru dan Bromo di Propinsi Jawa Timur, Gunung Soputan di Propinsi Sulawesi, dan masih banyak yang lain lagi (baca: gunung meletus). Sehingga, Indonesia termasuk dalam kawasan The Ring of Fire, atau Cincin Api. Gunung berapi ini selain memberikan dampak negatif saat terjadinya letusan yang menyebabkan hujan abu dan pasir, aliran lahar dan awan panas, dan kerugian material dan korban jiwa, ada juga sejumlah dampak positif dengan adanya gunung berapi itu sendiri. Beberapa diantaranya adalah lapisan tanah gunung berapi merupakan lapisan tanah yang sangat subur untuk digunakan dalam bidang pertanian dan perkebunan, material pasir dan bebatuannya juga sangat berguna untuk kegiatan pembangunan dan hal lainnya.

Dalam pembahasan kali ini akan menjelaskan mengenai ciri-ciri tanah vulkanik yang dapat digunakan untuk menunjang kehidupan manusia. Secara garis besar, pengertian dari tanah vulkanik adalah tanah yang berasal dari letusan gunung berapi. Tanah vulkanik ini merupakan salah satu bahan material yang ada di gunung berapi selain pasir, lahar, dan debu vulkanik. Serta, tanah vulkanik ini berasal juga dari bahan gas seperti awan panas yang membeku dan bercampur dengan bahan lainnya menjadi tanah vulkanik. Dari beberapa bahan padatan dan gas ini, tanah vulkanik kemudian dapat diartikan sebagai tanah yang berasal dari proses pelapukan kimiawi dari sejumlah batuan hasil letusan gunung berapi yang membeku, disebut dengan efusit dan abu vulkanis yang disebut dengan eflata.

Proses terjadinya tanah vulkanis berlangsung selama beberapa tahun karena pembentukan tanah vulkanis ini sendiri berkaitan dengan proses terjadinya erupsi gunung berapi yang dapatterjadi sewaktu-waktu. Secara umum, pembentukan tanah vulkanik dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada saaat erupsi gunung berapi, material muntahan dari erupsi tersebut keluar dari dapur magma gunung berapi ke atmosfer bumi. Material tersebut memiliki suhu yang sangat amat panas sekali. Sejumlah material padatan dan gas bercampur menjadi satu dan menyembur keluar. Setelah beberapa hari material pasir, lava, kerikil dan batu, serta abu vulkanis tersebut mengalami pendinginan yang berasal dari guyuran air hujan yang terjadi secara terus menerus. Maka, akibat dari pendinginan secara terus menerus ini sejumlah material padatan tersebut menjadi dingin dan berfungsi sebagai pembentuk unsur tanah vulkanis. Selain itu, bahan padatan yang berupa batuan yang keras juga berperan dalam pembentukan tanah vulkanis, namun prosesnya sangat lama dan memakan waktu hingga bertahun-tahun. Bahan padatan vulkanik berupa batuan berapi ini harus mengalami proses pelapukan kimiawi terlebih dahulu sebelum menjadi tanah vulkanis.

Berdasarkan dari karakteristik tanahnya, tanah vulkanik dapat dibedakan menjadi dua macam. Perbedaan ini terletak dari sifat dan fungsi tanah vulkanis itu sendiri. Dua tipe tanah vulkanis tersebut adalah sebagai berikut:

  • Tipe Regosol

Tanah vulkanik tipe regosol adalah tanah yang memiliki butiran kasar dan berasal dari erupsi gunung berapi dan mengalami proses pengendapan sehingga dapat dikatakan juga bahwa tanah vulkanis tipe ini disebut juga dengan tanah regosol. Selain itu, tanah vulkanis tipe ini memiliki warna abu-abu hingga kuning dan bertekstur kasar dan sedikit mengandung bahan organik. Persebarannya terletak di lapisan atas pada tanah vulkanik.

Menurut Rachim dan Suwardi (1999), karakteristik dari tanah regosol adalah sebagai berikut tanah ini merupakan jenis tanah entisol, mengandung sejumlah material yang masih baru, memiliki tekstur tanah yang kasar dan berbutir, tanahnya bersifat gembur dan mudah terurai, memiliki pH tanah sebesar 6-7, cenderung berubah menjadi tanah padas dengan sistem drainase yang tidak baik, belum membentuk agregat tanah, sensitif terhadap erosi, memiliki kandungan Nitrogen yang rendah, mengandung unsur P dan K yang sangat besar.

  • Tipe Latosol

Tanah vulkanis tipe latosol adalah tanah vulkanik yang memiliki kadar keasaman yang rendah dan mengandung bahan organik yang mencukupi. Tekstur tanahnya berwarna merah hingga kuning yang mengindikasikan tingkat pH asam yang rendah. Tipe ini merupakan jenis kelompok tanah yang telah mengalami proses pelapukan dan pengendapan yang didalamnya terjadi proses pengumpulan seskuioksida dan silika. Maka, tanah vulkanis tipe ini juga disebut sebagai tanah latosol.

Dilihat dari struktur dan karakteristik tanahnya, tanah latosol terdiri dari lapisan lempung hingga tanah liat, adanya perbedaan horison antara lempung dan liat yangtidak begitu jelas, memiliki struktur butiran atau granular hingga bergumpal dan mudah hancur, bersifat gembur, memiliki sistem drainase yang baik dengan tingkat permeabilitas yang tinggi, memiliki stabilitas agregat yang tinggi dan sangat sensitif terhadap erosi.

Berdasarkan pemaparan di atas, ciri-ciri tanah vulkanik yang umumnya ada di Indonesia dapat ditunjukkan sebagai berikut ini:

  1. memiliki unsur hara yang tinggi karena mengandung sejumlah unsur-unsur pembentuk tanah yang terdiri dari unsur N, P, K, Fe, dan Al yang berasal dari lava gunung berapi;
  2. berwarna hitam pekat hingga keabu-abuan pada lapisan atasnya, sedangkan di lapisan bawah berwarna dari coklat, kemerahan, hingga kekuning-kuningan. Hal ini dikarenakan unsur pembentuk tanah vulkanik berasal dari material lava yang berpijar dan mengalami proses pendinginan serta pelapukan dari batuan pijar dan abu vulkanis yang panas;
  3. stuktur tanahnya masih rentan terhadap erosi karena belum mengalami proses pemadatan yang sempurna atau dapat dikatakan tanah vulkanik merupakan jenis tanah muda di bagian permukaan atasnya;
  4. cocok dan sesuai untuk lahan pertanian dan perkebunan karena memiliki unsur hara yang tinggi;
  5. unsur pH tanah yang asam, berkisar antara 4-7;
  6. bersifat gembur dan mudah terurai; dan
  7. persebarannya terdapat di seluruh permukaan gunung berapi.

Dalam pemanfaatannya, tanah vulkanik sangat berguna sekali dalam menunjang bidang pertanian dan perkebunan serta tanah vulkanik ini juga sesuai untuk campuran bahan bangunan.