Categories
Geologi

6 Proses Endogenik dan Penjelasannya

Salah satu cabang ilmu geografi yakni geologi. Cabang ilmu ini mempelajari tentang keragaman bentuk muka bumi akibat adanya tenaga dari dalam bumi. Dalam pembahasan geologi ada yang disebut dengan proses endogenik. Proses endogenik mengacu pada proses pembentukan muka bumi yang berkaitan dengan tenaga yang berasal dari dalam bumi atau tenaga endogen (baca : Macam Macam Tenaga Endogen). Proses endogenik tersebut meliputi :

1. Proses Pergerakan oleh Gerak Epirogenetik

Proses pergerakan yang disebabkan oleh gerak epirogenetik mengacu pada pada proses naik turunnya kerak bumi sehingga membentuk berbagai bentuk- bentuk muka bumi seperti gunung, tanah retak dan bergesernya lapisan bumi. Gerak epirogenetik ini terbagi menjadi 2 jenis yakni epirogenetik positif dan epirogenetik negatif. Pergerakan kedua jenis tersebut relatif cepat.

2. Proses Pergerakan oleh Gerak Orogenetik

Proses pergerakan yang disebabkan oleh gerak orogenetik mengacu pada terjadinya tabrakan antara dua atau beberapa lempeng benua sehingga membentuk berbagai relief permukaan bumi seperti pembentukan rangkaian pegunungan, lipatan (baca : Macam Macam Lipatan)  dan patahan kulit bumi (baca : Bentuk Bentuk Patahan).

Contoh rangkaian pegunungan yang terbentuk karena gerak orogentik ini adalah Pegunungan- pegunungan tua seperti Pegunungan Ural dan Allegani yang terbentuk pada zaman Primer. Ada juga pegunungan yang terbentuk pada zaman terseier yakni Pegunungan Mediterania dan Sirkum Pasifik.

3. Pembentukan Gunung Berapi

Pembentukan gunung berapi berkaitan dengan aktivitas vulkanisme, yakni naiknya magma menuju permukaan bumi (baca : Pengertian Magma). Pada aktivitas magma, ada yang disebut dengan intrusi magma dan ektrusi magma. Intrusi magma dapat membentuk batuan beku intrusif, sedangkan kegiatan ektrusi magma dapat membentuk batuan beku ektrusif.

Ketika terjadi letusan gunung berapi maka akan terjadi erupsi magma. Berdasarkan bentuknya, erupsi terbagi menjadi 3 yakni erupsi linier, erupsi sentral dan erupsi areal.

  • Erupsi linier – Pada erupsi ini, magma keluar melalui retakan kulit bumi sehingga membentuk deretan gunung berapi.
  • Erupsi sentral – Pada erupsi sentral, magma keluar dari sebuah lubang dan membentuk gunung- gunung yang letaknya tidak saling berdekatan atau sendiri- sendiri. Contohnya Gunung Krakatau dan Gunung Maona Loa.
  • Erupsi areal – Pada erupsi areal, magma berada pada posisi yang berdekatan dengan permukaan bumi sehingga disebut roofing. Gunung api dengan jenis erupsi areal terdapat di negara Kolombia, Argentina dan Ethiopia.

Beberapa bagian yang terbentuk setelah meletusnya gunung berapi yaitu lava, kaldera, danau vulkanik dan lain sebagainya.

4. Pembentukan Batuan

Pembentukan jenis- jenis batuan tertentu seperti batuan beku dan batuan metamorf berkaitan erat dengan tenaga yang berasal dari dalam bumi. Aktivitas vulkanisme dan proses kompresi yang terjadi di dalam kerak bumi akan menghasilkan jenis- jenis batuan penyusun lapisan bumi. Aktivitas vulkanisme yang mempengaruhi pembentukan batuan yaitu berupa proses intruksi magma dan ekstrusi magma. Kedua proses tersebut akan membentuk batuan beku luar maupun batuan beku dalam.

Sementara batuan metamorf dibentuk dari proses perubahan batuan beku. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, waktu dan adanya tekanan (baca : Proses Terbentuknya Batuan Metamorf). Batuan metamorf terbagi menjadi 3 jenis yakni batuan metamorf kontak, batuan metamorf dynamo dan batuan metamorf pneumatolitis kontak.

5. Gempa Bumi

Gempa bumi mengacu pada proses pergerakan lempeng yang terjadi secara riba- tiba akibat adanya pelepasan energi dari dalam bumi. Menurut intensitasnya, gempa bumi terbagi menjadi 2 jenis yakni macroseisme dan microseisme. Macroseisme merupakan gempa bumi dengan intensitas besar dan dapat dirasakan atau diketahui tanpa menggunakan alat pendeteksi gempa bumi. Sedangkan microseisme adalah gempa bumi yang intensitasnya sangat kecil sehingga hanya dapat diketahui dengan alat pencatat gempa bumi.

Gempa bumi merambat melalui 3 getaran yakni getaran longitudinal, tranversal dan gelombang panjang. Berikut adalah penjelasannya :

  • Getaran longitudinal – Getaran jenis ini berasal dari hiposentrum dan bergerak di bawah lapisan tanah. Getaran ini bergerak dengan cepat, yakni sekitar 7 sampai 14 kilo meter per jam. Getaran longitudinal lebih dikenal dengan sebutan getaran primer karena terjadi pertama kali saat gempa berlangsung.
  • Getaran transversal – Getaran jenis ini juga berasal dari hiposentrum dan bergerak di dalam bumi. Hanya saja kecepatannya lebih rendah dari getaran longitudinal, yakni berkisar antara 4 sampai 7 kilo meter per jam. Getaran ini disebut juga dengan nama getaran sekunder karena terjadi sesaat setelah getaran primer.
  • Getaran gelombang panjang – Jika kedua getaran sebelumnya berasal dari hiposentrum, getaran gelombang panjang berasal dari episentrum yang bergerak pada permukaan bumi. Kecepatan geraknya antara 3,8 sampai 3,9 kilo meter per jam. Getaran ini memang terjadi paling terakhir tetapi jenis getaran ini lah yang menimbulkan kerusakan dan perubahan bentuk di permukaan bumi.

6. Proses Pergerakan Lempeng Benua

Proses pergerakan lempeng terjadi secara bertahap sehingga pada akhirnya membentuk benua dan lautan yang bisa dilihat saat ini. Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan yang lainnya dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yakni divergen, konvergen dan transform.

  • Batas divergen

Batas divergen terjadi pada dua buah lempeng tektonik yang bergerak saling menjauh. Ketika suatu lempeng tetonik pecah, maka lapisan litosfer akan menipis dan membelah sehingga terbentuklah batas divergen. Jika proses ini terjadi pada lempeng samudera maka akan menyebabkan pemekaran dasar laut. Sedangkan apabila terjadi pada lempeng benua, maka akan mengakibatkan terbentuknya rift valley. Pematang tengah samudera Atlantik adalah salah satu contoh batas divergen yang paling populer.

  • Batas konvergen

Batas konvergen terjadi jika dua buah lempeng tektonik tertarik ke arah kerak bumi sehingga keduanya bergerak saling mendekat satu sama lain. Suatu daerah dimana lempeng samudera terdorong ke lempeng benua disebut dengan subduction zones. Pada zona ini sering terjadi gempa. Terdapat 3 macam batas konvergen yakni batas konvergen antara lempeng benua dan lempeng samudera, batas konvergen antara dua buah lempeng samudera, dan batas konvergen antara dua buah lempeng benua.

  • Batas transform

Batas transform terjadi apabila dua buah lempeng tektonik bergerak saling bergesekan (bergerak sejajar tetapi berlawanan arah). Keduanya tidak saling menjauh ataupun saling menarik. Pada umumnya, batas transform berada di dasar laut tetapi ada juga yang berlokasi di daratan. Contoh batas konvergen yang berada di daratan yakni Sesar San Andreas di California Amerika Serikat.