Di dalam sistem tata surya, semua benda-benda langit selalu bergerak. Pergerakan benda-benda langit tersebut telah sesuai dengan orbitnya dan selalu berpusat pada Matahari. Dalam astronomi terdapat istilah aphelion dan perihelion. Apakah berbedaan antara keduanya? Berikut penjelasannya!
Aphelion
Aphelion dari bahasa Yunani yakni “apo” yang berarti jauh dan “helios” yakni Matahari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aphelion merupakan titik terjauh orbit suatu benda angkasa dari Matahari. Aphelion juga dapat diartikan sebagai sebuah kondisi benda-benda langit atau planet yang berada pada titik terjauh dari Matahari.
Hal ini juga berlaku pada planet Bumi yang juga mengalami aphelion terhadap Matahari. Ketika sedang mengalami aphelion, jarak Bumi dengan Matahari rata-rata mencapai 152,1 juta kilometer dan ini terjadi pada sekitar bulan Juli.
Perlu diketahui juga jika planet Bumi mengalami peristiwa aphelion sekali dalam setahun dan kejadian tersebut hanya berlangsung selama 14 hari setelah titik balik Matahari pada Juni. Hal tersebut menjadi pertanda hari pertama musim panas pada Belahan Bumi Utara dan juga musim dingin di Belahan Bumi Selatan.
Dampak Aphelion
Sebenarnya akibat atau dampak yang disebabkan oleh aphelion tidak serta merta menyebabkan penurunan suhu Bumi akibat berada jauh dari Matahari. Akan tetapi ternyata terdapat dampak tidak langsung akibat adanya aphelion pada Bumi.
Dampak tidak langsung ini yaitu pergerakan planet Bumi menjadi sedikit lebih lambat. Akibatnya musim panas pada belahan Bumi bagian utara (BBU) dan musim dingin di belahan Bumi bagian selatan (BBS) hampir 5 hari lebih lama.
Perihelion
Perihelion juga berasal dari dua kata berbahasa Yunani yakni “peri” yang berarti dekat dan “helios” yakni Matahari. Jadi dapat disimpulkan jika perihelios adalah titik orbit benda-benda luar angkasa terdekat dengan Matahari.
Planet Bumi tidak hanya mengalami aphelion saja namun juga perihelion. Pada saat mengalami perihelion, rata-rata jarak terdekat antara Bumi dengan Matahari mencapai 147,1 juta kilometer dan terjadi sekitar bulan Januari atau terjadi sekitar 2 minggu setelah titik balik Matahari pada bulan Desember.
Dampak Perihelion
Sama seperti aphelion, saat Bumi mengalami perihelion tidak ada dampak yang berarti seperti kenaikkan suhu karena jaraknya dekat dengan Matahari. Namun ketika Bumi berada pada jarak terdekat dengan Matahari, planet Bumi bergerak lebih cepat dengan kecepatan hampir mencapai 30,3 km/detik, atau sekitar 1 km/detik lebih cepat dibandingkan saat berada pada titik terjauh (aphelion).
Meskipun demikian, dampak perihelion dapat dirasakan secara tidak langsung yakni dengan berlangsungnya lebih cepat untuk musim dingin di Belahan Bumi Utara (BBU) dan musim panas pada Belahan Bumi Selatan.
Mengapa Aphelion dan Perihelion Dapat Terjadi?
Dari rincian di atas diketahui jika aphelion dan perihelion dapat terjadi pada waktu tertentu saja. Hal ini dapat dijelaskan pada Hukum Kepler I yang berisi bahwa seluruh planet, komet, dan asteroid yang berada di tata surya mempunyai orbit berbentuk elips untuk mengelilingi Matahari.
Seluruh planet termasuk planet Bumi tentu memiliki orbit berbentuk elips. Bentuk orbit dengan bentuk elips tersebut diakibatkan karena adanya daya gravitasi antara Bumi dengan Matahari. Oleh karena itu, orbit atau lintasan untuk benda-benda luar angkasa mempunyai titik terdekat (perihelion) dan titik terjauh (aphelion) dari Matahari.
Jika dirata-rata jarak antara Matahari dengan Bumi mencapai 149 juta kilometer. Sedangkan saat terjadi perubahan posisi dari aphelion menjadi perihelion atau sebaliknya, hanya mengubah sekitar 5 juta kilometer atau sekitar 3% dari jarak total antara Bumi dengan Matahari.
Meskipun demikian jarak 5 juta kilometer tersebut termasuk skala sangat kecil jika dibandingkan menggunakan skala tata surya dengan rentang hingga 18,3 miliar km. Perbedaan jarak 5 juta kilometer tersebut tentu hanya membuat perbedaan kecil dalam jumlah energi Matahari yang masuk dan tentunya sangat kecil dalam mempengaruhi variabel cuaca.