Categories
Fenomena Alam

Mengenal Fenomena Apogee Dan Dampaknya

Seiring berjalannya waktu, teknologi dan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan. Meskipun begitu alam semesta tetap memiliki berjuta rahasia yang hingga kini keberadaannya masih menjadi misteri. Namun tidak sedikit beragam fenomena alam yang telah berhasil terungkap dan terpecahkan sehingga diterima oleh pikiran manusia.

Fenomena lingkaran peri, fenomena telur es di Finlandia, fenomena bulan hitam, fenomena batu bertumpuk, dan masih banyak fenomena alam lain yang telah berhasil diketahui penyebabnya. Pada kesempatan ini akan dibahas mengenai salah satu fenomena alam yang berhubungan dengan sistem tata surya, yakni fenomena apogee.

Apa itu Fenomena Apogee?

Fenomena apogee merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi ketika Bulan berada pada titik terjauh dari planet Bumi. Fenomena alam ini ternyata dapat terjadi berulang kali dan dapat disaksikan oleh mata telanjang sekalipun.

Fenomena apogee ini ternyata dapat dijelaskan secara ilmiah. Seperti yang diketahui jika orbit Bulan sebenarnya bukanlah bulat, melainkan berbentuk lonjong. Sehingga ada kalanya saat Bulan sedang mengelilingi Bumi, posisi Bulan dapat dekat dengan planet Bumi (perigee) atau berada pada titik terjauh dari Bumi (apogee).

Dampak Dari Fenomena Apogee

Fenomena apogee sendiri sebenarnya tidak memberikan dampak apapun terhadap planet Bumi. Akan tetapi pada di wilayah tertentu terutama yang memiliki kawasan perairan, fenomena apogee menyebabkan surut di sejumlah perairan yang menyebabkan permukaan air berada pada titik rendah.

Posisi Bulan yang jauh dari planet Bumi menyebabkan gaya gravitasinya menjadi melemah. Sebab pada saat terjadi apogee membuat posisi Bulan berada sangat jauh dari Bumi yakni berkisar 404.158 km (pusat Bumi ke pusat Bulan).

Saat terjadi apogee, Bulan terlihat lebih kecil, dengan diameter akan tampak sekitar 29,56 menit bujur dengan tingkat iluminasi mencapai 51,8 persen. Selain itu, pada saat terjadinya fenomena apogee Bulan berada di konstelasi Pisces serta dapat diamati dengan mata telanjang atau tanpa bantuan teropong sekalipun dengan ketinggian 39,3 di atas ufuk arah timur, tepatnya pada titik 80,3 derajat.

Kejadian Fenomena Apogee

Fenomena apogee terjadi di setiap bulan. Sedangkan waktu terjadinya apogee berbeda-beda di setiap tempat, tergantung dari letak geografisnya. Malam hari merupakan waktu yang tepat untuk melihat Bulan karena langit yang gelap, namun fenomena apogee sendiri ternyata dapat terjadi pada pagi, siang, atau sore hari.

Di Indonesia tercatat jika fenomena apogee pada bulan Maret 2021 terjadi pada tanggal 18. Diprediksi fenomena apogee terjadi pada pukul 12.09 WIB, 15.09 WITA, atau 14.09 WIT. Akan tetapi, fenomena apogee baru dapat disaksikan sekitar pukul 09.30 waktu setempat, dari arah timur ke timur laut.

Kemudian akan terakumulasi di arah utara sekitar pukul 15.30 dan terbenam di arah barat sampai dengan barat laut pada pukul 21.30 setempat.

Selain fenomena apogee, Bulan juga mengalami fenomena lain yakni perigee. Fenomena perigee merupakan kondisi Bulan saat berada pada titik terdekat dengan planet Bumi, hal ini tentu disebabkan oleh orbit bulan yang berbentuk elips.

Pada bulan Maret 2021, perigee terjadi sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 2 pukul 12.26 WIB dan tanggal 30 Maret. Untuk fenomena perigee di awal bulan Maret berlangsung selama 2 hari yakni tanggal 1 Maret pukul 20.15 waktu setempat hingga keesokan paginya pada pukul 02.10 dini hari. Sedangkan untuk tanggal 2 Maret, fenomena perigee terjadi pada pukul 21.00 waktu setempat dan dapat dilihat dari arah timur.