Alam tidak henti – hentinya memberikan keindahan dan pesonanya yang terkadang sulit untuk diterima oleh akal sehat manapun. Dahulu banyak orang mengaitkan beberapa kejadian atau fenomena alam dengan hal – hal mistis. Seiring berjalannya waktu manusia mulai menyelidiki dan meneliti semua kejadian tersebut secara ilmiah dan saintik agar diterima oleh akal manusia. Sebut saja fenomena alam gunung pelangi, fenomena alam caping gunung, hingga embun salju di Dieng semua fenomena alam tersebut sudah dapat dijelaskan secara ilmiah dan berdasarkan beberapa teori.
Di Indonesia sendiri pernah muncul suatu kejadian berupa ditemukannya batu – batu yang disusun secara bertumpuk di sebuah aliran sungai di Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cidahu, Sukabumi. Banyak orang di sekitar yang percaya jika kemunculan batu – batu tersebut berkaitan dengan peristiwa gerhana bulan total yang terjadi malam itu. Namun tidak sedikit yang percaya jika batu tersebut disusun oleh makhluk gaib. Setelah dilakukan penyelidikan ternyata tumpukan batu – batu tersebut bukanlah bagian dari kejadian mistis, namun sebuah karya seni yang dikenal dengan sebutan balancing art.
Balancing art merupakan teknik menumpuk batu pada titik tertentu hingga membentuk susunan vertikal maupun horizontal tanpa membuatnya jatuh. Susunan batuan yang terjadi di Sukabumi tersebut dilakukan oleh seorang pria yang bernama Rahmat Apandi. Diketahui jika Rahmat adalah seorang pemulung yang cukup sering mencari sampah di aliran Sungai Cidahu, tempat ditemukannya tumpukan batuan. Rahmat sendiri tidak mengetahui jika hasil karyanya tersebut merupakan bentuk karya seni yang bernama balancing art dan juga membuat keresahan warga sekitar.
Di beberapa bagian belahan bumi fenomena batu bertumpuk juga banyak ditemukan. Hanya saja yang membedakan dengan balancing art yaitu dari proses pembuatan. Tumpukan batuan – batuan yang berukuran sangat besar tersebut berdiri secara vertikal dan masih bertahan hingga saat ini. Fenomena tersebut sudah tentu bukanlah hasil karya manusia, beberapa faktor alam sangat berperan penting hingga terbentuklah susunan batuan dengan berbagai macam ukuran dan bentuk.
Sebagian besar batu yang ditumpuk tersebut terjadi akibat adanya proses alam berupa abrasi ataupun erosi. Erosi pada batuan tersebut bisa disebabkan oleh air, angin ataupun lelehan es yang sering terjadi pada bagian bawah batuan dibandingkan dengan bagian atas batuan. Terlebih lagi jika batuan tersebut berada di kawasan gurun, pengkikisan batuan akan lebih seiring disebabkan oleh angin. Angin yang berhembus membawa partikel – partikel batuan tajam dan mengesek permukaan batuan yang lunak, terutama pada bagian bawah batuan. Meskipun hanya sebagian kecil dari batuan yang tergerus atau terkikis, namun proses tersebut setidaknya berlangsung selama jutaan tahun hingga akhirnya menyisakan sebagian kecil batuan yang berada di bawah yang menahan batuan berukuran besar di atasnya. Tidak hanya itu saja, fenomena batu bertumpuk juga bisa disebabkan oleh percampuran dari beberapa proses seperti air yang beku di antara batuan dengan erosi melalui media lainnya. Secara umum proses terbentuknya balancing rock atau batu bertumpuk tersebut terbagi menjadi 4 katagori, yaitu:
- Glacial Erratic, merupakan proses di mana batuan besar bergerak dan berkumpul yang disebabkan oleh gletser atau es yang mengapung dan berhenti di atas tanah, batuan dasar ataupun batuan besar lainnya
- Perched Block/Perched Boulder merupakan bagian patahan batuan yang biasanya diangkut oleh gletser hingga akhirnya batuan tersebut berhenti atau tersangkut di daerah perbukitan. Sebagian perched block tidak disebabkan oleh gletser, batuan tersebut bisa disebabkan karena terjatuh dari atas gunung, daratan miring dan lain sebagainya.
- Erosional Remnant, pembentukan batuan yang disebabkan oleh adanya angin, air ataupun erosi kimia. Sekilas batuan bertumpuk tersebut mirip dengan glacial erratic namun tidak adanya proses pengangkutan. Hanya batuan dasarnya saja yang mengalami pengkikisan.
- Pedestal Rock/Mushroom Rock sebenarnya bukanlah batuan bertumpuk atau balancing rock yang sebenarnya. Awalnya adalah sebuah batuan berukuran besar namun pada bagian bawahnya kecil dengan bagian atas berukuran besar mirip jamur. Karena adanya erosi oleh angin dan lain sebagainya, mengakibatkan bagian bawah batu menjadi berukuran lebih kecil.
Nah, untuk memahami lebih lanjut mengenai fenomena batu bertumpuk tersebut, berikut ini beberapa contoh batu bertumpuk dari berbagai tempat di dunia.
- Balancing Rock, Utah
Di Amerika Serikat tepatnya di Taman Nasional Arches, Utah terdapat sebuah batu bertumpuk yang sangat terkenal di tempat tersebut. Batu bertumpuk ini bisa ditemukan sekitar 9 mil dari pintu masuk taman nasional. Diketahui jika tinggi batu bertumpuk tersebut mencapai 39 meter dengan bagian batu atasnya mempunyai tinggi sekitar 16,75 meter. Batu bertumpuk tersebut tidaklah sendiri, terdapat batuan serupa dengan ukuran yang lebih kecil bernama Chip Off The Old Block. Akan tetapi batu tersebut sudah jatuh saat musim dingin antara tahun 1975 – 1976.
- Kjeragbolten, Norwegia
Merupakan salah satu batu bertumpuk dengan posisi horizontal di dunia. Kjeragbolten adalah sebuah batu yang memiliki ukuran 5 meter kubik dan terjepit di antara gunung Kjerag dan Lysefjorden. Diperkirakan batuan tersebut sudah ada selama lebih dari ribuan tahun dan selalu menggantung di udara di ketinggian 984 meter. Namun, batuan tersebut tetap aman untuk dilewati orang sekalipun. Untuk menuju ke Kjeragbolten, pengunjung harus mendaki gunung sekitar 6 jam perjalanan, tetapi rasa lelah akan hilang karena disuguhkan pemandangan yang indah dari atas gunung berupa pemandangan tebing dan birunya danau.
- Balancing Rock Digby, Kanada
Batuan karang yang berbentuk balok persegi panjang mirip sebuah tiang ini berdiri kokoh meskipun sekitar 50% bagian batuan tergantung di udara. Tidak heran jika batu tersebut bisa jatuh kapan saja dari pinggir batuan lain di bawahnya. Balancing Rock Digby terletak di St Mary Bay, Long Island ini mempunyai tinggi batuan tersebut sekitar 9 meter dan yang menarik dari batuan ini yaitu dapat bertahan selama ratusan tahun meskipun diterjang oleh angin laut, hujan hingga badai sekalipun. Tidak heran jika batu tersebut menjadi pemandangan yang istimewa saat mengunjungi Nova Scotia.
- Idol Rock, Brimham Moor, Inggris
Batu bertumpuk yang lain terdapat di Yorkshire Utara, Inggris. Di sana tidak hanya satu namun banyak jenis batuan bertumpuk bertebaran dengan berbagai macam formasi susunan batu seperti kuda nil, gajah, jamur hingga beruang di area seluas 20 hektar. Namun yang batu susun yang terkenal bernama Idol Rock diperkirkan memiliki berat sekitar 200 ton dan hanya ditopang oleh sebuah batu berukuran kecil berbentuk piramida. Hingga saat ini fenomena batu bertumpuk tersebut masih sulit diterima oleh akal tentang bagaimana batu kecil tersebut dapat menahan bobot batu di bagian atasnya. Sebagian besar batuan tersebut terkikis oleh air, angin dan juga gletser.
- Batu Jamur, Kansas
Mushroom rock atau batu jamur ini dapat ditemukan di State Park yang berada di daerah Hills Smoky, Kansas. Diketahui jika batuan tersebut terbentuk akibat adanya proses erosi angin yang seragam dan juga pelapukan. Pada bagian atas batuan mengandung pasir besi Dakota sehingga tidak mengalami proses pelapukan karena kandungan material di dalam batuan lebih keras sedangkan bagian bawah batu mempunyai tekstur lebih lembut dan mudah terkikis oleh angin sehingga terciptalah batuan mirip jamur. Mushroom rock biasanya ditemukan di daerah kering atau arid seperti gurun.
- Chiremba Balancing Rock, Zimbabwe
Salah satu negara yang berada di Benua Afrika ini mempunyai banyak balancing rock, namun yang paling terkenal yaitu Chiremba Balancing Rock yang terdapat di mata uang Zimbabwe. Chiremba Balancing Rock terletak sekitar 13 km dari Harare, Epworth. Batu – batu seimbang tersebut digunakan sebagai tema metafora untuk menjelaskan pentingnya pembangunan serta melestarikan lingkungan. Tipe batuan ini mempunyai karakteristik yang sama seperti yang ada di Prancis, yaitu terbentuk akibat adanya aktivitas angin dan cuaca selama jutaan tahun.
- El Torcal de Antequera, Andalusia, Spanyol
El Torcal de Antequera termasuk kelompok batuan kapus yang tersusun mirip seperti pancake yang bertumpuk. Batu tersebut diakibatkan adanya proses erosi selama jutaan tahun yang lalu. Karena bentuknya yang unik tidak heran jika tempat ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Meskipun demikian, pemerintah setempat tidak mengizinkan siapapun untuk berdiri di atas batuan tersebut.
Demikian penjelasan dari fenomena batu bertumpuk yang bisa kalian dapatkan. Semoga informasi ini bisa memberikan manfaat dan menambah pengetahuan.