Bumi (baca: kerak Bumi) adalah tempat dimana berbagai makhluk hidup dan menjalankan aktifitasnya sehari- hari. ada berbagai macam komponen yang akan kita temukan di Bumi (baca: inti Bumi). Komponen- komponen yang ada di Bumi tersebut bukan hanya komponen yang hidup saja, namun juga komponen yang tidak hidup. Komponen- komponen yang hidup dan tidak hidup ini saling berdampingan dan saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Komponen hidup sering disebut dengan komponen biotik, dan komponen yang mati sering juga disebut dengan komponen abiotik. Komponen hidup abiotik contohnya adalah manusia, binatang, tumbuh- tumbuhan maupun berbagai macam mikroorganisme. Sementara komponen abiotik diantaranya adalah elemen- elemen seperti tanah (baca: jenis-jenis tanah), udara (baca: polusi udara), cahaya matahari (baca: bagian- bagian matahari), kelembaban, batuan, dan lain sebagainya.
Sebagai penghuni Bumi, ada banyak sekali kejadian atau peristiwa yang dialami oleh berbagai makhluk penghuni Bumi ini. Banyak sekali siklus yang dapat kita temui di Bumi. Salah satu siklus yang dialami oleh komponen Bumi adalah batuan (baca: terjadinya siklus batuan). Batuan dapat berubah bentuk menjadi tanah setelah sekian lama dan karena beberapa hal tertentu. Hal ini dinamakan dengan pelapukan. Pelapukan hampir terjadi di banyak komponen, tidak hanya batuan saja. Bahkan kita, manusia juga akan mengalami pelapukan.
Semua makhluk hidup (manusia, binatang, dan tumbuhan) apabila telah mati, maka akan mengalami pelapukan pada jasadnya. Jasad manusia apabila telah dikubur maka dalam jangka waktu tertentu akan melebur menjadi tanah. Demikian halnya dengan binatang dan juga tumbuh- tumbuhan. Selain makhluk hidup, ada beberapa benda mati yang juga mengalami pelapukan. Namun kata pelapukan ini sebenarnya memang hanya digunakan untuk menguraikan umur batuan.
Pengertian Pelapukan
Kita telah membicarakan mengenai pelapukan sebelumnya. Lalu, apa itu pelapukan? Berbicara mengenai pelapukan rasanya tidak lengkap tanpa memahami makna pelapukan yang sebenarnya. Yang dinamakan pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimiawi, maupun secara biologis. Selain pengertian tersebut, pelapukan juga dapat dijelaskan sebagai proses perubahan komposisi dan pemecahan batuan atau material- material lainnya yang terjadi di atas permukaan Bumi akibat adanya proses secara fisika, kimia, maupun biologi.
Pelapukan ini merupakan proses alami yang bekerja menghancurkan batuan menjadi tanah. Pengertian lain mmengenai pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan juga material tanah pada atau dekat dengan permukaan Bumi yang disebabkan proses fisika, kimia, maupun biologi. Adapun proses pelapukan ini terjadi dalam waktu yang sangat lama. Selain sangat dipengaruhi oleh waktu, adanya pelapukan batuan (baca: batuan penyusun Bumi) ini juga dipengaruhi berbagai macam faktor lainnya.
Jenis- jenis Pelapukan
Pelapukan merupakan proses berubahnya batuan menjadi tanah secara alamiah melalui proses kimia, fisika atau biologi. Pelapukan yang terjadi secara alami ini terdiri atas berbagai macam jenis. Secara umum, jenis- jenis pelapukan ini terdiri atas 3 macam, yaitu pelapukan fisika, kimia, dan biologi atau organik. Penjelasan mengenai masing- masing jenis pelapukan ini adalah sebagai berikut:
- Pelapukan Fisika
Jenis pelapukan yang pertama adalah pelapukan fisika. Pelapukan fisika merupakan pelapukan yang sering disebut sebagai pelapukan mekanik. Pelapukan fisika adalah proses pelapukan dari batuan yang diakibatkan adanya pengaruh faktor fisik pada batuan. Ada faktor utama yang paling berperan dalam pelapukan ini. Faktor yang paling dominan tersebut adalah suhu udara, tekanan, dan juga kristalisasi garam.
Pelapukan fisika ini juga dikenal sebagai pelapukan yang disebabkan oleh adanya perubahan suhu atau iklim. Jenis pelapukan fisika ini hanya bisa ditemukan di daerah yang mempunyai iklim ekstrim, seperti sub tropis, gurun (baca: gurun terbesar di dunia), pesisir pantai (baca: manfaat pantai), dan daerah- daerah yang mempunyai topografi yang curam. Adapun beberapa contoh pelapukan fisika ini antara lain adalah sebagai berikut:
- Melapuknya batuan di daerah gurun akibat adanya perubahan cuaca harian secara ekstrim. Suhu udara tinggi pada siang hari akan membuat batuan memuai, kemudian pada malam hari suhu udara akan turun dan membuat batuan menjadi mengkerut. Karena proses ini berlangsung secara berulang- ulang akan memungkinkan ikatan mineral dalam batuan mengalami pelemahan sehingga pada akhirnya batuan akan hancur menjadi beberapa bagian.
- Kristalisasi air garam yang terjadi pada batuan di pantai. Kristalisasi garam yang terjadi pada pori batuan di sekitar ekosistem pantai akan menekan batuan secara endogen sehingga akan memunculkan kemungkinan batuan akan pecah.
- Pelapukan Kimia
Jenis pelapukan yang selanjutnya adalah pelapukan kimia. Pelapukan kimia merupakan proses pelapukan yang diakibatkan perubahan struktur kimiawi yang ada pada batuan melalui reaksi tertentu. Dalam pelapukan kimia ini, reaksi yang terjadi pada proses pelapukan dibedakan menjadi tiga macam. 3 macam reaksi yang terjadi pada pelapukan kimia ini antara lain adalah solution, hidrolisis, dan oksidasi. Adapun beberapa contoh pelapukan kimia ini antara lain adalah sebagai berikut:
- Hidrolisis air hujan yang akan mengakibatkan naiknya tingkat keasaman di sekitar batuan. Ion H+ yang muncul akan memungkinkan terjadinya korosi pada batuan.
- Oksidasi yang terjadi pada batuan yang kaya mineral besi akan memungkinkan ikatan mineral di permukaan batuan menjadi lemah dan pada akhirnya mengalami pelapukan.
- Proses pelarutan batuan kapur gamping akibat reaksinya terhadap air (baca: jenis air).
Berbicara mengenai pelapukan kimia, kita akan mengenal adanya 4 proses yang termasuk dalam pelapukan kimia. Adapun 4 proses tersebut antara lain adalah:
- Hidrasi, yaitu proses batuan yang mengikat batuan di atas permukaan saja.
- Hidrolisa, yaitu peroses penguraian air atas unsur- unsurnya menjadi ion- ion yang bersifat positif dan negatif.
- Oksidasi, yaitu proses pengkaratan besi.
- Karbonasi, yaitu pelapukan batuan yang disebabkan karena karbondioksida.
Itulah beberapa proses yang akan kita temukan dalam pelapukan batuan secara kimiawi. Proses tersebut hanya akan kita temui pada pelapukan yang bersifat kimiawi saja.
- Pelapukan Biologi atau Organik
Jenis pelapukan yang selanjutnya adalah pelapukan biologi atau pelapukan organik. Pelapukan biologi merupakan jenis pelapukan batuan yang dilakukan oleh organisme melalui aktivitasnya di sekitar lingkungan batuan tersebut berada. Dengan kata lain pelapukan biologi ini terjadi karena disebabkan oleh makhluk hidup. Pelapukan ini terjadi karena adanya peranan organisme- organisme tertentu.
Adapun organisme- organisme yang berperan dalam pelapukan ini antara lain berupa binatang, tumbuhan, jamur, bakteri, atau bahkan manusia. Proses pelapukan biologi atau organik ini melibatkan 2 cara, yaitu cara biokimia dan cara mekanis. Adapun contoh pelapukan secara biologi atau organik ini antara lain adalah:
- Penetrasi akar tumbuhan ke dalam sela- sela batuan akan menekan batuan tersebut, sehingga akan mengalami perpecahan.
- Adanya lumut di atas batuan. Tumbuhnya lumut di permukaan batuan memungkinkan batuan mengalami degradasi. Kelembapan di permukaan batuan akibat adanya proses penyerapan akar disertai dengan tingginya pH di sekitar permukaan batuan akan membuat permukaan batuan tersebut mengalami korosi.
Itulah beberapa jenis dari pelapukan batuan yang terdiri atas pelapukan kimiawi, pelapukan fisika dan juga pelapukan boilogi atau organik. Dari uraian di atas kita mengetahui bahwa pelapukan batuan bisa terjadi dengan beberapa cara yang berbeda- beda.
Faktor- faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Pelapukan
Sudah dikatakan sebelumnya bahwasannya mengenai pelapukan ini terjadi karena adanya berbagai macam faktor. Setidaknya ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya pelapukan, antara lain adalah sebagai berikut:
- Waktu
Faktor yang sangat erat dan sangat identik dengan peristiwa pelapukan adalah waktu. Sering orang- orang mengatakan bahwasannya pelapukan ini terjadi karena sebuah batuan sudah terlalu lama atau terlalu tua, hingga akhirnya batuan tersebut megalami pelapukan. Bahkan waktu merupakan faktor pertama yang akan digunakan sebagai alasan mengapa pelapukan tersebut terjadi.
Memang benar, sebuah batuan akan mengalami pelapukan setelah batuan tersebut berumur lama atau tua. Hal ini akan menyebabkan tingkat kepadatan batuan menjadi menurun dan batuan tersebut akan mengalami pelapukan hingga pada akhirnya menjadi tanah (baca: ciri tanah yang subur dan tidak subur).
- Jenis batuan dan struktur batuan tersebut
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi terjadinya pelapukan batuan adalah jenis batuan dan strukturnya. Telah kita ketahui bersama bahwasannya batuan di dunia ini memiliki berbagai macam jenis batuan yabg berbeda- beda antara satu dengan yang lainnya. Kemudian mengenai struktur batuan, yaitu sifat fisik dan sifat kimia yang dimiliki oleh batuan itu sendiri. Sifat fisik batuan meliputi warna batuan.
Sementara sufat kimia batuan adalah unsur- unsur kimia yang terkandung di dalam batuan tersebut. Sifat kimia dan sifat fisikan yang dimiliki oleh batuan inilah yang menyebabkan adanya perbedaan daya tahan batuan terhadap pelapukan. Adapun jenis batuan yang mudah lapuk diantaranya adalah batu lempeng atau batuan sedimen. Sementara batuan yang sulit lapuk misalnya adalah batuan beku.
- Topografi
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi pelapukan adalah topografi. Keadaan topografi muka Bumi juga mempengaruhi proses terjadinya pelapukan batuan. Batuan- batuan yang berada di lereng yang curam cenderung akan mudah untuk mengalami pelapukan dibandingkan dengan batuan yang berada di tempat yang landai.
Mengapa demikian? Hal ini karena pada lereng yang curam, batuan akan sangat mudah terkikis atau terlapukkan karena akan langsung bersetuhan dengan cuaca di sekitar batuan tersebut berada. Tetapi pada lereng yang landai atau rata, batuan akan terselimuti oleh berbagai macam endapan yang pada akhirnya akan memperlambat proses pelapukan batuan tersebut.
- Organisme
Faktor selanjutnya yang akan mempengaruhi proses pelapukan adalah adanya organisme. Organisme marupakan hal yang cukup penting dalam proses pelapukan, seperti halnya dengan proses penguraian tumbuh- tumbuhan secara alami.
- Iklim dan cuaca
Faktor selanjutnya yang sangat kuat kaitannya dengan pelapukan adalah mengenai cuaca dan juga iklim (baca: iklim di Indonesia). Unsur- unsur cuaca dan juga iklim yang akan mempengaruhi proses pelapukan antara lain adalah suhu udara, curah hujan, sinar matahari, angin, dan lain sebagainya. Di daerah yang memiliki iklim lembab dan juga panas, batuan akan cepat mengalami proses pelapukan. Selain itu pergantian antara siang dan juga malam yang dingin akan semakin membuat pelapukan mudah terjadi, apabila hal ini dibandingkan dengan daerah yang memiliki iklim dingin.
- Keadaan vegetasi
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi adanya pelapukan adalah keadaan vegetasi. Vegetasi atau tumbuh- tumbuhan juga merupakan hal yang sangat mempengaruhi proses pelapukan. Hal ini disebabkan akar- akar tumbuhan tersebut dapat menembus celah- celah batuan. Apabila akar- akar tersebut semakin membesar maka kekuatannya akan semakin besar pula dalam menerobos batuan. Selain akar- akar, serasah dedaunan yang gugur juga akan membantu mempercepat batuan melapuk. Hal ini disebabkan karena serasah batuan mengandung zat- zat asam arang dan juga humus yang dapat merusak kekuatan pada batuan.
Itulah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya pelapukan pada batuan. Keberadaan faktor- faktor tersebut akan sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan pada batuan yang pada akhirnya akan mengubahnya menjadi tanah (baca: tanah liat). Selain adanya faktor- faktor yang mempengaruhi, tentu saja akan ditemukan pula beberapa agen yang terlibat dalam proses pelapukan ini. Lalu apa saja agen- agen yang terlibat tersebut? Beberapa agen yang berperan dalam pelapukan antara lain adalah air, es, garam, tanaman, binatang dan juga perubahan suhu.