Categories
Tanah

13 Penyebab Tanah Longsor dan Penanggulangannya

Berita tentang bencana tanah longsor sering kita dengar dari televisi atau membacanya di media cetak. Tanah longor yang terjadi tiba-tiba, membuat banyak korban berjatuhan. Untuk mengantisipasi terjadinya bencana tanah longsor, kita harus memiliki cara mencegah tanah longsor. Kita harus tahu lebih dahulu penyebab dan pencegahan terhadap bencana alam ini.

Ciri-ciri Akan Terjadi Bencana Longsor

  • Sehabis hujan, tampak retakan pada lereng
  • Kerikil berjatuhan, tebing terlihat kurang kokoh atau rapuh
  • Tiba-tiba timbul mata air baru
  • Genangan air saat musim hujan akan lenyap saat akan terjadi longsor
  • Pintu maupun jendela sukar terbuka
  • Pepohonan tampak miring
  • Halaman rumah atau dalam rumah yang mendadak ambles

Nah, berikut adalah penjelasan mengenai penyebab tanah longsor :

1. Tingginya curah hujan – Curah hujan yang tinggi adalah salah satu penyebab terjadinya bencana longsor. Ketika musim kemarau panjang, tanah akan kering dan membentuk pori-pori tanah (rongga tanah) dan selanjutnya terjadi keretakan pada tanah tersebut. Apabila hujan datang, otomatis air hujan akan masuk ke dalam rongga tanah atau pori-pori tanah yang terbuka tadi. Air hujan yang telah memenuhi rongga, menyebabkan terjadinya pergeseran tanah. Yang akhirnya mengakibatkan longsor dan erosi tanah.

2. Hancurnya bebatuan – Batu yang rentan longsor adalah bebatuan yang berada di lereng, dengan jenis batu yaitu sedimen kecil dan batuan endapan yang berasal dari gunung berapi. Biasanya batu di lereng itu sifatnya lapuk atau tidak memiliki kekuatan dan mudah hancur menjadi tanah, inilah pemicu terjadinya tanah longsor.

3. Tumpukan sampah – Sampah yang menumpuk tidak hanya menjadi penyebab banjir, akan tetapi juga tanah longsor. Ya, sampah sebagai pemicu longsor bila sampah tersebut telah menggunung ditambah dengan tekanan dari air hujan berintensitas tinggi.

4. Hutan gundul – Penebangan hutan secara liar yang mengakibatkan memberikan dampak akibat hutan gundul dapat berdampak pada terjadinya bencana longsor. Seperti kita tahu, pohon-pohon yang ada di lereng bukit atau pepohonan di hutan sekitar, akarnya bemanfaat untuk menyimpan air dan memperkuat struktur tanah. Sehingga tanah akan tetap kokoh dan tidak longsor.

5. Getaran – Getaran kecil yang disebabkan oleh lalu lintas kendaraan di sekitar lereng perbukitan, tidak secara langsung mengakibatkan tanah jadi longsor. Tetapi berproses, pertama jalanan di lereng bukit yang sering dilewati kendaraan perlahan akan mengalami keretakan yang jika dibiarkan, lama-lama akan longsor. Sementara getaran besar yang langsung menyebabkan tanah longsor antara lain diakibatkan oleh bahan peledak atau gempa bumi.

6. Erosi – Erosi merupakan pengikisan tanah. Penyebabnya bermacam-macam, salah satunya adalah aliran sungai yang terus mengikis tebing di sekelilingnya. Terlebih jika tebing itu tidak memiliki penahan berupa pepohonan, maka kemungkinan besar tanah pada tebing bisa longsor. (baca : cara mencegah erosi tanah)

7. Bendungan susut – Turunnya permukaan tanah dan timbulnya retakan diakibatkan oleh penyusutan muka air danau atau bendungan dengan cepat. Penyusutan ini berdampak pula pada hilangnya gaya penahan lereng.Waduk dengan kemiringan 220o berpotensi untuk longsor.

8. Lereng dan tebing yang terjal – Proses pembentukan lereng atau tebing terjal adalah lewatnya angin dan air di sekitar lereng yang berdampak pada pengikisan lereng tersebut. Waspada jika di sekitar tempat tinggal terdapat tebing atau lereng terjal, karena rawan tanah longsor. (baca : perbedaan dataran tinggi dan dataran rendah)

9. Menumpuknya material – Banyak warga yang ingin melakukan perluasan pemukiman dengan cara menimbun lembah atau memotong tebing. Tanah yang digunakan untuk menimbun lembah, belum benar-benar padat, jadi tatkala proses terjadinya hujan tiba-tiba mengguyur dapat menimbulkan retakan dan permukaan tanah yang turun.

10. Longsoran lama – Dalam memilih daerah tempat tinggal, hindari daerah yang pernah mengalami tanah longsor karena daerah tersebut rawan longsor kembali. Tanahnya rentan gugur apalagi bila ada tekanan dari angin, air, dan lainnya.

11. Kelebihan beban – Adanya beban yang terlampau berat akan memberi tekanan pada tanah, sehingga tanah mudah longsor. Contohnya adalah adanya rumah, pemukiman di lereng, kendaraan yang lalu lalang di tikungan lembah.

12. Tanah tak padat – Tanah yang tidak padat contohnya adalah tanah liat. Sifat tanah yang pecah ketika pada pembagian musim seperti musim kemarau atau kering melanda dan lembek saat terkena curah hujan tinggi menyebabkan rawan mengalami longsor. Tanah yang kurang lebih ketebalannya 2,5 meter akan longsor jika terdapat pada kemiringan atau sudut lereng 220o.

13. Ada lahan pertanian di lereng – Penataan lahan pertanian maupun perkebunan yang buruk akan berdampak pada timbulnya bencana longsor. Tanaman pertanian dan perkebunan memiliki akar yang kecil dan tidak cukup kokoh untuk menjaga struktur tanah tetap kuat. Pepohonan ditebang seenaknya untuk membuka lahan perkebunan dan pertanian tanpa mempertimbangkan efeknya. Pepohonan yang ditebang fungsinya memperkuat tanah dan akarnya mampu menyerap air, dan untuk menghindari penyebab pemanasan global sehingga ketika curah hujan tinggi, tidak akan terjadi bencana longsor maupun banjir.

Pencegahan Bencana Tanah Longsor

  1. Hindari membangun rumah di bawah atau dekat tebing
  2. Buat sengkedan atau terasering di lereng terjal kalau membentuk pemukiman di sana
  3. Hindari buka kolam atau perkebunan di lereng yang dekat dengan pemukiman warga
  4. Apabila terlihat ada retakan, segera tutup retakan tersebut dengan tanah yang kemudian dipadatkan supaya air hujan tidak bisa menerobos celah-celah tanah
  5. Hindari pemotongan tebing jadi tegak
  6. Penebangan pohon di sekitar lereng sebaiknya jangan dilakukan
  7. Pemukiman yang didirikan di tepian sungai, rentan terkena erosi. Jadi cari daerah lain yang lebih aman bila ingin mendirikan rumah
  8. Pembuatan saluran pembuangan air (SPA) yang otomatis bisa menjadi saluran penampungan air tanah (SPAT). Saat curah hujan tengah tinggi saluran menjadi SPA, tetapi ketika intensitas hujan rendah dapat berubah menjadi SPAT (baca : manfaat curah hujan yang tinggi)
  9. Menanam jenis tanaman keras dan ringan, memiliki perakaran dalam di wilayah curam
  10. Pengembangan usaha tani ramah longsor lahan, sebagai contoh menanam hijauan makanan ternak dengan cara panen pangkas.

Tindakan ketika tanah longsor terjadi

  1. Sigap melakukan penyelamatan dan memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat pada korban. Hal ini pun dilakuan agar korban bencana tidak bertambah banyak
  2. Melakukan rehabilitasi, memulihkan kondisi korban beserta sarana dn prasarana. Contohnya keadaan ekonomi dan sosial, termasuk sarana transportasi
  3. Pengkajian terhadap perkembangan tanah longsor dan cara pengendalian
  4. Bila bencana sudah susah untuk dikendalikan, maka harus menyiapkan relokasi para korban bencana longsor.

Jenis Tanaman Pengendali Longsor

Banyak jenis tanaman yang tidak kita ketahui untuk pengendali longsor yang dapat merugikan seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Jenis tanamannya memang langka, namun memiliki banyak kandungan yang bisa menjadi pengendali longsor.

Berikut adalah jenis tanaman pengendali longsor :

1. Pepohonan dengan sifat akar tunggang yang dalam dan banyak akar cabang

1. Pohon kemiri (Aleurites Moluccana) – Biji kemiri banyak dipakai sebagai minyak dan juga rempah-rempah. Tinggi pohon kemiri bisa sampai 40 meter. Daunnya berbentuk bulat telur atau lonjong dengan diameter sekitar 30 cm.

2. Laban (Vitex Pubescens) – Umumnya pohon laban ini memiliki tinggi 10 sampai dengan 15 meter. Laban banyak tumbuh di seluruh wilayah Indonesia, utamanya di tanah kering dan hutan-hutan. Batang yang keras dan bengkok, tak menghasilkan kayu panjang. Banyak dimanfaatkan untuk pembuatan arang dan perintis di hutan yang gundul. Karena sifat laban yang cepat tumbuh, jadi hutan dapat dengan cepat kembali normal.

3. Dlingsem (Homalium Tomentosum) – Dlingsem ini banyak dikenal orang dengan sebutan kayu batu, kayu kerbau, momala, dan melunas.

4. Bungur (Lagerstroemia Speciosa) – Bungur biasanya berbentuk perdu atau pohon. Bunga bungur apabila mekar bersamaan akan tampak sangat indah dengan warna merah jambu cerah. Pohon bungur banyak ditanam di tepi jalan raya, tepian sungai, atau halaman dan pekarangan rumah.

5. Mindi (Melia Azedarach) – Mindi adalah jenis pohon bercabang banyak yang kulit batangnya berwarna cokelat tua dan bersisik. Pohon yang bisa tumbuh hingga 20 meter ini dapat dijumpai di tepian jalan, dekat daerah pesisir, dataran tinggi maupun rendah. Pohon bisa tumbuh dengan cepat dan ditanam di wilayah beriklim tropis atau sub tropis.

6. Johar (Cassia Siamea) – Pohon yang mempunyai batang pendek lurus ini, kulit batangnya abu-abu kecokelatan. Manfaatnya adalah sebagai pohon penaung yang banyak ditanam di perkebunan kopi atau teh, dan dapat menghalangi angin.

7. Lamtoro merah (Acacia Villosa) – Lamtoro merah mengandung senyawa anti toksik dan nutrisi yaitu polifenol dan asam amino non protein (AANP).

8. Ampupu (Eucalyptus Alba) – Ampupu dapat ditemukan di wilayah Indonesia bagian timur. Ampupu dimanfaatkan sebagai kayu bakar, bahan pulp, gergajian. Pertumbuhan tanaman ini tergolong sangat cepat dan kadar minyak yang terkandung pada daun ampupu termasuk tinggi.

9. Petai Cina (Leucaena Glauca) – Tanaman berkayu dengan tinggi hingga 20 meter. Dengan akar tunggang, batang tegak lurus dan rata.

2. Pepohonan dengan sifat akar tunggang yang dalam dan akar cabang sedikit

1. Mahoni berdaun besar (Swietenia Macrophylla) – Pohon mahoni ini berfungsi sebagai penyaring udara dan dapat membuat polusi udara di lingkungan berkurang hingga 69%. Akar-akar pohon bisa menyimpan cadangan air. Buahnya dapat dimanfaatkan sebagai obat kolesterol, penyumbatan aliran darah, dan penangkal radikal bebas.

2. Rengas (Gluta Renghas) – Pohon rengas bisa mencapai ketinggian 50 meter dengan getah beracun sehingga bisa membuat kulit iritasi dan luka. Warna kulit batang merah kecokelatan, merah jingga, sampai cokelat abu-abu.

3. Jati (Tectona Grandis) – Pohon jati dapat menghasilkan kayu bermutu baik. Pohonnya mempunyai batang lurus dan tumbuh sampai 40 meter. Daunnya lebar dan besar, meranggas ketika musim kemarau.

4. Kesambi (Schleichera Oleosa) – Kesambi atau kosambi adalah pohon yang bisa tumbuh pada daerah yang kering. Dapat menghasilkan minyak. Kesambi berasal dari India.

5. Sono Kembang (Pterocarpus Indicus) – Sono kembang dapat tumbuh sangat besar di hutan rimba, sampai 40 meter. Batang bonggol dengan kulit kayu abu-abu cokelat.

6. Sono Keling (Dalbergia Sissoides) – Angsana atau sebutan lain sono keling dapat ditemui di hutan-hutan nusantara. Dengan persebaran paling banyak di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Banyak dipakai untuk perabotan rumah karena sifatnya yang kuat, indah, dan awet.

Pepohonan yang mempunyai akar tunggang dengan akar cabang sedikit, selain beberapa contoh di atas, ada pula yang lainnya. Diantaranya : Dalbergia Latifolia, Trengguli (Casia Fistula), Tayuman (Bauhinia Hirsula), Asam Jawa (Tamarindus Indicus), dan Pilang (Acacia Leucophloea).