Categories
Sungai

5 Cara Pemulihan Sungai yang Mengalami Eutrofikasi

Bagaimana cara pemulihan sungai yang mengalami eutrofikasi? Kita tahu bahwa sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Banyak orang yang sampai sekarang masih memanfaatkan air yang berasal dari sungai, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk pemanfaatan secara langsung biasanya sungai digunakan untuk mandi maupun mencuci. Sementara pemanfaatan secara tidak langsung biasanya digunakan untuk pengairan sawah maupun perkebunan. Maka dari itu, kebutuhan manusia terhadap air sungai memang tidak bisa dipisahkan.

Ada beberapa jenis sungai yang mungkin anda belum tahu. Salah satunya adalah sungai yang dibagi berdasarkan pola alirannya. Akan tetapi, semua jenis sungai yang ada sama-sama memiliki resiko terkena eutrofikasi. Lalu bagaimana cara pemulihan sungai yang mengalami eutrofikasi? Sebelum membahas lebih lanjut tentang hal tersebut, alangkah baiknya anda mengetahui apa itu sebenarnya eutrofikasi.

Eutrofikasi adalah sebuah kondisi dimana terdapat satu tumbuhan atau lebih mengalami pertumbuhan yang lebih cepat. Pertumbuhan tersebut bahkan lebih cepat dibandingkan tumbuhan yang lainnya. Proses eutrofikasi ini juga dinamakan sebagai blooming. Intinya, baik eutrofikasi maupun juga blooming merupakan dua hal yang sama, namu memiliki nama atau sebutan yang berbeda.

Biasanya eutrofikasi lebih sering terjadi terhadap tumbuhan yang berada di ekosistem air tawar, salah satunya adalah sungai dan juga danau. Eutrofikasi tersebut nanti masih dibagi lagi menjadi dua. Yang pertama dinamakan eutrofikasi cultural dan yang kedua dinamakan eutrofikasi artificial.

Sungai yang sudah mengalami eutrofikasi tentu tidak bisa dibiarkan. Ia harus segara diperbaiki ekosistemnya agar supaya kembali normal dan tidak sampai merusak ekosistem yang ada. Lalu bagaimana cara pemulihan sungai yang mengalami eutrofikasi? Berikut ini jawabannya.

1. Gunakan pupuk organik

Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan membiasakan diri untuk menggunakan pupuk organik. Kita tahu bahwa penggunaan pupuk organik lebih bermanfaat dan mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun kebanyakan malah penggunaan pupuk anorganik yang lebih dominan.

Padahal, penggunaan pupuk organik maupun juga pupuk kompos sangat bermanfaat di dalam mengurangi pencemaran air. Pencemaran tersebut biasanya disebabkan oleh fospat dan juga nitrat. Manfaat penggunaan dua jenis pupuk ini adalah untuk memulihkan kandungan mineral yang ada di dalam tanah.

Dengan begitu, maka nanti struktur tanah akan kembali bisa diperbaiki serta aerasi tanah pun akan kembali normal. Maka dari itu, mulai sekarang disarankan untuk lebih mengutamakan penggunaan pupuk organik dan juga pupuk kompos untuk menghindari terjadinya eutrofikasi pada sungai.

2. Gunakan parasitoid dan musuh alami untuk pemberantasan hama

Perlu anda bahwa penggunaan parasitoid dan musuh alami lebih aman terhadap lingkungan. Jadi, populasi dari hama akan menurun tanpa harus menyebabkan residu terhadap pestisida di dalam tanah dan juga di dalam tubuh tanaman. Selain itu pertanian organik seperti ini sudah mulai dikembangkan di berbagai negara maju.

Salah satu yang menjadi alasan adalah karena penggunaannya yang aman dan tidak menyebabkan kerusakan pada ekosistem air yang ada di sungai. Selain itu, penggunaan parasitoid bisa membuat tanaman atau produk yang dijualnya bernilai tinggi dibandingkan dengan mereka yang menggunakan pestisida. Sudah tentu hal ini membuat para petani mendapatkan keuntungan yang tinggi. Selain itu, produk yang mereka jual aman untuk dikonsumsi karena tidak menggunakan pestisida di dalam pembasmian hama.

3. Jangan gunakan bahan peledak atau racun

Cara pemulihan sungai yang mengalami eutrofikasi juga bisa anda lakukan dengan membiasakan diri untuk tidak menggunakan bahan peledak maupun juga racun ketika menangkap ikan. Penggunaan kedua hal ini sebenarnya sudah sering dilakukan oleh beberapa orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka bermaksud ingin mendapatkan hasil yang banyak tanpa mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan.

Penggunaan racun maupun bahan peledak hanya akan membuat semua organisme yang ada di dalam sungai akan mati karena sungai sudah tercemar. Selain itu, ikan yang sebenarnya belum layak untuk ditangkap malah ikut terjaring dan bahkan mati. Hal ini mengakibatkan tumbuhan atau organisme lain akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dan lebih dominan.

Dengan membiasakan diri untuk tidak menangkap dengan racun atau bahan peledak, maka ekosistem air akan berangsur membaik. Dengan begitu, kehidupan yang ada di sungai akan berjalan normal kembali dan tidak ada organisme yang tumbuh lebih cepat atau lebih dominan dibandingkan dengan yang lainnya.

4. Jangan buang limbah ke sungai

Selain mencemari air dengan racun atau bahan peledak, aktivitas manusia yang dapat merugikan ekosistem air sungai adalah pembuangan limbah secara sembarangan, atau dalam hal ini membuang limbah ke sungai. Limbah tersebut ada yang berupa limbah rumah tangga sampai dengan limbah yang dibuang oleh pabrik.

Kondisi seperti ini sudah tentu akan mengakibatkan sungai mengalami eutrofikasi. Apalagi jika limbah tersebut berasal dari pabrik yang notabene lebih berdampak buruk dan bahkan bisa menyebabkan kerusakan pada ekosistem air. Lalu apa yang harus anda lakukan? Perlu untuk melakukan pemulihan sungai.

Caranya adalah jangan lagi membuang limbah ke sungai, baik itu limbah rumah tangga maupun limbah pabrik. Selain itu, jangan sampai membuang sampah sembarangan agar supaya pengairan sungai berjalan lancar. Jika ada pihak-pihak khususnya pabrik yang membuang limbah sembarangan, maka anda harus segera melaporkannya ke warga agar nanti bisa ditindaklanjuti ke pihak berwenang.

5. Perencanaan AMDAL yang matang

Pembangunan industri yang berada di kawasan sungai maupun tidak sudah seharusnya ia memiliki perencanaan AMDAL yang baik dan matang. AMDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan sangat perlu dilakukan untuk menjaga ekosistem air maupun di sekitar pabrik tersebut agar tidak sampai mengalami masalah yang tidak diinginkan.

Bukan hanya itu saja, kawasan industri yang hendak dijadikan sebagai lokasi pendirian pabrik juga harus dipastikan bahwa lokasi tersebut sesuai dan tepat untuk pendirian industri. Beberapa pertimbangan yang dilakukan adalah jauh dari pemukiman penduduk, memiliki instalasi pengolahan limbah, dan juga harus seminimal mungkin dapat menghasilkan limbah. Dengan begitu, maka limbah pabrik tidak sampai tercemar ke sungai sehingga tidak sampai membuat sungai mengalami eutrofikasi.

Demikian penjelasan seputar bagaimana cara pemulihan sungai yang mengalami eutrofikasi. Semoga bermanfaat.